Purple Dawn Till Dusk : dearest through the time -INDONESIA-

PERCOBAAN MELARIKAN DIRI



PERCOBAAN MELARIKAN DIRI

0Tapi, Xiao Tianyou memiliki hal lain di dalam kepalanya dan menyingkirkan tangan Xiao Jun lalu berkata dengan dingin. "Aku akan berbicara dengannya sekarang." Xiao Tianyou menunjukkan jarinya ke bawah untuk menekankan maksud dari kalimatnya.     
0

Setelah itu, Xiao Tianyou melanjutkan langkahnya. Xiao Jun mengikutinya dari belakang dan juga Senja serta orang-orang lain yang hadir, bahkan Xiao Mugi juga ikut bersama, Qianru menggandeng tangan kecilnya.     

Semakin dekat Xiao Tianyou kepada Ye Bai, semakin ia merasa aneh.     

Xiao Tianyou tidak mengenalinya.     

Bahkan setelah jarak mereka cukup dekat bagi Xiao Tianyou untuk melihat wajahnya, ia masih tidak bisa mengingat bahwa ia pernah bertemu dengan Ye Bai di suatu tempat.     

Saat ia sudah berdiri di hadapannya dan Ye Bai akhirnya menyadari kehadiran Xiao Tianyou, ia menjerit dengan suara yang melengking dan melangkah mundur tiba-tiba.     

Gerakan yang salah.     

Terlepas dari kecepatan Ye Bai yang luar biasa, tapi tentu saja ia tidak bisa mengalahkan Xiao Tianyou. Dalam langkah ketiga Xiao Tianyou sudah bisa meraih bahu Ye Bai dan menarik jubahnya.     

Daya gerak dari tarikan Xiao Tianyou sangat kuat, karena itu menyebabkan Ye Bai kehilangan keseimbangannya dan tersandung sebelum jatuh ke belakang.     

Senja dapat melihat ketakutan di kedua mata Ye Bai.     

Sebenarnya, jika Ye Bai bertindak seperti tidak ada apa-apa yang terjadi, Xiao Tianyou tidak akan merasa curiga sedikitpun, tapi karena reaksinya yang panik dan usahanya untuk mencoba lari darinya, itu menumbuhkan rasa curiga di hati Xiao Tianyou.     

Xiao Tianyou menjadi marah dengan melihat reaksinya itu, Xiao Tianyou mengangkat kakinya dan menendang Ye Bai dari sisi samping, meskipun Ye Bai sudah mengangkat tangannya untuk menghalangi serangan dari Xiao Tianyou, tapi ia tetap tidak bisa menghindar dari dampaknya.     

Tubuhnya yang besar membentur dinding yang ada di sebelahnya dan sebelum ia bisa kembali berdiri dengan tegak, Xiao Tianyou telah menjepitnya ke dinding dengan pedang yang berada di lehernya dengan sangat mengancam.     

Qianru menjerit ketakutan sementara Xiao Jun mencoba untuk menahan Xiao Tianyou. Tapi, adiknya memberikan tatapan yang seakan menyampaikan bahwa; aku akan membunuhnya secara langsung jika kau mendekat, tatapan semacam itu yang membuat Xiao Jun menghentikan langkahnya.     

"Qianru, bawa Xiao Mugi dan tetap berada di dalam kamarmu." Xiao Jun memberitahu istrinya tanpa mengalihkan tatapan dari pedang yang berada di leher Ye Bai.     

"Senja ayo pergi." Qianru mengambil tangan Senja, tapi ia menolaknya.     

"Aku akan tetap disini." Senja menggelengkan kepalanya. "Aku harus berada disini." Senja berkata dengan tekad yang bulat.     

"Berhati-hatilah." Mengetahui bahwa ia tidak akan bisa membujuk Senja, Qianru melepaskan genggamannya di tangan Senja dan berjalan pergi bersama Xiao Mugi.     

Anak laki-laki itu memutar kepalanya berkali-kali untuk melihat ayahnya yang sedang marah, tapi Qianru menghalangi pandangannya dan mendorongnya untuk berjalan lebih cepat.     

Salah satu dari saudara kembar itu terlalu terkejut untuk mengerti dengan apa yang terjadi. Ia hanya berdiri di tempat dengan tatapan mata yang membesar. Terlalu takut untuk bergerak, namun ketika Xiao Tianyou menatapnya dan mengisyaratkan untuk pergi dari tempatnya, ia bergegas bergerak ke arah Xiao Jun dan diam di posisinya sekarang. Ia terlalu terkejut bahkan untuk menyadari bahwa Senja berada disana.     

"Ada apa ini?!!" Ye Bai menggeram. Ia mencoba untuk menyingkirkan pedang itu, tapi Xiao Tianyou malah memperdalam sayatannya di leher Ye Bai. Sekarang, darah mulai mengalir dari lehernya dan ini membuar semua orang yang ada di tempat kejadian berwaspada.     

