Purple Dawn Till Dusk : dearest through the time -INDONESIA-

AKU HARUS PERGI



AKU HARUS PERGI

0Dengan disebutkannya Luna, Xiao Tianyou menghindari mata Senja dan berdiri sambil melepaskan jubahnya, kemudian duduk di tepi tempat tidur.     
0

Senja tahu ia sudah mendorong batasannya, tapi mereka harus membicarakan tentang ini cepat atau lambat. Jadi, Senja mengikutinya dan duduk di sebelah Xiao Tianyou.     

"Aku tidak masalah dengan masa lalumu bersama Luna." Senja memulainya, ia menarik kedua kakinya dan memeluk kedua kaki itu sambil menenggerkan kepalanya di atas lutut. "Dia adalah perempuan yang sangat berani yang memperjuangkan apa yang ia percaya. Melawan ayahnya sendiri pasti bukan hal mudah untuk dilakukan."     

Xiao Tianyou masih menolak untuk menatap mata Senja dan menatap ke arah lain.     

"Dia mencintaimu dan dia memilih untuk bersamamu."     

"Dia menghipnotisku dan memanipulasiku untuk mendapatkan informasi, Senja." Xiao Tianyou memebenarkan kalimat Senja.     

"Kau tidak akan ada disini jika dia memilih untuk menyelesaikan tugasnya, dari apa yang aku tahu, Kaisar dan Modama sudah sangat gatal untuk menyingkirkan kalian berdua."     

Xiao Tianyou menggelengkan kepalanya dan berbalik menatap Senja. Kedua matanya menunjukkan kegelisahan dan ketidak yakinan.     

"Dia mencintaimu, Tianyou."     

"Tapi, aku tidak tahu jika aku mencintainya." Xiao Tianyou menundukkan kepalanya, menyembunyikan pikiran rumit yang terpancar di kedua matanya.     

"Tentu saja kau mencintainya." Senja menempatkan jarinya di bawah dagu Xiao Tianyou, menuntunnya untuk menatap ke arah wajahnya. "Aku melihatmu sangat terluka ketika kau mengetahui bahwa kau yang membunuhnya. Kau bertindak seperti itu bukan karena kau merasa bersalah, tapi karena kau mencintainya, dan aku bisa merasakannya saat itu."     

Xiao Tianyou meraih tangan Senja dan mencium tangan wanita di hadapannya itu dengan lembut sebelum ia menarik Senja mendekat dan mencium kepalanya.     

"Dan aku melukaimu dalam prosesnya… maafkan aku, aku tidak pernah bermaksud untuk melukaimu." Xiao Tianyou membenamkan wajahnya di lekukan leher Senja sambil mengatakan permintaan maafnya.     

"Aku tahu, kau tidak akan pernah memiliki maksud untuk menyakitiku." Senja mencium bahu Xiao Tianyou dan kembali memeluknya.     

Mereka terdiam seperti itu hingga beberapa menit, menikmati kehadiran satu sama lain, mengisi lubang kosong di dalam hati mereka masing-masing dengan merasakan kehangatan satu sama lain.     

Itu adalah keheningan yang sangat nyaman hingga Senja mengingatkannya dengan masalah yang sedang merek bicarakan.     

"Jadi, aku akan pergi sendiri atau kau akan izinkan Paman Su untuk menemaniku?"     

Dengan pertanyaan itu, Xiao Tianyou mengerang dan melepaskan tubuh Senja. "Kenapa kau sangat keras kepala? Tidak bisakah kau hanya membiarkan anak-anak itu? Kita akan menemukan cara lain untuk menyembuhkan mereka."     

Untuk menemukan cara mengobati mereka bukanlah daftar hal yang harus dilakukan oleh mereka dan tidak bisa masuk ke dalam masalah mendesak untuk diselesaikan. Jadi ketika Xiao Tianyou menolak ide Xiao Jun untuk mencari Gong Xu, Xiao Jun tidak memaksanya lebih jauh.     

"Tidak, ini caranya dan aku harus bertemu dengan Senja juga."     

"Kita akan menyerang Kota Q dalam waktu tiga hari. Akan ada pertumpahan darah dan aku tidak akan membiarkanmu pergi kesana." Xiao Tianyou menatap Senja dengan tajam.     

