Pangeran Yang Dikutuk

Malam Pengantin **



Malam Pengantin **

0Emmelyn sangat penasaran bagaimana para pelayan sudah mendekorasi kamar pengantin mereka.     
0

Tidak satu pun saudara kandungnya yang pernah menikah di rumah, jadi ia tidak tahu seperti apa kamar pengantin mereka.     

Ketiga saudara perempuannya diminta untuk menikahi suami mereka di negeri lain.     

Emmelyn hanya datang ke sana untuk menghadiri upacara pernikahan dan tidak diizinkan melihat kamar mereka karena ia dianggap terlalu muda untuk mengetahui urusan orang dewasa.     

Ketiga saudara laki-lakinya belum menikah. Pangeran Louis bersikap acuh tak acuh soal pernikahan dan ia selalu punya alasan untuk menundanya. Sebenarnya, Gewen mengingatkan Emmelyn kepada kakak tertuanya, Louis.     

Karena ia adalah putra mahkota Wintermere, Pangeran Louis memiliki standar calon istri yang sangat tinggi yang hampir tidak mungkin dipenuhi oleh siapa pun. Itu sebabnya ia masih membujang sampai hari ia meninggal.     

Tapi Emmelyn tahu standar yang diminta kakaknya itu semua palsu. Alasan utama Louis ingin menunda pernikahan adalah karena ia seperti Gewen yang memandang rendah wanita dan hanya menganggap mereka sebagai penghangat ranjang saja.     

Kakak keduanya yang bernama Liam, dicurigai sebagai gay karena ia tidak pernah menunjukkan ketertarikan kepada wanita mana pun. Sebaliknya, ia sangat dekat dengan salah satu putra pendeta.     

Liam tidak pernah peduli bagaimana orang lain memandangnya. Karena ia bukan putra mahkota, ia lebih terbuka dan bisa melakukan apa pun yang ia inginkan dalam hidupnya.     

Killian mungkin satu-satunya pria yang baik di antara saudara laki-laki Emmelyn. Killian mencintai keluarga mereka dan merupakan anak yang berbakti.     

Itu sebabnya ia rela dikirim ke Glasswell untuk dinikahkan dengan Putri Llewelynn. Sayangnya, Wintermere kalah dalam perang sebelum pernikahan terjadi.     

Emmelyn sempat beranggapan bahwa kakaknya diusir dari Glasswell karena aliansi antara dua kerajaan sudah tidak bermakna setelah Wintermere kalah.     

Astaga... kenapa Emmelyn kini jadi memikirkan saudara laki-lakinya di malam pernikahannya? Malam ini seharusnya menjadi kesempatan yang membahagiakan baginya dan suaminya.     

Memikirkan keluarganya hanya akan membuatnya sedih dan menderita. Emmelyn sebaiknya fokus untuk memikirkan soal hidupnya bersama Mars di masa depan.     

Gadis itu lalu membuka matanya dan mencium pipi suaminya dengan lembut.     

Tepat pada saat itu, mereka telah sampai di depan pintu. Langkah Mars terhenti dan ia menoleh ke arah Emmelyn dengan senyum lebar. "Kita sudah sampai."     

Emmelyn juga tersenyum. Ia menurunkan salah satu tangannya untuk mendorong pintu hingga terbuka. Begitu mereka melihat apa yang ada di dalamnya, keduanya tersentak kaget.     

Kamar mereka adalah kamar terindah yang pernah dilihat Emmelyn. Ia langsung tahu bahwa Lily sudah berusaha keras untuk mendesain kamar pengantin mereka berdua.     

Ruangan besar itu diterangi dengan begitu banyak lilin beraroma dan mereka bisa mencium aroma yang sangat harum dan menenangkan di udara.     

Emmelyn bisa mengenali aroma musk, vanilla, dan cedar segar di antara aroma-aroma harum yang dipancarkan lilin-lilin itu.     

Ia menarik napas dalam-dalam dan mengisi paru-parunya dengan aroma paling menakjubkan dan menenangkan yang pernah ia cium.     

Ia juga berusaha keras mengingat-ingat dalam kepalanya untuk bertanya kepada Lily soal semua bahan-bahan yang ia pakai untuk menciptakan aroma ini. Pasti menyenangkan jika bisa menciptakan kembali suasana seperti ini ketika ia pulang ke Draec dan membutuhkan relaksasi selama masa kehamilannya.     

