Purple Dawn Till Dusk : dearest through the time -INDONESIA-

USAHA PEMBUNUHAN



USAHA PEMBUNUHAN

1"Tetua Fu sudah mengejar pembunuhnya." Ucap Tetua Chen. "Dia akan segera kembali."     2

Menghela napas dalam, Senja menatap tajam ke arah Xiao Jun. "Lihat kan? Aku sudah berkata padamu bahwa ada pengkhianat disini. Tapi, kau tidak percaya padaku!" Senja berteriak pada Xiao Jun dan mengejutkan kedua tetua serta Utara. "Ini pasti tetua Fu yang menyusun pembunuhan pada Utara! Sekrang, ia berpura-pura untuk mengejar pelakunya!" Senja menggeram dengan marah.     

"KELUARKAN DIA!" Xiao Jun menggeram, tidak kalah marah darinya. "Kau tidak memiliki hak untuk berkata apapun dalam masalah ini."     

"Tidak perlu! Aku bisa pergi sendiri!" Senja mencemooh dengan marah sebelum ia berbalik dan bergegas keluar dari tenda.     

Matahari sudah terbit daan kereta kuda yang akan mengantar Senja keluar dari kemah militer sudah disiapkan dan siap di depan dari tenda Xiao Tianyou.     

Namun Senja tidak melihat Xiao Tianyou di mana-mana, ia bahkan tidak datang setelah langkah keluarnya yang anggun sebelumnya setelah ia membuar Xiao Jun marah.     

"Apa dia tidak ingin melihat keberangkatanku?" Senja bergumam sambil berjalan keluar dari tenda.     

Seorang penjaga sudah menunggu untuknya, berdiri di sebelah kereta kuda yang akan mengantarnya pergi.     

Senja sudah membicarakan hal ini malam tadi dan itu akan mencurigakan jika ia tiba-tiba menghilang dan menebak dari reaksi Xiao Jun sebelumnya, sepertinya Xiao Tianyou sudah membicarakan masalah ini dengannya juga.     

Tapi, setidaknya Xiao Tianyou bisa melihat Senja pergi kan?     

Menatap ke sekelilingnya dan ia tidak bisa melihat bayangan dari pria itu membuat suasana hatinya menurun. Ia memberikan barang bawaannya dan sebuah pedang ke seorang penjaga yang akan menjadi pengendara kereta kuda baginya dan Senja menghentakkan kaki masuk ke dalam kereta kuda.     

Setelah ia berada di dalam, penjaga itu menyentakkan kuda untuk bergerak, kedua kuda itu meringkik dengan berisik sebelum mereka berlari, membawa kereta yang ada di belakang mereka keluar dari tempat kemah militer.     

Setelah beberapa saat, jalanan tandus dan berdebu berubah menjadi sebuah hutan dengan rimbunnya pepohonan di sekitar mereka. Kicauan burung dapat terdengar hingga memberikan suara yang membuat nyaman sarafnya yang tegang.     

Xiao Tianyou sudah memberitahunya lokasi dari tempat perlindungan. Kebanyakan dari penduduk sudah di ungsikan sejak satu pekan lalu. Xiao Jun dan Xiao Tianyou tidak ingin melibatkan orang-orang yang tidak bersalah itu sebanyak mungkin.     

Kuda-kuda yang membawa keretanya tiba-tiba melambatkan kecepatannya dan dengan pelan menghentikan laju keretanya.     

Senja mengerutkan dahinya dan menatap ke arah rimbunnya pepohonan yang ada di luar jendela kereta, mereka benar-benar masih ada di dalam hutan, tapi kenapa mereka berhenti bergerak?     

Senja membuka tirai yang memisahkan kursinya dengan kursi pengemudi. "Apa yang terjadi?"     

Pertanyaan itu hampir tidak terdengar keluar dari mulutnya ketika ia melihat penyebab dari kereta itu berhenti. Kedua matanya bersinar cerah dan sebuah senyuman muncul di bibirnya.     

Itu adalah Xiao Tianyou, Xiao Jun dan Yang Yu yang sedang berada di atas kuda mereka masing-masing.     

Senja dengan cepat keluar dari kereta kudanya dan menghampiri pria yang baru saja turun dari kudanya yang kokoh, menariknya ke dalam dekapan.     

"Aku kira kau tidak akan datang." Senja terkekeh dengan gembira.     

"Itu terlihat lebih nyata seperti itu kan?" Xiao Tianyou berkata dengan nada yang meledek.     

Dari kudanya, Xiao Jun memperingati mereka. "Kita tidak memiliki banyak waktu."     

"Hmm." Xiao Tianyou bergumam sebagai jawabannya sebelum ia memusatkan kembali perhatiannya kepada Senja lagi. "Sekarang dengarkan aku dengan hati-hati."     

