Purple Dawn Till Dusk : dearest through the time -INDONESIA-

AKU AKAN MERINDUKANMU, SAYANG



AKU AKAN MERINDUKANMU, SAYANG

0Satu menit kemudian, ibu dan ayahnya sudah berjongkok di sebelah Senja, menatap batu itu dengan terpesona dan tercengang.     
0

"Itu adalah batu Paradox of Time?" Ibu Senja berbisik.     

"Ya, inilah batunya."     

Senja mengangkat kepalanya dan menatap ayahnya yang masih menolak untuk menatap dirinya. Bukan menatap batu itu, ayahnya malah menatap ke bawah dengan sangat muram.     

"Ayah…" Senja memanggil ayahnya dengan lembut dan menyentuh lengannya. "Kau tidak ingin mengatakan sesuatu kepadaku?"     

Ayah Senja tidak bergeming sama sekali, menatap suaminya yang menunjukkan ekspresi yang tidak bersemangat dan putrinya yang khawatir, Ibu Senja menyiku pria yang ada di sebelahnya untuk menarik perhatian darinya.     

"Apa?" Ayah Senja membentak dengan kesal ke arah istrinya.     

"Apa kau tidak ingin mengatakan sesuatu kepada putri kita?" Ibu Senja mengangkat alisnya.     

"Jika aku mengatakan sesuatu apa dia tidak akan pergi?!"     

"Jadi, kau ingin melihatnya pergi tanpa mengatakan sesuatu?!"     

Pria itu mencemooh sementara sang wanita menatap tajam, tapi akhirnya, ayah Senja menatap ke arah putrinya dengan murung dan berkata. "Tidak bisakah kau tetap tinggal?"     

Menatap ayahnya yang seperti bayi besar yang sedang merajuk, Senja mendekat kepada ayahnya dan memeluknya dengan sangat erat. "Maafkan aku Ayah…" Senja berbisik.     

Itu hanya membutuhkan dua detik sebelum sikap cueknya runtuh di bawah pelukan hangat dari putrinya. "Menjelajahi waktu apanya! Aku ingin putriku ada disini!" Ia menggeram dan bersamaan dengan itu terdengar isakan lembut yang bisa terdengar jelas di dalam gua. "Aku harus bertemu dengan pria pilihanmu dan mengatakan banyak hal padanya. Dia harus memperlakukan putriku dengan baik, dia harus bisa menjagamu, dia tidak boleh meninggikan suara terhadapmu… tapi, bagaimana bisa aku mengatakan semua itu jika aku tidak bisa bertemu dengannya?!"     

Ayah Senja terlihat sangat emosional saat ini sementara Senja sudah menangis ketika ayahnya kembali membalas pelukannya. Maka Senja hanya mendengarkan semua keluhan darinya.     

"Aku ingin melihat dan berdiri di sampingmu di hari pernikahanmu, tapi bagaimana aku bisa melakukannya sekarang?!" Ia menggerutu dengan kesal.     

Air matanya menodai pakaian Senja dan menggenang di bahu Senja, ia tidak pernah melihat ayahnya menangis sangat sedih seperti ini. Di samping mereka, Ibu Senja menarik mereka kedalam pelukannya, terus mengatakan kalimat 'semua akan baik-baik saja.' Lagi dan lagi.     

Memakan waktu lebih dari setengah jam hingga ayah Senja akhirnya tenang. Mengusap air matanya dan ketika anggota keluarga itu menatap satu sama lain dengan sedih.     

"Jadi, apa yang akan kau katakana kepada semua kakakku jika aku menghilang?" Senja bertanya dengan penasaran sambil mendengus. Tapi, jawaban dari ayahnya hampir membuat Senja tersedak dalam isakannya.     

"Kau kawin lari dengan orang asing." Ayah Senja berkata tanpa berpikir.     

"Ayah!"     

"Apa?" Ayah Senja mengangkat alisnya. "Ibumu kawin lari denganku."     

Dengan kalimat itu, ia mendapatkan pukulan keras di punggungnya dari Ibu Senja.     

"Kau membuat hal itu terdengar keren!" Ibu Senja memarahinya.     

"Itu cukup keren." Ayah Senja menjawab sambil berdiri. "Jadi, itu adalah batu Paradox of Time?"     

