Purple Dawn Till Dusk : dearest through the time -INDONESIA-

EPISODE 4 THE STORY OF DUSK



EPISODE 4 THE STORY OF DUSK

0"Bagaimana kabar Xiao Tianyou?" Ye Xiu bertanya tentang keadaan adik dari Xiao Jun sambil berusaha menemukan pembahasan lain untuk obrolan mereka. Sebenarnya ada banyak topik pembicaraan yang harus mereka bahas, namun setelah 2 tahun tidak bertemu, mereka berdua menjadi bingung bagaimana untuk memulai pembahasan itu.     
0

"Dia baik-baik saja." Xiao Jun tersenyum ketika ia mengingat adik laki-lakinya. "Dia akan berusia 16 tahun pecan depan dan ia bersikeras untuk melalui hari itu di dalam Perkemahan Militer."     

"Dia sangat keras kepala."Ye Xiu merasa setuju.Ia telah bertemu dengan Xiao Tianyou beberapa kali ketika Xiao Jun masih berlatih di Sekte Pedang Gunung Sui. "Sayangnya, dia tidak akan memiliki kesempatan untuk menjadi seorang murid dari Sekte Pedang Gunung Sui."     

Xiao Jun mengangguk, "Aku yakin ia akan melewati ujiannya dengan mudah.Kemampuan berpedangnya sangat luar biasa," Xiao Jun memuji adiknya dengan nada yang penuh rasa sayang.     

"Dia adalah anak muda yang berbakat.Senang mendengar bahwa dia baik-baik saja setelah apa yang terjadi dengan orang tua kalian berdua." Ye Xiu membalut luka Riana dengan sebuah baju bersih yang ia temukan di dekat rak buku.     

"Ia berjuang selama satu bulan, meskipun ia tidak menunjukkannya."Xiao Jun berdiri untuk mencari pakaian bersih untuknya dan Guru Ye Xiu."Dia terlalu sombong untuk menunjukkannya."Xiao Jun mebenarkan kalimatnya sendiri.     

"Mengenai mendiang Kaisar Xiao Zhong dan Permaisurinya, ada sesuatu yang tidak beres dalam kejadian itu."Ye Xiu menyatakan. Sekarang karena ia telah membicarakan topik itu, itu adalah tanda untuk memulai percakapan yang sesungguhnya saat Ye Xiu menjadi lebih serius ketika berhadapan dengan Xiau Jun.     

"Aku sudah mengadakan penyelidikanku sendiri selama 3 tahun terakhir ini."Xiao Jun membalas dengan tenang sambil menyerahkan sebuah selimut dan baju bersih kepada Gurunya.     

"Beritahu aku apa yang telah kau dapatkan." Ye Xiu bertanya saat ia mengangkat Riana ke atas meja dan membaringkannya disana.     

"Kaisar saat ini, Pamanku, terlibat dalam pembunuhan hari itu."Xiao Jun berkata dengan singkat. Nada bicaranya tidak menunjukkan emosi apapun yang ia rasakan, hampir seperti ia sedang membicarakan orang lain yang terbunuh. Namun kedua matanya memancarkan tatapan yang sangat menyeramkan."Klan Misty Cloud ada di balik semua ini.Mereka telah mencari Batu Paradoks Waktu."Xiao Jun menghilang ke balik rak buku untuk mengganti pakaiannya.     

Pancaran Mata Ye Xiu terlihat terkejut ketika mendengar Jun menyebutkan tentang Batu Paradoks Waktu.Batu itu hampir seperti sebuah mitos di antara para Penguasa di Sekte Pedang Gunung Sui.     

"Itu adalah sebuah mitos."Ye Xiu menjawab dengan singkat ketia Xiao Jun melangkah keluar dari balik rak buku dengan pakaian berwarna abu-abu bersih.     

"Ya.Aku baru mendengar mengenai hal itu juga akhir-akhir ini."Xiao Jun duduk di sebuah kursi kayu dengan Riana yang terbaring di hadapannya, masih tidak sadarkan diri."Tapi, ornag-ornagku mendapatkan informasi bahwa orang dari Klan Misty Cloud berkata bahwa batu itu berada di bawah genggaman Kerajaan Xinghe."     

"Tidak mungkin!"Ye Xiu terlihar marah.     

"Guru, batu apa itu sebenarnya?"Xiao Jun belum mendengar informasi yang membuatnya puas menganai batu itu, karena hampir tidak ada yang pernah mengetahuinya.     

Ye Xiu menggelengkan kepalanya, "Aku takut aku tidak mengetahui tentang hal ini secara banyak juga.Berdasarkan dari apa yang ku dengar, itu merupakan sebuah batu yang memiliki kekuatan besar, dan aku tidak tahu untuk kekuatan macam apa yang di miliki batu itu."Ye Xiu menatap Xiao Jun dengan penuh perhatian."Untuk seseorang yang haus akan kekuatan seperti Kaisar Xiao Zi, ia akan membutuhkan waktu untuk batu ini."     

