Purple Dawn Till Dusk : dearest through the time -INDONESIA-

KAU HARUS MEMBUKANYA



KAU HARUS MEMBUKANYA

0Tidak bisa bergerak kemana-mana, Senja mencoba untuk merasakan sekelilingnya. Saat itu sangat gelap dan cahaya bulan terhalang oleh awan yang gelap, maka pandangan matanya tidak bisa menyadari sekitarnya dengan cepat.     
0

Kemudian, ia merasakan lengan yang kuat memegang di sekitar bagian tengah dari tubuhnya dan menariknya ke dekapan dadanya yang bidang.     

"Senja…"     

Suaranya, suara itu sangat dikenal di telinganya.     

"Kau datang…" Senja menghela napas dalam-dalam, melingkarkan kedua tangannya ke leher pria itu.     

"Senja…" Suaranya terdengar sangat hancur saat ia membenamkan wajahnya di lekukan leher Senja dan menghirup aroma wanitanya.     

Ia merasa sangat marah dan ketakutan ketika ia berjalan semakin dalam. Saat langkahnya membawa ia jauh semakin dalam dan mereka masih belum bisa menemukan Senja, semua kemungkinan mengerikan bermunculan di kepalanya dan menggerogoti pikirannya.     

Ia merasa kacau dan sangat putus asa.     

"Senja…" Ia memanggil nama Senja lagi seakan sangat takut jika gadis itu akan hilang.     

"Aku disini…" Senja berbisik ke telinganya saat jemarinya membelai rambut hitam pria itu dengan lembut.     

Namun, ketika Xiao Tianyou mengeratkan pelukannya, meremas tubuhnya untuk semakin mendekat jika mungkin, Senja merengek karena rasa sakit yang menusuk yang terasa di tulang belakangnya.     

"Maafkan aku." Secara reflek Xiao Tianyou melepaskan pelukannya di tubuh kecil itu dan memegangi pundak Senja. "Aku tidak memikirkan itu…" Xiao Tianyou menyesal.     

Ia hanya ingin mendekap Senja dengan erat di lengannya, tapi lupa bahwa wanitanya baru saja terjatuh dari ketinggian yang cukup dalam.     

Itu adalah keajaiban bahwa mereka berdua bisa bertahan, tapi bukan berarti mereka baik-baik saja. Itu terdengar terlalu berlebihan sebagai sebuah permohonan.     

Xiao Tianyou ingin sekali memukul wajahnya karena sangat lalai.     

Ia memegang dagu Senja dengan lembut dan mengangkat wajahnya, cahaya yang remang tidak membantunya untuk melihat wajah Senja dengan jelas, tapi ia bisa melihat goresan besar di dahinya.     

Setelah memeriksanya secara singkat, ia menatap tangan dan kaki Senja, ia memiliki luka lain di kakinya yang terlihat sudah ditangani sebelumnya.     

"Tidak apa-apa.." Senja menangkup wajah Xiao Tianyou yang gelisah dan mengusap pipinya dengan lembut. "Aku baik-baik saja sekarang." Senja baik-baik saja sekarang, karena ia telah disini bersamanya.     

Xiao Tianyou mendekat dan mencium kening Senja. "Kau tidak tahu betapa bersyukurnya aku bisa melihatmu sekarang."     

Senja mengangkat alisnya dengan senang, Senja tidak tahu bahwa ia memiliki efek seperti ini untuk Xiao Tianyou, dan ia merasa sangat senang.     

Seseorang berdeham di belakang Xiao Tianyou, mengganggu momen kecil keintiman mereka.     

"Apa kau sudah selesai?" Xiao Jun bertenya dengan nada yang kesal. "Karena ada orang lain disini."     

Senja terkekeh saat ia menyadari bahwa Xiao Jun akan menjadi roda ketiga untuknya dan Senja yang lain, karena Qianru tidak ada disana. Meskipun, itu bukan sesuatu yang bisa dibercandakan, tapi tetap saja pemikiran ini menghibur Senja dan membuat suasana hatinya membaik.     

"Ini sangat gelap, jadi aku mengalami kesulitan untuk menyadari keberadaanmu disana." Xiao Tianyou menjawab, tapi tidak memutar tubuhnya menghadap kakaknya.     