"Baiklah." Senja mengangguk, melepaskan pelukannya saat ekspresinya menjadi lebih serius.     

"Datang ke alamat ini, Ye Bai aka nada disana." Xiao Tianyou memberikannya sebuah kertas kecil yang terdapat sebuah alamat tertulis disana. "Jika kau tidak bisa menemukan mereka dalam waktu tiga hari, menjauh dari Kota Q, mengerti?"     

"Baiklah."     

Senja melihat penjaga yang memindahkan barang bawaannya ke kuda milik Xiao Tianyou, ternyata ia akan menunggangi kuda sendiri menuju ke Kota Q.     

"Yang Yu akan bersamamu hingga kau bertemu dengan Ye Bai." Xiao Tainyou mengangguk ke arah Yang Yu. "Dan ini…"     

Xiao Tianyou mengeluarkan sebuah token transparan dari dalam kantungnya dan meletakkan benda itu di atas telapak tangan Senja.     

"Apa ini?" Senja mengambil benda transparan itu dan ketika sinar matahari jatuh di dasarnya, itu berkilau dengan indahnya. Senja terpesona dengan warna pucat yang diperlihatkan oleh benda itu.     

"Ini adalah benda warisan dari Klan Pedang Hitam." Xiao Tianyou berkata. "Jika kau bertemu dengan cucu dari Tetua Dam, berikan ini kepadanya. Dia adalah pemilik yang sesungguhnya."     

Awalnya, Tetua Dam memberikan Xiao Tianyou token ini karena mengira bahwa Senja adalah cucunya yang asli dan sejak Senja dan dirinya telah bersama, maka Tetua Dam mewariskan token itu padanya. Namun, kekuatan asli dari token itu hanya bisa digunakan oleh pewaris asli dari Klan Pedang Hitam, jadi tidak ada gunanya bagi Xiao Tianyou untuk menyimpan benda itu.     

Senja dengan seketika mengingat dengan disebutnya nama Senja, ketika Xiao Tianyou memberitahukannya mengenai token itu.     

Senja menyimpan warisan Klan Pedang Hitam itu ke dalam kantungnya.     

"Bagaimana dengan orang-orang yang mencoba untuk membunuh Utara? Apa Tetua Fu berhasil menangkap mereka?"     

"Tidak, mereka melarikan diri."     

Senja mengerutkan dahi. "Sayang sekali, tapi syukurlah jika Utara dan kau baik-baik saja."     

"Ini semua berkat kau."     

"Aku? Aku tidak melakukan apapun."     

"Sebenarnya, kau lah yang memberitahuku tentang usaha pembunuhan ini."     

"Kapan?"     

"Tembak utara besok." Ucap Xiao Tianyou. "Utara berarti Utara dalam bahasa lain." Ia menjelaskan dengan senyumam.     

"Benarkah?" Senja mengangkat alisnya.     

"Sepertinya pihak musuh sangat terburu-buru untuk memulai perang, maka untuk memancing pihak kita mereka berencana untuk membunuh Utara."     

Senja sedikit terkejut dengan penjelasan dari Xiao Tianyou. Untuk memikirkan tentang ini lagi, di waktu sebelumnya, Senja tidak melihat Utara sama sekali. Ia seharusnya menjadi orang yang terdekat dengan Xiao Tianyou di medan perang, tapi ia tidak ada disana.     

Senja merasa sangat lega, dengan membayangkan apa yang akan terjadi dengan Utara jika ia tidak datang ke penjara bawah tanah, atau mencoba untuk berbicara dengan anak-anak itu untuk mendapatkan informasi, itu juga tidak akan berarti bagi Xiao Tianyou yang tidak bisa menafsirkan kalimat dari anak itu tepat waktu.     

Kerena Senja sudah memutuskan untuk kembali ke dunia ini, Senja tidak ingin melihat orang-orang terdekatnya mati. Senja sangat merasa lega karena ia bisa menghalangi sesuatu yang buruk terjadi kepada Utara, meskipun itu hanya kebetulan.     

Di sisi lain, Xiao Jun turun dari kudanya dan menghampiri pengemudi kereta kuda dan memberikannya sebuah surat.     

"Bawa sebanyak lima ratus orang bersamamu dan pergi ke benteng utara. Tetap tenang dan jangan biarkan orang lain menyadarinya, jika ada penyerangan, tugas utamamu adalah untuk membawa Qianru ke tempat yang lebih aman." Xiao Jun berkata dengan tegas. "Jika sesuatu terjadi kepadanya dan anakku aku akan meminta kepala kalian semua."     