Xiao Jun tidak tahu apa hubungan di antara batu itu, pamannya, Xiao Zi dan kedua orang tuanya. Tapi, apapun itu, orang tuanya dibunuh hanya karena sebuah batu?Genggamannya pada ujung meja mengerat.Perlahan seluruh meja itu bergetar karena kekuatannya.     

"Jun," Ye Xiu memnaggil namanya untuk mengembalikan kesadaran Xiao Jun. "Dimana aku harus membaringkan Riana jika kau menghancurkan meja ini?"     

Ketika ia mendengar peringatan lelucon dari Gurunya, aura menakutkan darinya perlahan menghilang. "Riana akan membunuhku jika aku membiarkannya terbaring di atas lantai."Xiao Jun terkekeh dan kembali ke dirinya yang tenang.     

"Kau harus berhati-hati dengan Kaisar Xiao Zi. Jika ia berhasil membunuh orang tuamu untuk mengambil alih takhta maka target selanjutnya adalah kau dan adikmu, Xiao Tianyou. Kalian berdua merupakan sebuah ancaman dimatanya."Ye Xiu memperingatkan Xiao Jun dengan tegas.     

Pada hari yang tak terlupakan itu, ketika mendiang Kaisar dan Permaisurinya di kuburkan, meskipun Xiao Jun adalah Pangeran Mahkota yang telah ditunjuk, Kerajaan Azura memperdebatkan siapa yang akan mengambil takhtanya. Karena, kenyataan bahwa ia masih terlalu muda saat itu, membuat para Tetua mempertimbangkan mengenai hal itu. Setelah perjuangan kekuatan, Xiao Zi ditunjuk sebagai penguasa selanjutnya.     

Bagi Xiao Jun, saat ini tidak ada bedanya dari seseorang yang sedang berjalan di dalam cangkang telur.Ia masih harus berjalan sangat jauh sebelum ia bisa membalaskan dendam atas nama orang tuanya. Tentu saja, langkah pertama adalah untuk mengumpulkan banyak kekuatan sebanyak yang ia bisa untuk menjadi dukungan baginya. Dan untungnya, Tetua Dam dari Klan Pedang Hitam adalah salah satu dari pendukungnya yang terkuat.     

Klan Pedang Hitam adalah satu-satunya Klan yang memegang kekuasaan Militer di Kerajaan Azura.Dengan Kemiliteran yang mendukung Xiao Jun, Kaisar yang ada saat ini tidak dapat bertindak semaunya terhadap Xiao Jun dan adiknya.     

"Dan tentang…" Sebelum Ye Xiu dapat menyelesaikan kalimatnya, tiba-tiba seluruh kubah tembat mereka berada bergetar hebar dan kotoran serta sampah bangunan berterbangan di udara.     

"Mereka akan menghancurkan kuil ini."Ye Xiu berkata sambil melihat sekitar ketika rak buku satu per satu mulai berjatuhan.     

"Apa menurutmu kubah ini bisa bertahan, Guru?"Xiao Jun berdiri.     

"Aku tidak yakin."Ye xiu memeluk Riana dan menutupi wajahnya dari debu yang mulai berterbangan di udara. "Kita harus berpindah." Saat mengatakan itu, ia mengangkat Riana ke dalam dekapannya dan mereka berdua berlari menuju arah yang berlawanan dari sisi mereka datang.     

Namun, sebelum mereka dapat mencapai pintu, sebuah rak buku dan batu besar dari atap runtuh dan menutupi pintu sedangkan ruangan it uterus bergetar.Ye Xiu dan Xiao Jun saling menatap, kemudian sebuah pemahaman yang tak terucap muncul di antara mereka.     

Hanya ada 2 pintu dari ruangan ini, pintu dimana mereka masuk sebelumnya dan pintu yang ada di hadapan mereka saat ini yang tidak dapat lagi di lewati.     

Mereka harus kembali ke pintu utama untuk keluar dari ruangan itu dengan konsekuensi harus menghadapi serangan Azura dalam rangka untuk melewati mereka.     

Ketika Ye Xiu dan Xiao Jun hendak kembali ke pintu utama, tiba-tiba Riana mengangkat tangannya yang bergetar dan menunjuk ke arah yang lain.     

"Riana, kau sudah bangun?"Ye Xiu berseru dengan lega.Xiao Jun yang berjalan di hadapannya berhenti dan memutar tubuhnya.Ia juga melakukan hal yang sama, ia melihat bulu mata Riana yang berkedip di antara selimut yang membungkus wajah kecilnya.     

"Ada pintu lain disana.." Riana berkata dengan lemah, ia terus menunjuk kea rah lain di sisi kiri mereka.     

Dengan serentak, Ye Xiu dan Xiao Jun menatap ke sebuah rak buku yang ditunjukkan oleh Riana.     

"Aku tidak ingat jika ada pintu lain disini." Ye Xiu berkata, tapi ia berjalan menuju arah lain itu yang ditunjukkan oleh Riana dan Xiao Jun mengikuti mereka dari belakang.     