Xiao Tianyou melepas jubahnya dan memakaikannya pada Senja, untuk membuatnya agar tetap hangat.     

Suara langkah lain mendekat ke lingkup kecil mereka, saat Gong Xu dan Senja melangkah menghampiri mereka.     

"Aku baru saja memeriksa lukanya." Gong Xu menunjuk Senja yang berada di dekapannya dengan dagunya. "Jika kau tidak keberatan, aku bisa memeriksanya juga." Ia menawarkan bantuan kepada Senja, meskipun ia lebih terlihat seperti meminta izin dari Xiao Tianyou.     

Senja dapat merasakan rahang Xiao Tianyou mengatup, meskipun pencahayaan saat itu gelap. Genggamannya di bahu Senja menjadi kaku. Tapi, yang mengejutkan Senja, Xiao Tianyou menyetujuinya.     

Ia tidak mengatakannya juga, ia hanya menyingkir dan membiarkan Gong Xu memeriksa Senja.     

Pada akhirnya, rasa khawatir terhdap Senja mengalahkan rasa ingin balas dendamnya.     

"Kau akan berakhir jika kau melakukan sesuatu yang mencurigakan kepadanya." Xiao Tianyou mengancam.     

Tapi, Senja berpikir bahwa Gong Xu tidak mempedulikan peringatan Xiao Tianyou, karena ia bediri di belakangnya dan Gong Xu tidak bisa membaca bibirnya.     

Maka, Gong Xu benar-benar tenang ketika ia berbicara kepada Senja. "Aku butuh kau untuk membuka jubah dan baju luaranmu."     

"Untuk apa seperti itu?!" Xiao Tianyou menggeram di belakang Gong Xu. Tapi Gong Xu bahkan tidak bergeming.     

Xiao Jun dengan cepat melangkah ke tengah-tangah mereka di belakang Gong Xu. Senja lain bergeser menuju ke belakang Gong Xu dan dengan ekspresi yang khawatri ia menatap ke Xiao Tianyou yang marah.     

"Aku tidak bisa memeriksanya jika kau terbungkus seperti ini." Gong Xu berkata dengan jelas. Ia berjongkok di hadapan Senja sekarang.     

Ya, ia hampir seperti seorang dokter bagaimanapun, jadi jenis kelamin bukanlah sesuatu yang berada di dalam daftarnya untuk diperhatikan. Lagi pula, ia tidak meminta Senja untuk melepas seluruh pakaiannya.     

Itu hanya Xiao Tianyou yang memberikan reaksi berlebihan.     

Senja dengen perlahan membuka jubah yang Xiao Tianyou pakaikan padanya tadi dan hendak membuka baju luarannya ketika Xiao Tianyou membentaknya.     

"Apa yang kau lakukan?!!"     

Senja mencintai Xiao Tianyou, tanpa keraguan apapun. Tapi reaksi berlebihannya ini membuatnya sangat kesal. "Aku terluka dan dia akan memeriksa lukaku! Kau mau aku mati disini?!" Senja membentak Xiao Tianyou kembali, menatapnya tajam agar ia bisa berhenti mencoba untuk menggeser Xiao Jun dan menakutkan Senja lain.     

"Jika kau bisa berteriak kepadaku seperti ini, kau tidak akan mati!" Xiao Tianyou berkata dengan tajam, benar-benar merasa kesal.     

Senja masih berpakaian dengan layak dan ia tidak bisa melihat masalah dengan itu. Jika Xiao Tianyou bisa melihat gayanya di dunia moderen, Senja bertaruh bahwa Xiao Tianyou bisa saja membunuhnya.     

Karena reaksi marah Senja, Gong Xu merasakan sesuatu yang tidak beres terjadi dan memutar tubuhnya lalu menatap Xiao Tianyou.     

Ekspresinya yang kebingungan sangat jelas terlihat, jika mereka memiliki penerangan yang cukup. Tapi, Senja dapat merasakannya.     

Sepintar dirinya, pengertian mulai muncul di dalam benaknya dan ia berkata dengan nada yang menunjukkan fakta. "Aku tidak memintanya untuk melepas seluruh pakaiannya."     

Senja ingin sekali menutupi wajahnya saat pipinya terasa panas, itu sangat membuatnya malu. Gong Xu seharusnya tidak mengatakan sesuatu seperti itu meskipun memang itu benar.     