"Aku hanya membutuhkan satu hari untuk menemukan mereka, hari kedua untuk menghindar dari medan perang dan di hari ketiga, aku tidak akan ada disana." Senja mengedipkan matanya dengan polos, mengatakan bahwa tiga hari sudah lebih dari cukup untuknya.     

Xiao Tianyou menatap Senja dengan wajah yang tidak memiliki emosi apapun saat ia bicara. "Sekarang, aku ingat tentangnya, Ye Xiu adalah pria yang aneh."     

Senja memutar bola matanya. "Aku menyukai orang-orang aneh. Itulah kenapa aku menyukaimu." Senja tersenyum dengan sangat lebar.     

Di sisi lain, menatap senyuman Senja, Xiao Tianyou tidak bisa menahannya namun menjawab. "Jadi, kau pikir bahwa aku aneh?"     

"Sebuah keanehan yang baik." Senja menyatakan, lalu tertawa.     

"Wanitaku yang keras kepala." Xiao Tianyou menghela napas dalam dan memeluk Senja.     

"Aku akan menganggap itu sebagai persetujuanmu." Mengetahui bahwa ia telah memenangkan debat, Senja sedikit terkekeh.     

"Kapan kau akan pergi?"     

"Secepat mungkin."     

Masih memeluk Senja, Xiao Tianyou membaringkan wanita itu di atas tempat tidur. "Aku ingin pergi bersamamu." Xiao Tianyou bergumam di bahu Senja.     

"Kau sangat menempel!" Senja mengejek, tapi tersenyum sesaat kemudian.     

"Senja." Xiao Tianyou berhenti menciumi bahu Senja dan mengangkat kepala untuk menatapnya. "Apa yang dikatakan anak kecil itu dalam bahasa Ki?"     

Senja mengerutkan alisnya mendengar hal ini, pertanyaan yang ada di luar perkiraan, tapi Senja tetap menjawabnya. "Tembak ke utara besok."     

Xiao Tianyou merendahkan tatapannya, ia berpikir cukup lama sebelum menjawab. "Aku rasa aku tahu maksud dari itu."     

......     

Area tanpa pepohonan itu berdebu dan gunung berdiri dengan megahnya sebagai later belakang sementara matahari mulai muncul untuk menerangi dunia.     

Terbangun lebih awal di pagi hari, Senja bisa mendengar suara kicauan burung. Kepalanya masih kacau, Senja berpikir bawha ia sudah bangun cukup pagi, tapi ketika ia melihat tempat di sebelahnya, Xiao Tianyou sudah bangun lebih cepat darinya.     

Hari ini Senja akan pergi ke Kota Q sekitar siang hati, tapi sebelum itu, haruskah kepergiannya menimbulkan kecurigaan, Senja harus memberikan pertunjukkan terakhir kepada Tetua Zhong sebelum ia pergi.     

Senja berasumsi bahwa Xiao Tianyou sudah pergi untuk mendiskusikan masalah ini kepada Xiao Jun, jadi Senja turun dari tempat tidur dan mengambil jubah luarannya dari lantai.     

Seperti apa yang sudah Senja kira, Xiao Tianyou sudah meminta seseorang untuk membawakannya sarapan sebelum pergi. Xiao Tianyou sangat perhatian.     

Menutupi tubuhnya yang telanjang hanya dengan sebuah jubah tipis, Senja mencuci wajahnya dan mulai memakan sarapannya. Tidak akan ada yang cukup berani untuk menerobos masuk ke tenda Xiao Tianyou kecuali dirinya, jadi itu baik-baik saja.     

Namun, saat Senja tengah mengunyah makanannya, keributan kecil dari luar tenda terdengar dan perlahan menjadi semakin keras.     

Senja menghentikan sendoknya, berkonsentrasi untuk mendengar apa yang dikatakan oleh para tentara, namun suara mereka terdengar seberti dengungan di telinganya. Hanya nada seperti terdesak dalam suara mereka yang dapat Senja dengar.     

Menurunkan sendoknya, Senja berpakaian dan mengikat rambutnya menjadi ikatan bun, setelah memeriksa dirinya dengan singkat jika ia sudah berpakaian dengan rapi, Senja meluncur keluar tenda.     

Dengan melihat Yang yu, Senja bergegas menuju ke arahnya dan bertanya apa yang terjadi sampil memperlsilahkan tundukan hormatnya.     