Senja memberikan batu kecil itu kepada Ayahnya yang mengambil dengan telapak tangan terbuka. Ia menggenggam batu itu di antara ibu jari dan jari telunjuknya dengan hati-hati.     

"Kau bisa mendapatkan segalanya yang kau mau dengan ini." Ayah Senja bergumam. "Ada seseorang yang rela membayar sangat besar untuk batu ini."     

"Ayah…." Senja membuka telapak tangannya kembali, dengan diam meminta batu itu. "Aku ingin bersama dengannya…"     

Ia menatap ke atas dan ke bawah di antara telapak tangan Senja dan wajahnya yang bertekad kuat, pada akhirnya Ayah Senja menghela napas dalam. Ia menyerahkan batu itu dan memeluk putrinya dengan sangat erat.     

"Aku akan sangat merindukanmu sayang…"     

"Aku juga akan sangat merindukanmu Ayah…"     

Setelah itu, Ibu Senja mengambil giliran untuk memeluk dan mencium putrinya sambil membisikkan kata-kata manis di telinga Senja.     

Perpisahan ini dipenuhi dengan air mata dan keengganan, tapi Senja bahagia bisa melihat orang tuanya untuk yang terakhir kali dan mereka mendukung keputusannya yang sangat berarti bagi Senja.     

Dengan senyuman di wajah mereka, Senja menguatkan hatinya, meletakkan batu itu di tanah dan menginjak batu itu.     

Dengan tangisan terakhir yang bisa terdengar, Senja merasakan sensasi hangat dan terang yang tidak asing menyelimuti tubuhnya. Perlahan, suara kedua orang tua Senja mereda dan menghilang.     

Hal pertama yang Senja rasakan adalah kepalanya yang terasa sangat sakit seakan seseorang baru saja memukulnya dengan keras. Itu sangat berbeda dari ketika ia kembali menjelajahi waktu tiga kali sebelumnya.     

Senja mengerang sambil memegangi kepalanya, mencoba untuk mengurangi rasa sakit. Hal pertama yang membuatnya bertanya-tanya adalah hari apa sekarang? Apakah perang sudah dimulai? Dimana ia sekarang?     

"Senja?"     

Suara ini sangat tidak asing di telinganya. Ia sudah mendengarnya sebelumnya dan ia tahu.     

"Senja, bangun… buka matamu." Suara itu menenangkannya.     

Dengan ini Senja langsung tahu suara milik siapa ini. "Dokter Lin." Senja mengerang dengan tenggorokannya yang kering, ia masih menutup matanya karena cahaya keemasan dari matahari terbenam yang masuk dari pintu terbuka masuk ke dalam ruangan.     

"Ya, ini aku…" Dokter Lin berkata. "Bagaimana keadaanmu?"     

"Sakit kepala." Senja menjawab dengan jujur.     

Dengan Dokter Lin berada disini dan sakit kepala yang ia derita ini… Senja tahu kapan waktu ia kembali ke zaman ini.     

Hari ini adalah hari dimana Senja terbangun setelah terhipnotis oleh Modama, dua bulan waktu sebelumnya.     

Senja mencoba untuk duduk dan menyesuaikan matanya untuk menatap cahaya, ketika Senja membuka mata, Dokter Lin sudah duduk di sampingnya dengan sebuah senyuman di wajahnya yang cantik. Ia terlihat lega ketika melihat Senja kembali sadar.     

Meskipun Senja sangat yakin dengan hari dimana ia berada saat ini, untuk lebih tepatnya, Senja masih tetap bertanya kepada Dokter Lin tentang situasi saat ini.     

"Apa Xiao Tianyou sudah pergi ke Kota Q tujuh hari lalu?" Senja langsung bertanya.     

Dokter Lin sedikit terkejut dengan pertanyaan Senja yang ia tebak dengan benar tentang tepatnya waktu Xiao Tianyou telah pergi. "Ya, bagaimana kau tahu ini sudah lewat tujuh hari?" Dokter Lin menatap Senja dengan berhati-hati.     

Namun, Senja hanya memberikannya helaan napas yang terlihat jelas. Senja terlihat sangat ceria entah bagaimana dan suasana hatinya terpancar dari sorot kedua matanya.     