"Ini luar biasa," Emmelyn menoleh ke arah Mars dan memberi isyarat kepada pria itu untuk terus berjalan masuk.     

Saat sang pangeran masuk ke dalam ruangan dengan lilin tersebar di lantai dan meja, Mars bisa merasakan kakinya menginjak kelopak bunga.     

"Apa kau lihat?" ia berbisik kepada Emmelyn dengan suara seraknya. Emmelyn mengangguk pelan. Ia hanya tersenyum saat melihat kelopak bunga bertebaran di lantai kayu.     

Emmelyn bisa tahu Lily sangat menyukainya karena wanita itu berusaha sekuat tenaga untuk mendekorasi kamar pengantinnya karena dirinya akan menghabiskan malam pertama sebagai suami dan istri dengan pria yang dicintainya.     

"Kamar ini sangat indah," Emmelyn balas berbisik. "Aku sangat menyukainya."     

Mars berjalan menuju tempat tidur nyaman yang indah di tengah ruangan dan dengan pelan menurunkan tubuh Emmelyn di atasnya.     

Tempat tidurnya terbuat dari bahan paling lembut dan mewah dengan warna biru langit.     

Jendela di sebelahnya dihiasi dengan bunga myrtle, dan ada begitu banyak mawar dengan warna berbeda di vas di samping meja samping tempat tidur. Emmelyn merasa seperti sedang berjalan di taman yang penuh dengan bunga.     

"Rasanya seperti akan bercinta di ladang bunga," Emmelyn tertawa kecil. "Aku selalu penasaran bagaimana rasanya bercinta di tengah-tengah hamparan bunga."     

Mars terhibur saat mendengar kata-kata istrinya itu. Ia naik ke tempat tidur dan duduk di sampingnya. Tangannya menyelipkan sehelai rambut Emmelyn di belakang telinganya dan berkata, "Jadi kau pun berfantasi tentang berhubungan intim denganku di ladang bunga?"     

Emmelyn menggigit bibirnya dan menatapnya dengan senyum malu-malu. "Aku wanita yang sangat penasaran dengan banyak hal. Apakah imajinasi seperti itu sangat buruk?"     

Mars menggelengkan kepalanya dan meraih bagian belakang kepala Emmelyn dan menariknya lebih dekat untuk mencium bibirnya yang indah. "Tidak... tidak buruk sama sekali. Aku sebenarnya memikirkan hal yang sama."     

Dan ia mencium bibir Emmelyn dengan penuh gairah.     

Mereka berciuman dengan penuh gairah di tempat tidur, sementara tangan mereka langsung sibuk melepas pakaian satu sama lain.     

Mars menyukai gaun yang dikenakan Emmelyn tetapi ia lebih suka jika melihat istrinya tidak mengenakan apa pun... hehehe.     

"Aku sangat mencintaimu ..." bisik Mars saat bibirnya perlahan menjelajahi kulit Emmelyn, lalu turun dari bibir ke dagunya... lalu ke lehernya... dan saat tangannya membuka kancing gaunnya, satu demi satu.     

Begitu ia punya cukup waktu Mars menggerakkan bibir dan lidahnya lebih rendah dan akhirnya berhenti pada salah satu payudaranya.     

Emmelyn mendesah pelan saat Mars menghisap puting kanannya dengan lembut dan tangan kanan pria itu membelai puting kirinya dengan penuh kasih.     

"Ahhh..." Emmelyn menggigit bibirnya dan menatap suaminya itu dengan hati yang dipenuhi dengan banyak rasa cinta. Tangan Emmelyn yang sebelumnya ia gerakkan untuk melepaskan kemeja sang pangeran kini sudah tidak berdaya lagi.     

"Dadamu terlihat semakin indah dari hari ke hari," kata Mars saat ia mendongak dan menggodanya. "Aku rasa kau sangat cocok menjadi wanita hamil. Rasanya sangat enak dan kau juga terlihat semakin lezat di mataku…"     

Mars hanya mengatakan yang sejujurnya. Emmelyn tidak hanya terlihat lebih mempesona, ukuran payudaranya juga perlahan-lahan membesar dan menjadi lebih menarik seiring berjalannya waktu dan kehamilannya semakin terlihat.     

Jika Mars bukan putra mahkota, ia mungkin tidak akan pernah meninggalkan kamarnya di kastil untuk melakukan pekerjaannya di luar rumah. Ia justru akan menghabiskan waktu 24/7 dengan Emmelyn di tempat tidur.     

