Purple Dawn Till Dusk : dearest through the time -INDONESIA-

PENGLIHATAN



PENGLIHATAN

0Pria yang lebih pendek tidak menyadari apa yang ada di belakangnya ketika dia mengejar Senja, tetapi dua detik setelah Senja berteriak, dia bisa merasakan sakit yang hebat di kakinya dan darah mulai menggenang di sekitar tubuhnya.     
0

Dia melihat ke bawah dan melihat sepasang pedang menusuknya. Tidak lama kemudian dia jatuh dengan wajah menghadap ke tanah sambil menangis kesakitan.     

Teriakan melengkingnya menggetarkan hati Senja, hampir terasa dialah yang tengah ditusuk.     

Sial! Aku harus menemukan cara untuk mengatasi ini! Atau aku akan mati karena perasaan- perasaan yang sama sekali bukan milikku!     

Kedua tangan Senja berdarah karena rantai yang dia pegang, dia mencoba untuk berkonsentrasi pada rasa sakitnya sendiri. Menjauhkan dirinya dari perasaan milik orang lain.     

Yoda dari sisi lain yang melihat pemandangan yang baru saja terjadi di depan matanya, membeku, dia tidak akan menyangka jika Senja mampu membuat senjata semacam itu dalam situasi seperti ini.     

Yoda kemudian kembali berkonsentrasi dengan pertarungannya karena orang ke dua berhasil lolos dari jebakan Senja.     

"Kau!" Dia meraung marah. "Aku akan membunuh wanita jalang ini!"     

Pria kedua kemudian berdiri, meraih pedangnya dan menyerbu ke arah Senja yang masih berdiri dengan ekspresi kosong.     

Sudut mata Senja melihat sekilas pria yang menghunuskan pedang ke arahnya dan Yoda yang mengejar di belakangnya, Senja ingin menghindar, tapi kakinya terasa seperti terpaku di tanah, tidak bisa bergerak.     

Saat pria itu menebaskan pedangnya ke leher Senja, gadis itu berjongkok tepat waktu dan memutar tubuhnya hingga menabrak dinding kayu.     

Tanpa sadar jari- jarinya mencari sesuatu di tanah untuk perlindungan.     

Senja lalu mengambil batu besar dan melemparkannya ke wajah pria itu, tapi dia menghindar dengan mudah.     

Dari belakang, Yoda menyusulnya dan mereka terlibat dalam pertarungan lagi.     

Tepat pada saat itu, ketika Senja masih mencari batu lain, dia memegang sebuah batu kecil yang terasa familiar, meski tidak begitu yakin, dia mengangkat tangannya dan melihat batu merah di sela-sela jarinya.     

Lalu sesuatu telah terjadi.     

Pemandangan di depan matanya tumpang tindih dengan pemandangan lain yang sama sekali tidak berhubungan dengan situasinya saat ini.     

Di depan matanya Senja melihat gambar buram. Itu adalah gambar yang kabur dengan warna hitam dan putih tapi akhirnya semua warna muncul dan membentuk sebuah gambar yang solid.     

Setelahnya, gambar- gambar itu mulai bergerak seperti film di mata Senja.     

Dalam adegan itu dia melihat seorang anak kumuh sedang dipukuli oleh beberapa orang dewasa dan pemandangan singkat itu berhenti. Setelah gambar berhenti, Senja tersadar kembali dan gudang persenjataan muncul di hadapannya.     

Senja menutup wajahnya dengan telapak tangannya sementara tubuhnya gemetar.     

Ini terlalu berlebihan… sebenarnya situasi apa yang aku hadapi? Semua hal ini semakin buruk saja…     

Saat Senja mendengar Yoda menggeram, dia menurunkan tangannya dan melihat Yoda ditikam pada bahunya. Pemuda itu berlutut sementara prajurit Zodasian berdiri di hadapannya dengan aura mengancam bersiap untuk menghujamkan pedangnya ke tubuh Yoda.     

Dengan canggung Senja berdiri dan menyeret tubuhnya yang lelah ke arah mereka.     

'Nanti saja berpikirnya, yang penting selamatkan dulu dia.' Senja terus mengucapkan kata-kata itu untuk mengalihkan pikirannya.     

Ketika dia mencapai mereka berdua, Senja meraih bahu pria itu dan menekannya dengan kuat sambil berbisik ke telinganya. "Berhenti…"     

Pria itu tiba-tiba berhenti dan berdiri diam, Yoda tidak membuang- buang waktu dan mengambil kesempatan ini untuk menusuk dada pria itu. Darah mewarnai jubahnya ketika dia jatuh dan menjerit di tanah dengan pedang tertancap di dadanya.     

Senja merasa kakinya sangat lemah untuk menopang tubuhnya dan akhirnya terjatuh.     

"Apakah kau baik-baik saja?" Tanya Yoda khawatir.     

Senja menatapnya dengan tatapan kosong dan menggelengkan kepalanya, "Tidak ..."     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.