Secara tiba-tiba, Senja menyebarkan lengannya di tubuh Dokter Lin dan memeluknya dengan sangat erat. "Aku merindukanmu…!" Senja berseru dengan bahagia.     

"Senja?" Dokter Lin dengan ragu membalas pelukan Senja dan dengan kedua alis yang berkerut juga ekspresi kebingungan ia berkata. "Ya.. aku juga merindukanmu…"     

"Oh! Kau tidak tahu betapa bahagianya aku!" Senja berseru dengan sangat gembira.     

"Senja, sepertinya aku harus memeriksamu sekarang…" Dokter Lin berkata dengan gelisah sambil melepaskan pelukannya. "Xiao Tianyou akan sangat marah jika sesuatu terjadi padamu."     

Senja menyukai ide untuk membuat Xiao Tianyou marah! Senja sangat suka jika ia berhasil membuatnya jadi tidak bisa berkata-kata! Itu sangat jauh lebih baik dibandingkan dengan gambaran terakhir darinya yang masih terus teringat di benaknya dengan jelas. Senja suka ketika Xiao Tianyou marah!     

Dokter Lin tahu alasan kenapa Senja tidak sadarkan diri dan itu ada hubungannya dengan manipulasi dari Modama dan sekarang melihat sikapnya yang tidak biasa membuatnya sangat gelisah. Mungkin ada sebuah efek samping dari hipnotis Modama.     

"Aku baik-baik saja! Aku seratus persen baik-baik saja!" Senja berkata dengan ceria sambil melompat turun dari tempat tidur. "Dimana Qianru?"     

Senja ingin bertemu dengannya, Senja sangat gembira untuk mengetahui bahwa ia memiliki kesempatan untuk menyelamatkan bayinya!     

Senja akan memastikan tidak ada yang akan bisa datang untuk membahayakan bayi itu! Senja akan menggeledah setiap ujung dari pikirannya jika perlu untuk menyelamatkan kehidupan kecil di dalam Qianru.     

Senja sangat bersemangat tinggi dan kegembiaraan yang memancar dari dirinya membuat Dokter Lin menjadi semakin khawatir padanya, ia benar-benar tidak mengerti apa yang Senja rasakan sekarang.     

"Senja, kemari dan duduklah." Dokter Lin menarik pergelangan tangan Senja dan mencoba untuk membuatnya kembali duduk di tempat tidur setelah itu ia memeriksa Senja.     

Setelah beberapa saat, dengan senyuman manis yang muncul di bibirnya, Senja menarik kembali tangannya dari genggaman Dokter Lin. "Sudah kukatakan padamu aku baik-baik saja." Senja berkata dengan singkat, senang dengan reaksi dari Dokter Lin.     

Bagiamana lagi, Senja tidak bisa menahan diri untuk tidak tersenyum, ia bahkan merasa hatinya mulai terasa sakit karena terlalu banyak tersenyum, tapi ia sangat gembira saat ini. Jika saja Xiao Tianyou ada disini sekarang, Senja akan langsung melompat ke dalam dekapan hangatnya, sayangnya ia tidak berada disini.     

Tapi itu tidak mengurangi rasa bahagia Senja.     

Ia akan pergi dan bertemu dengannya cepat atau lambat.     

Dengan pikira bahwa ia akan bertemu dengan Xiao Tianyou lagi, hati Senja bersemi dengan kegembiraan. Tapi sebelum ia bertemu dengannya, ia harus melakukan hal yang penting terlebih dahulu.     

Ia harus memikirkan langkah yang tepat yang harus ia ambil untuk menolong mereka.     

Senja harus membuat mereka sadar tentang pengkhianatan Tetua Zhong! Dan menghabisi Modama!     

Ketika senyum ceria Senja berubah menjadi senyum miring yang menakutkan, Dokter Lin bergidik dan pamit pergi.     

"Aku akan meminta seseorang untuk menyiapkan makananmu…" Dokter Lin berdiri dan hendak meninggalkan ruangan ketika ia berbalik dan berkata. "Aku akan memanggil Qianru untuk menemanimu."     

Dokter Lin sangat yakin bahwa Senja berada dalam kondisi sempurna, tapi sikapnya yang aneh membuatnya khawatir, mungkin Senja membutuhkan seseorang untuk berbicara.     

Dengan itu ia meninggalkan gadis aneh itu sendirian di dalam kamarnya.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.