Emmelyn tidak bisa menahan senyumnya yang tampak malu-malu ketika ia mendengar godaan manis sang pangeran.     

Mereka telah bercinta berkali-kali dan menjelajahi setiap inci kulit mereka hingga mereka berdua sudah mengenali setiap bagian tubuh satu sama lain.     

Tapi Emmelyn masih suka mendengar pujian yang keluar dari bibir Mars. Apalagi saat ini dirinya merasa lebih gemuk dan tidak lagi menarik.     

Sangat sulit mencintai tubuhnya sendiri ketika ia sendiri tidak bisa mengatakan bahwa ia terlihat cantik.     

Karena itulah kata-kata pujian dari Mars dan caranya mengucapkan betapa Emmelyn selalu membuat Mars bergairah membuat hatinya bahagia.     

Emmelyn merasa ia masih dicintai dan ia masih berharga meski tubuhnya sudah berubah banyak dan akan terlihat lebih gemuk dari ini saat ia memasuki usia kehamilan yang lebih tua.     

Emmelyn tersenyum dan menarik kepala Mars lebih dekat agar ia bisa menciumnya. Ia mencintai pria ini dan ia ingin menunjukkan kepadanya betapa ia juga mencintai Mars.     

Mereka berciuman lagi. Kali ini, Mars terus membuka kancing gaunnya, dan saat ciuman itu berakhir ia dengan sigap melepas kain yang menutupi tubuh indahnya, satu per satu.     

Lilin yang berjumlah banyak dalam kamar mereka memberikan penerangan yang mempercantik penampilan tubuh telanjang Emmelyn, membuat Mars semakin terpikat dan untuk sesaat Mars hanya bisa mengagumi pemandangan di hadapannya itu.     

Pria itu lalu membelai kedua payudaranya dengan penuh kasih dan perlahan tangannya turun untuk menyentuh perutnya. Bentuknya bulat dan sedikit menonjol. Kulit Emmelyn terasa halus seperti sutra.     

Sentuhan yang Mars berikan sangat ringan dan berhati-hati seolah ia khawatir akan membangunkan bayi mereka yang sedang tidur dan beristirahat dalam rahim istrinya.     

Inilah kebahagiaan yang sesungguhnya, pikir Mars. Tepat saat itu ia menyadari tidak ada tempat lain yang lebih ia sukai selain berada di samping istrinya dan tidak ada wanita lain di dunia ini yang lebih ia cintai dibandingkan Emmelyn.     

Mars membungkuk dan membuka kaki Emmelyn dengan seringai di wajahnya. Emmelyn segera tahu apa yang akan suaminya lakukan dan ia menjilat bibirnya saat mengantisipasi aksi Mars selanjutnya.     

Emmelyn merasa lapar tapi bukan makanan yang ia inginkan.     

Ia mendambakan Mars dan sangat menginginkan pria itu malam ini.     

Segera setelah bibir dan lidah Mars sibuk memuaskan Emmelyn di bawah sana, gadis itu hanya bisa mendesah panjang dan tangannya terus mencengkram seprai. Menahan kenikmatan yang diberikan suaminya.     

Kenikmatan yang melanda tubuhnya datang dengan begitu cepat!     

Mars senang melihat trik ranjangnya selalu berhasil membuat Emmelyn bereaksi seperti ini. Seolah Emmelyn semakin memberikannya kepercayaan diri soal keterampilannya di ranjang dan Mars semakin bersemangat untuk memuaskan istrinya.     

Mars bukan Gewen yang sudah menikmati dan mencoba begitu banyak wanita hingga pria itu tahu mana yang akan membuat seorang wanita menggila di ranjang dan mana yang tidak.     

Emmelyn adalah satu-satunya gadis yang pernah bersama pangeran di ranjang dan hanya dengan gadis itu ia melatih keterampilan seksualnya.     

Mars terkadang merasa khawatir ia akan mengecewakan Emmelyn dan tidak mampu memuaskannya secara seksual, apa lagi karena ia juga tidak punya pengalaman lain sebagai perbandingannya.     

Namun, setelah berbulan-bulan bersama dan menghabiskan malam yang tak terhitung jumlahnya di tempat tidur untuk bercinta secara bergairah dengan gadis itu, Mars belum pernah melihat Emmelyn terlihat kecewa dengan apa yang ia lakukan di ranjang.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.