Purple Dawn Till Dusk : dearest through the time -INDONESIA-

BAGAIMANA KAU MENGHARAPKANKU UNTUK SELAMAT?!



BAGAIMANA KAU MENGHARAPKANKU UNTUK SELAMAT?!

Yoda berdehem saat melihat Senja hampir seperti ingin menangis.     

"Ya, aku tahu… aku juga tidak baik- baik saja, tapi kita harus pergi atau kita akan mati." Yoda mencoba membujuknya tetapi wajahnya berubah cemberut.     

"Aku tidak bisa menggerakkan kakiku…" Senja merengek.     

Tidak pernah seumur hidupnya dia harus menanggung begitu banyak kejadian yang sangat membahayakan seperti ini.     

Karena setiap kali dia mengalami kesulitan, semua saudara laki- lakinya akan ada di sana untuk melindunginya, memastikan dia tidak terluka.     

Sampai di titik dimana mereka terlalu memanjakannya.     

Sebuah isakan lembut keluar dari bibir Senja dan membuat Yoda panik.     

"Aku tidak bisa menggendongmu, bahuku juga terluka... ayo pergi oke... tidak ada hal baik yang akan terjadi jika kita tetap disini." Pemuda itu putus asa saat melihat air mata Senja mulai menetes. "Jangan menangis… jangan menangis… kau ingin aku memboncengmu?" dia mencoba menawarkan solusi, meskipun, dia yakin dia tidak mampu untuk menggendongnya dengan tubuh terluka seperti saat ini.     

Senja menggeleng lemah dan berkata lembut di antara isak tangisnya. "Aku lapar…"     

"…" Yoda tidak berbicara lagi. Dia menatap makhluk luar biasa di depannya.     

Dia masih memikirkan makanan dalam situasi saat ini? Yoda bahkan sampai lupa dengan rasa sakit di bahunya.     

"Aku akan memberimu makanan apa pun yang kau inginkan jika kita selamat dari ini." Yoda berkata dengan acuh tak acuh.     

"…"     

'Aku benar-benar lapar… tidak, aku kelaparan… Aku kelaparan sampai aku merasa sangat pusing…'     

***     

Tepat setelah Yoda dan Senja keluar dari gudang senjata, mereka menyaksikan sekeliling mereka yang telah berubah menjadi lautan api. Sosok tentara Azura bergegas mundur sambil membakar semua yang mereka lewati.     

Malam yang awalnya tenang telah berubah menjadi kegaduhan dengan suara pedang yang terhunus membelah udara dan ratusan anak panah yang menutupi sinar bulan di langit.     

"Pihak kita telah mundur sambil membakar semuanya." Yoda menjelaskan situasinya kepada Senja yang tertegun di sampingnya. "Sepertinya kita tidak bisa bertahan di benteng ini lebih lama lagi"     

Yoda meraih tangan Senja dan menariknya di sepanjang jalan menuju jalur mundur tentara Azura.     

'Kue keju… es krim vanilla… telur gulung… akup ayam… schnitzel… ayam panggang… sup ayam… sup ayam… ayam… ayam…'     

Untuk mengalihkan fokusnya dari perasaan kacau yang Senja rasakan di sekitarnya, dia terus melantunkan semua makanan yang dia suka.     

Dengan pemikiran yang kacau, Senja membiarkan Yoda menyeretnya pergi.     

Tiba-tiba sebuah panah menyasar menembus udara, melesat ke dekat leher Senja, menggoresnya.     

Senja lalu terjatuh dan segera menoleh ke langit di atas.     

"Lindungi dirimu!!!" Seseorang dari jauh berteriak memberi peringatan.     

Ribuan anak panah menutupi malam dan mengalir deras seperti hujan lebat saat Yoda dengan paksa menyeret tubuh Senja yang lemas untuk berlindung ke bangunan kayu di dekat mereka.     

Suara anak panah yang menakutkan, yang jatuh ke tanah benar-benar memekakkan telinga.     

'Nek, bisakah kau mengirimku ke tempat yang lebih damai? Bagaimana Kau mengharapkan aku bertahan dari semua ini?'     

Jika terus seperti ini mereka hanya akan menunggu kematian saja.     

Tidak jauh dari tempat Senja dan Yoda berlindung, mereka terdengar suara kuda meringkik.     

"Ayo" Yoda meraih tangan Raine lagi dan berlari dengan waspada menuju kandang kuda. Mereka berlari sambil melintasi mayat- mayat dengan anak panah menancap di sekujur tubuh mereka.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.