Xiao Jun berkata dalam nada suaranya yang seperti biasa, seakan ia hanya memberikan perintah biasa, tapi kalimatnya memegang beban yang sangat berat. Ditambahkan dengan fakta bahwa ia mengancam hidup orang-orang, itu bukan gayanya untuk melakukan hal itu, terlebih lagi ke orang-orangnya sendiri. Itu menunjukkan seberapa pentingnya misi ini.     

"Tunggu, apa kau mengirimkan bantuan ke benteng utara?" Senja menghampiri Xiao Jun.     

"Tentu saja, aku menyesal karena tidak bisa datang sendiri."     

Itu memang benar, jika ia bisa, ia akan pergi sendiri untuk melindungi istri dan anaknya, tapi perang ini sudah berada di depan matanya dan ia tidak bisa mengesampingkan tanggung jawab ini, terlebih lagi dengan isu tentang Tetua Zhong, itu membatasi gerakannya.     

"Katakan padanya untuk mengingat apa yang telah aku katakan." Senja menambahkan.     

"Ya, Nona Muda Senja."     

Pengemudi kereta kuda itu menundukkan kepalanya dengan hormat dan pamit pergi. Ia naik ke kereta kuda dan mengemudikannya ke arah yang berlawanan.     

"Hal apa yang kau katakan pada Qianru?" Xiao Jun bertanya dengan penasaran ketika pengendara kereta kuda itu tidak bisa terlihat lagi.     

Namun, Senja tidak menjawab pertanyaannya, Senja menatap Xiao Jun dari atas hingga ke bawah dengan berbeda sambil berkata. "Aku tidak akan mengatakannya padamu."     

"Kenapa? Aku berhak mengetahui apa yang melibatkan keselamatan istriku." Xiao Jun menjawab.     

"Apa kau pikir aku akan membahayakannya?" Senja bertanya dengan tidak percaya, kedua alisnya naik dengan sikap menentang. "Kau bisa bertanya padanya jika kau bertemu dengannya nanti, tapi aku tidak akan memberitahumu."     

"Jadi, seperti itu?" Xiao Jun melipat lengannya, entah bagaimana ia tahu kenapa gadis ungu di hadapannya ini membuat segala hal menjadi sulit untuknya.     

"Karena kau berteriak padaku tadi." Senja mengangkat bahunya dengan acuh tak acuh.     

Jawaban Senja sangat tepat dengan apa yang telah ia tebak. Gadis ini sungguh memiliki rasa dendam.     

Namun, di waktu yang sama ia tahu apapun yang telah diatur olehnya, itu merupakan hal yang baik untuk Qianru, ia juga sudah mengirim pasukan bantuan. Jadi, ia bisa tidak terlalu khawatir.     

"Baiklah." Xiao Jun mengangkat tangannya dengan kalah. "Omong-omong, apa kau tahu identitas dari anakku?" Kedua mata Xiao Jun bersinar cerah ketika membicarakan soal anaknya.     

Senja juga merasa dalam dirinya menghangat karena berpikir, bahwa kali ini ia memiliki kesempatan untuk menyelamatkan anak yang belum dilahirkan itu.     

"Bagaimana bisa aku mengetahuinya? Dia baru mengandung dua pekan."     

Suasana hati Xiao Jun tidak runtuh, jika ada, ia sangat gembira. "Baiklah. Jaga dirimu dengan baik saat kau berada di perjalanan."     

"Tentu." Senja tersenyum dan menghampiri Xiao Tianyou untuk mendapatkan kecupan dan pelukan.     

Ketika Xiao Tianyou sudah membantunya untuk naik ke atas kuda dan ia hendak pergi, Xiao Jun memanggilnya lagi.     

"Senja, terima kasih untuk apa yang telah kau lakukan untuk kami." Xiao Jun berkata dengan tulus.     

"Tidak masalah." Senja melambaikan tangannya dengan acuh tak acuh, tapi ia menambahkan sebelum pergi menjauh. "Tapi, aku akan sangat berterima kasih jika kau tidak mencoba untuk membunuhku lagi."     

Dengan dikatakannya hal itu, kuda Senja mulai melaju menuju arah Kota Q bersama dengan Yang Yu yang mengikutinya dengan dekat di belakang kudanya, meninggalkan kedua bersaudara itu sendirian.     

"Jun…" Xiao Tianyou memutar tubuhnya dan perlahan wajahnya menjadi suram. Suaranya terdengar hanya seperti bisikan, tapi memegang emosi yang kuat. "Apa maksudnya dengan kau pernah mencoba untuk membunuhnya?"     

"Tidak, itu…." Tiba-tiba Xiao Jun tidak bisa mengeluarkan satu kata pun saat ia merasakan firasat buruk datang kepadanya dari Xiao Tianyou.     

**Sial, gadis ini!**     

==============     

Baca juga The Story of Dusk -Indonesia- untuk tahu cerita Senja yang lain ^^     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.