"Tianyou, kau tidak perlu melakukan ini." Xiao Jun berusaha untuk menenangkan adiknya, namun semua yang Xiao Tianyou lihat adalah kemarahan. "Lepaskan dia dan kita bisa bicara."     

"Lepaskan dia?" Xiao Tianyou memberikan senyum miring yang sinis kepada kakaknya. "Dan membiarkannya kabur?"     

"Aku tidak mau bicara denganmu!!!" Ye Bai berteriak lagi dan menggeliatkan tubuhnya untuk menjauh dari pedang Xiao Tianyou, itu hanya menyebabkannya terluka lebih dalam.     

"Dia tidak akan lari, Tianyou!" Xiao Jun berteriak kembali.     

Tepat di waktu yang sama Ye Bai memutuskan untuk membuka mulutnya lagi dan memilih pernyataan yang salah. "Tentu saja aku akan lari!!!"     

Senja sangat ingin sekali mengetuk kepalanya agar sadar kali ini. Senja tahu bahwa Paman Su memang terkadang sedikit aneh dan terkadang tidak masuk akal dengan semua kalimatnya, tapi kali ini ia seperti sedang menggali kuburannya sendiri.     

**Tidakkah dia tahu situasinya sekarang?**     

"DIAM!!!" Xiao Jun membentaknya.     

"Bagus." Xiao Tianyou mencibir. "Aku tidak akan membunuhmu. Aku akan memotong kakimu, dan mari lihat apakah kau masih bisa melarikan diri."     

"Tianyou. Turunkan. Pedangmu." Xiao Jun menekankan setiap suku kata di dalam kalimatnya.     

Dengan mendengar kalimat mengancam dari kakaknya, Xiao Tianyou bahkan tidak mengalihkan tatapan padanya. Ia benar-benar memutuskan untuk memotong kaki Ye Bai.     

Senja gemetar saat ia merasakan kebencian yang ada di dalam diri Xiao Tianyou. Itu membuatnya merasa takut. Sudah sangat lama sejak sebuah emosi memberikan efek ini kepadanya.     

Untuk sekarang, Xiao Tianyou tidak seperti seseorang yang ia kenal. Senyum miringnya, emosinya, keputusannya semua itu hampir seperti ia adalah orang yang berbeda.     

Xiao Tianyou tidak pernah tersenyum miring dengan jahat ketika ia mengancam musuhnya. Ia adalah tipe orang yang tenang dan bisa menguasai diri.     

"Ye Bai! Berhenti melawannya!" Karena Xiao Jun tidak bisa menghentikan Xiao Tianyou maka ia berharap bahwa ia bisa membuat Ye Bai mau bekerja sama.     

"Kau pikir ia tidak akan membunuhku jika aku tidak melawannya?!" Ye Bai menjawab. Sejak awal ia memang tidak ingin bertemu dengan Xiao Tianyou, karena takut dengan situasinya. Namun, itu karena reaksinya sendiri yang menempatkannya pada situasi menyulitkan ini.     

Xiao Jun menghela napas karena merasa kebingungan sebelum ia menghampiri mereka dengan sangat cepat.     

Hal yang ia lakukan selanjutnya membuat Senja dan salah satu dari si kembar itu menahan napas mereka dan membesarkan tatapan mata.     

Disana, Xiao Jun memegang pedang Xiao Tianyou dengan tangan telanjang, darah mulai menetes tepat disaat ketika kulitnya menyentuh pedang tajam itu. Dengan tangan sebelahnya ia memegang tengkuk Ye Bai, mendorongnya ke dinding.     

"BERHENTI SEKARANG!!!" Xiao Jun terlihat sangat pucat. Ia menatap adiknya dengan tatapan mematikan.     

"AKU TIDAK MENERIMA PERINTAHMU!" Xiao Tianyou menggeram dengan sangat marah. Ia bahkan tidak mempedulikan luka di tangan Xiao Jun dan darah yang mulai menggenang di tanah.     

Kedua kakak beradik itu seperti meusuh bebuyutan. Bahkan Ye Bai membeku di tempatnya.     

Senja meneguk liurnya dengan sangat sulit, kakinya terasa sangat lemas dan hampir tidak mampu berdiri lagi karena merasa takut dengan kekejaman Xiao Tianyou. Meskipun begitu, Senja menguatkan hatinya dan berjalan mendekat.     

"Bisakah kita membicarakan ini dengan tenang?" Senja berkata dengan lemah.     

Baiklah, perasaan ini benar-benar sangat berbeda dari adegan di dalam film ketika seorang wanita menghentikan kedua pria yang sedang berkelahi. Situasi ini benar-benar tidak sama seperti itu.     

"Senja! Kau ada disini! Selamatkan aku!" Ye Bai merasa sedikit lega ketika mendengar suara Senja.     