"Ada usaha pembunuhan, Nona Muda Senja." Ia menjawab.     

"Usaha pembunuhan? Disini? Siapa target mereka?" Senja berteriak dengan ketakutan, gambaran buruk mulai muncul di kepalanya.     

"Itu Letnan Utara, tapi jangan khawatir Nona Muda Senja, Tuan berhasil menghentikannya tepat waktu." Yang Yu mencoba untuk meyakinkan Senja.     

Namun, dengan disebutkannya keterlibatan Xiao Tianyou, Senja menjadi semakin merasa buruk.     

"Dimana dia sekarang?! Tunjukkan aku jalannya." Senja merasa darahnya melesat ke atas kepala.     

"Di dalam tenda medis, sebelah sini Nona Muda Senja." Yang Yu dengan patuh menunjukkan jalan kepada Senja dengan berlari di depannya.     

Tenda medis terletak di belakang pinggiran gedung militer, dan itu memakan waktu lima belas menit berlari untuk sampai kesana.     

Saat mereka memasuki tenda medis, orang pertama yang sangat ingin Senja lihat sedang duduk di tepian tempat tidur dengan Dokter Lin yang mengobati luka di lengannya.     

Senja merasa jantungnya jatuh hingga ke perut saat ia terhuyung ke belakang, ia terengah-engah dengan berat karena bergegas menuju tenda ini, tapi untuk melihat lengan Xiao Tianyou yang berdarah Senja hampir lupa caranya untuk bernapas.     

Tubuh Senja gemetar saat gambaran Xiao Tianyou yang sedang sekarat di atas tempat tidur yang sama menerobos ke benaknya, kedua matanya mulai berair.     

"Senja?" Xiao Tianyou melihat Senja, tapi melihat seberapa takutnya Senja, membuat Xiao Tianyou mengerutkan wajah.     

"Apa yang terjadi?" Ia berdiri dan menghampiri Senja.     

Xiao Tianyou memikirkan hal buruk lain telah terjadi hingga membuatnya takut. "Ada apa dengannya?" Xiao Tianyou menatap Yang Yu dengan tajam yang juga tidak tahu kenapa Senja bertingkah seperti itu.     

Dengan jujur, Yang Yu menjawab Tuannya bahwa Senja baik-baik saja dan tidak ada hal buruk yang terjadi kepadanya.     

Saat perlahan pengertian menghampirinya, Xiao Tianyou mengusap punggung Senja dan memposisikan kepalanya di atas kepala Senja. "Aku baik-baik saja." Xiao Tianyou berkata dengan lembut.     

Senja tahu bahwa Xiao Tianyou baik-baik saja dan itu hanya luka biasa yang tidak bisa membahayakan hidupnya, tapi melihat darahnya, itu membangkitkan ingatan yang buruk baginya.     

Mengangguk dengan pelan, Senja mengusap air matanya. "Apa yang terjadi?" Senja bertanya.     

Hanya saat fokus Senja tidak terpaku pada Xiao Tianyou saja, ia menyadari orang lain yang ada di dalam ruangan itu.     

Disana juga ada Xiao Jun, Tetua Zhong, Tetua Chen dan Utara yang berdiri di dekat pintu masuk, tanpa cedera. Senja mengerutkan dahi.     

"Terjadi percobaan pembunuhan pada Utara di sisi utara." Xiao Tianyou berkata sambil memberikan tatapan penuh arti kepada Senja.     

Namun, perhatian Senja bukan itu. "Kenapa ada orang yang ingin membunuh Utara, tapi malah kau yang terluka?!" Senja meninggikan suaranya dan terdengar marah.     

Utara yang berdiri di belakangnya, mengedurkan bibirnya. Itu tidak masalah jika ia tidak peduli dengan keselamatannya, Senja tidak perlu juga melakukan itu, tapi bukan berarti bahwa itu sopan untuk menunjukkan kekecewaannya dengan terang-terangan, bukan?     

"Maaf karena bukan aku yang terluka." Utara berkata dengan mengerutkan dahi.     

Memutar tubuh, Senja melihat sisi samping Utara. "Kau harus menjaga dirimu lebih baik lain kali!"     

"Terima kasih atas perhatianmu." Pria muda itu merajuk.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.