"Aku juga tidak mengingatnya."Xiao Jun berkata setuju.     

Ketika mereka berdua berada di depan sebuah rak buku itu, Xiao Jun memeriksa untuk menemukan jalan bagaimana untuk membukanya. Tapi, ia tidak bisa menemukan apapun.     

"Riana, bagaimana cara membukanya?" Ye Xiu bertanya dengan lembut kepada gadis itu.     

"Tarik buku merah di sisi sebelah kiri dan buku berwarna biru di sisi kanan secara bersamaan." Riana berbisik lembut dan menggigit bibirnya untuk menahan rasa sakit yang ia rasakan.     

Ye Xiu bergeser ke sisi kanan dan menemukan sebuah buku tipis berwarna biru sedangkan Xiao Jun bergeser ke sisi kiri an menemukan buku merah tebal. Dengan petunjuk dari Ye Xiu mereka berdua menarik buku itu secara bersamaan.     

Terdengar suara 'klik' dari belakang rak buku itu dan rak itu bergerak terbuka.Rak buku itu trbelah menjadi dua dan tiap sisinya bergerak kea rah yang berlawanan kemudian menampakkan sebuah lorong gelap di belakangnya.     

Ye Xiu dan Xiao Jun menatap lorong gelap itu dengan mata yang terbuka lebar.Rasa terkejut terlihat dengan jelas di wajah mereka.     

"Riana, sejak kapan kau mengetahui bahwa ada pintu lain disini?"Xiao Jun mencoba untuk menatap Riana, namun karena selimut yang menutupi hampir seluruh wajahnya, Xiao Jun tidak dapat melihat apapun.     

"Bagaimana kau bisa tahu tentang ini?"Ye Xiu mendaratkan tatapannya pada Riana. Namun gadis itu tidak menjawab saat ia telah menutup matanya lagi.     

Suara keras yang berasal dari luar dapat terdengar dan membuat mereka merasa harus bergerak lebih cepat.Mereka tidak menayakan Riana lagi dan berjalan masuk ke dalam lorong.Karena Ye Xiu dan Xiao Jun tidak mengerti bagaimana untuk menutupnya, mereka membiarkan pintu itu terbuka.     

Lorong itu sangat dalam dan redup.Satu-satunya pencahayaan adalah sebuah batu marmer putih yang bersinar sepanjang lorong.Semakin dalam mereka berjalan, suara berisik itu semakin memudar.     

Setelah mereka berjalan dalam diam untuk waktu yang cukup lama dan tidak ada lagi suara yang terdengar di sekitar kecuali langkah kaki mereka sendiri, suasananya menjadi lembab sampai suara tetesan air mulai terdengar.     

Ye Xiu menatap ke bawah untuk melihat Riana yang masih menutup matanya setelah memberitahu mereka mengenai pintu itu.     

Setelah berjalan sangat jauh, akhirnya mereka melihat sebuah pintu kayu di ujung lorong.Itu merupakan sebuah pintu yang besar dengan ukiran yang rumit, debu yang tebal menutupinya.     

Xiao Jun mendorong pintu itu dan debu berterbangan kemana-mana.Ia terbatuk keras saat mencoba untuk menyingkirkan debu-debu di hadapan wajahnya. Ye Xiu memutar tubuhnya dan melindungi wajah Riana dengan selimut itu.     

Setelah debu-debu itu menghilang, mereka dapat melihat apa yang ada di balik pintu itu adalah sebuah gua dengan banyak stalaktit yang menggantung serta stalagmit yang muncul dari bawah. Tidak jauh dari mereka, terdapat sungai kecil dengan air yang mengalir.Cahaya terang dari stalaktit dan stalagmite memantul di permukaan sungai itu dan menunjukkan pemandangan yang indah.     

Mereka berdiri tercengang dengan pemandangan di hadapan mata mereka hingga suara lembut Riana terdengar dari bawah selimut."Kita di sini."     

"Riana…" Ye Xiu tidak mengatakan apapun selain memanggil nama gadis itu dengan lembut dan duduk di atas tanah. Riana mengedipkan matanya untuk melihat sekelilingnya.     

Xiao Jun berjalan menuju sungai itu dan mengisi sebuah botol yang kosong sebelum ia memberikannya kepada Guru Ye Xiu. Ia menerima botol itu dan membiarkan Riana meminumnya lebih dulu. Ia minum setengah dari air itu dan memberikannya kembali kepada Ye Xiu.     

"Riana, dimana kita berada?"Ye Xiu bertanya dengan hati-hati."Bagaimana kau tahu tentang pintu rahasia ini?"     

Xiao Jun yang merasa penasaran juga duduk di sebelahnya, "Kakak senior, kau ada disini."Riana berkata dengan senyuman bahagia di wajahnya yang pucat.     

"Aku disini."     

"Aku senang bisa melihatmu sekarang."Riana tersenyum miring pada Xiao Jun dengan lemah.Riana selalu seperti itu kepada Xiao Jun, dan yang dilakukannya itu membuat hati Xiao Jun berdebar cepat.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.