Purple Dawn Till Dusk : dearest through the time -INDONESIA-

BUKAN MATA-MATA, TAPI PENCURI



BUKAN MATA-MATA, TAPI PENCURI

0BUKK!     
0

Dengan suara yang kencang tutup barrel tersebut jatuh ke lantai. Senja bersusah payah untuk berdiri tapi karena itu juga, barrel tersebut kehilangan keseimbangannya dan jatuh.     

Barrel yang berisikan Senja berguling di tanah untuk beberapa saat sebelum menabrak tembok dan berguling kembali sebelum akhirnya berhenti.     

Senja kemudian mengeluarkan suara jeritan, lalu dia merangkak keluar dari barrel dengan kepala yang pusing. Seluruh tubuhnya sangat kesakitan.     

"F*ck!" dia merutuk dengan sangat keras, tapi sebelum dia dapat berdiri dengan benar, Senja dapat merasakan atmosfer yang menyesakkan di sekelilingnya. Dan rasa sesak itu sampai membuatnya gemetar.     

Perasaan ini sama seperti ada sebuah tekanan yang kuat yang diletakkan di pundaknya dan membuat Senja diam dalam posisinya semula di tanah, terlalu takut untuk mengangkat kepalanya.     

Perasaan apa ini? khawatir? Was- was? Ketakutan? Gugup? Penasaran?     

Berbagai macam perasaan mengusik inderanya. Tapi, Senja dapat mengatakan dengan pasti kalau perasaan- perasaan tersebut itu bukan milikinya. Ini hampir seperti euphoria.     

Seperti dia mendengar ceramah yang sangat emosional dan merasa tersentuh walaupun perasaan tersebut tidak akan bertahan lama, tapi biar bagaimanapun juga Senja akan merasa tersentuh dan melankolis walaupun hanya untuk sesaat.     

Perasaan ini datang di luar alam bawah sadarnya. Apa yang bisa dia lakukan sekarang adalah menarik dirinya sendiri sebelum perasaan- perasaan aneh tersebut menyeretnya lebih jauh lagi.     

Sebenarnya, dia ingin berdiri, tetapi ada sesuatu di depannya yang menarik perhatiannya. Ada banyak pasang sepatu boots yang berjejer di hadapannya.     

Kerutan di antara alisnya menjadi semakin dalam. Senja kemudian mengangkat kepalanya secara perlahan tapi, kemudian terkejut dengan apa yang dia lihat. Tanpa sadar dia jatuh kembali ke belakang.     

Apa yang dia lihat tepat di hadapannya adalah pemandangan yang sangat tidak masuk akal untuk di jelaskan. Tidak pernah terpikirkan, bahkan di dalam mimpi terliarnya kalau Senja akan melihat pemandangan yang tidak bisa dijelaskan seperti ini.     

Lima puluh? Bukan, seratus?     

Banyak orang yang berdiri di hadapannya dengan alis yang bertaut dan mulut yang sedikit terbuka. Ini adalah bukti kalau mereka juga terkejut.     

Tetapi, bagian yang paling membuat Senja terkejut adalah kenyataan bahwa mereka sedang mengenakan baju zirah para prajurit zaman kuno lengkap dengan tameng dan pedang panjang yang menggantung di sisi pinggang mereka.     

"Bloody hell! Apa ini semua?!" Senja merutuk dengan sangat keras. Dia mencengkeram dadanya dimana jantungnya berdetak dengan liar.     

"Kemana wanita tua mengirimkanku?!" Senja sangat marah sekarang.     

Karena dia akan pergi tidur, maka Senja hanya mengenakan gaun untuk tidur. Gaun tersebut tidak mempunyai lengan, jadi itu tidak layak untuk diperlihatkan di depan umum. Apalagi dengan banyaknya laki- laki di depan Senja saat ini.     

Dimana ini sebenarnya? Tempat pembuatan film?     

Di lain pihak, seratus prajurit terkejut dengan apa yang mereka lihat. Seorang wanita dengan rambut keriting panjang berwarna ungu, hanya mengenakan sehelai kain yang hampir tembus pandang di atas kulitnya yang putih mulus.     

Bahkan mereka dapat melihat tulang selangkanya dengan sangat jelas. Mata bulat gadis itu mengindikasikan rasa terkejut yang sama seperti yang mereka rasakan. Para prajurit itu menelan ludahnya dengan susah payah.     

Dalam usaha mereka dalam mengalihkan pandangannya karena kesopanan walaupun mereka penasaran, biar bagaimanapun juga tidaklah sopan untuk menatap seorang gadis, apalagi seorang gadis yang mengenakan pakaian yang sangat minim.     

Uhuk… uhuk… "… Siapa kamu?" seorang pria paruh baya menanyakan Senja, mencoba untuk fokus pada matanya dan bukan bagian tubuhnya yang lain.     

"Aku…" apa yang harus katakan padanya?     

"Apakah dia seorang mata- mata?" seorang pria kemudian datang dan berbisik ke sebelah pria pertama.     

Aku bukan mata- mata. Aku pencuri professional.     

Namun, apakah dengan mengatakan hal tersebut dapat membuat situasinya menjadi lebih baik? Senja pikir tidak.     

Oleh karena itu dia hanya diam saja. Mencoba untuk mengerti sitauasinya saat ini.     

"Mmh… boleh aku tahu, apakah tempat ini adalah tempat pembuatan film?" Senja bertanya dengan bingung sambil membereskan pakaiannya dan meletakkan rambutnya yang panjang di bagian depan tubuhnya untuk menutupi gaun tidurnya yang tipis dari mata mereka.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.