"Ini sangat gelap, aku hampir tidak bisa melihat sesuatu dan kau disini. Aku tidak sebodoh itu. Jika aku melakukan hal yang mencurigakan, kau akan langsung membunuhku. Aku masih ingin hidup." Gong Xu berkata karena sedikit merasa kesal.     

Xiao Tianyou jengkel, ia terlihat hendak mengamuk sesaat kemudian, tapi ia hanya mengatupkan rahangnya dan mengepalkan tinjuan saat ia tetap berdiri tegak, menatap tajam ke arah pria itu.     

Pada akhirnya, perhatiannya lebih besar dari rasa marahnya dan Senja sangat ingin sekali manciumnya.     

Xiao Tianyou sangat menggemaskan ketika ia merajuk seperti yang ia lakukan sekarang.     

......….     

Cahaya pertama dari matahari menerangi dasar jurang saat Senja tersadar dari kondisi tidurnya.     

Senja mengedipkan matanya dan merengut karena cahaya terik yang menyerbu penglihatannya. Senja mengangkat tangannya untuk menutupi wajah.     

Kemarin malam mereka memutuskan untuk bermalam dan mencari jalan keluar saat pagi.     

Senja menatap sekelilingnya dan melihat Senja lain tertidur di dalam dekapan Gong Xu berselimut dengan jubahnya.     

Xiao Jun duduk tidak terlalu jauh dari Senja dan Xiao Tianyou.     

Mengangkat kepalanya, Senja menatap Xiao Tianyou yang sudah terbangun. "Pagi." Ucap Xiao Tianyou, menundukkan tubuhnya dan mengecup kening Senja.     

Senja tidur di paha Xiao Tianyou yang ia jadikan bantalan sementara jubahnya menyelimuti dengan hangat. "Pagi." Senja berkata dengan masih merasa mengantuk, meringkuk ke perut Xiao Tianyou hingga membuatnya terkekeh.     

Itu sangat jarang untuk mendengarnya terkekeh seperti itu. Jadi, Senja dengan sengaja menyondol perut Xiao Tianyou dengan main-main.     

Itu merupakan sebuah momen membahagiakan sampai Xiao Jun berkata dengan nada yang kesal.     

"Cukup kalian berdua! Jika kau sudah bangun, ayo cepat pergi sekarang."     

"Kau seharusnya membawa Qianru bersamamu." Senja menjawab.     

"Aku tidak perlu membawa Qianru bersamaku, aku hanya perlu meninggalkanmu di desa saat pertama aku melihat Xiao Tianyou membawamu bersamanya. Jadi kau tidak perlu membuat masalah seperti ini." Xiao Jun terlihat sedikit kesal. Suasana hati yang buruk di pagi hari, Senja pikir.     

Senja cemberut dan membuat ekspresi meledek ke arahnya. "Menyebalkan…" Senja bergumam dengan pelan sementara Xiao Tianyou tersenyum dengan penuh rasa sayang, ia membelai rambut Senja dengan sayang.     

Xiao Jun berdiri dan berjalan mendekat ke arah Gong Xu, dan membangunkannya. Dengan hanya satu sentuhan, mata Gong Xu langsung terbuka dan memeriksa sekelilingnya.     

Ia menatap Senja yang masih berada di dalam dekapannya dan menggoyangkan bahu gadis itu untuk membangunkannya.     

Setelah Xiao Jun telah membangunkan pasangan yang lain, ia berjalan kembali ke Xiao Tianyou yang masih membantu Senja untuk bangun, namun ternyata kakinya yang terluka cukup parah.     

"Apa dia bisa berjalan?" Xiao Jun bertanya kepada adiknya saat ia melihat Senja menempel dan memeluk lehernya, mencoba untuk melangkah tapi gagal dengan menyedihkan.     

Gong Xu telah memberitahu mereka bahwa kondisi Senja tidak parah dan akan membaik setelah satu minggu, itu sangat luar biasa untuk mengetahui bahwa tidak ada satu pun dari kedua Senja itu memiliki luka serius. Terjatuh dari ketinggian seperti itu, bisa saja menyebabkan mereka langsung mati di tempat.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.