Jika itu mungkin, dalam sekejap meningkat seakan perasaan itu melompat sangat tinggi. Senja dengan langsung mengeluarkan keringat dingin ketika ia melihat ekspresi Xiao Tianyou.     

"Kau mengenalnya." Xiao Tianyou mengatupkan giginya saat kalimat itu keluar dari bibirnya, ia menggelengkan kepala dengan tidak percaya.     

Perlahan, ia menurunkan pedangnya, masih menatap Senja dengan linglung.     

Senja ingin sekali berlari menghampi Xiao Tianyou dan menjelaskan semuanya, ia sudah salah paham! Tapi sesuatu seakan menahannya. Senja merasa terlalu takut dengan Xiao Tianyou sekarang. Kemarahannya cukup membuat Senja membeku di tempatnya.     

Meskipun ketenangan yang ia tunjukkan pada Senja sekarang, terdapat badai di dalamnya.     

Senja tidak dapat menatap kembali tatapannya yang sangat intens dan hanya menundukkan kepalanya.     

"Baiklah, kita harus membicarakan hal ini." Xiao Jun memutar Ye Bai dan menarik bahunya.     

Xiao Jun mengenalnya dengan baik bahwa ia benar-benar akan lari jika ia melepaskannya. Xiao Tianyou juga tidak salah dalam hal ini.     

Xiao Jun berjalan lebih dulu dengan Ye Bai di dalam genggamannya sementara Xiao Tianyou masih menatap Senja.     

Senja menundukkan kepalanya, maka ia bisa menghindari kebencian yang ada di mata Xiao Tianyou. Tapi perasaan yang Senja rasakan darinya cukup untuk membuatnya sangat lemas.     

Setelah satu menit yang terasa seperti seumur hidup, Xiao Tianyou mengalihkan tatapannya dan mengikuti Xiao Jun.     

"Apa yang kau lakukan?! Kemarilah!"     

Senja melompat karena terkejut karena nada bicara kasar yang digunakan Xiao Tianyou. Senja tidak percaya dengan apa yang ia dengar. Tidak peduli seberapa marah dirinya, Xiao Tianyou tidak pernah membentaknya seperti itu.     

**Xiao Tianyou pasti membentak orang lain.** Senja berkata dalam hati dengan menyangkal.     

Tapi, kebenaran membuktikan bahwa ia salah.     

Xiao Tianyou berbalik dan menarik tangan Senja. Ia menyeret Senja sepanjang lorong.     

Senja mengedipkan air matanya ketika ia merasakan sakit yang menusuk di tangannya. Genggamannya semakin erat ketika Senja mencoba untuk melepaskan diri. Ia menggenggam tangan Senja dengan sangat keras.     

Senja tidak percaya itu, satu jam lalu ia sangat memperhatikannya saat mengingatkan Qianru untuk berjalan pelan-pelan karena kakinya yang terluka, tapi sekarang…     

Xiao Tianyou bukan hanya tidak peduli dengan kakinya, ia menarik Senja begitu saja dan dengan caranya menggenggam tangan gadis itu, Senja yakin bahwa itu akan meninggalkan memar.     

"Tianyou, kau melukainya." Xiao Jun berhenti dan memperingatkan Xiao Tianyou.     

"Kau tidak bisa memperlakukannya seperti itu." Ye Bai menimpali. Ia mengepalkan tangannya saat melihat air mata yang mengalir di pipi Senja.     

"Masuk!" Xiao Tianyou menendang pintu untuk membukanya dan mengisyaratkan Xiao Jun dan Ye Bai untuk masuk ke dalam ruangan.     

Tanpa memiliki pilihan lain, Xiao Jun dan Ye Bai masuk ke dalam ruangan, kedua mata mereka masih terpaku pada genggaman Xiao Tianyou di pergelangan tangan Senja.     

Senja menundukkan kepalanya untuk menyembunyikan air mata yang mulai keluar tanpa henti.     

"Jangan mulai menangis padaku. Sebaiknya kau simpan saja air mata palsumu itu." Xiao Tianyou memperingati Senja dengan suara pelan yang mengerikan hingga membuat Senja gemetar dengan hebat karena kebencian yang terdengar di nada suaranya.     

Senja biasanya menangis ketika situasi yang berjalan tidak berjalan seperti apa yang ia inginkan, tapi Xiao Tianyou seharusnya lebih tau tentangnya dengan baik. Selama ini ia selalu tahu jika Senja memalsukan air matanya atau tidak. Tapi kemarahan yang ia rasakan membutakannya, ia menuduh Senja.     

Senja tidak memalsukannya! Itu sangat menyakiti Senja saat ia melihat kebencian yang terlihat di kedua mata pria itu.     

Xiao Tianyou mendorongnya masuk ke dalam ruangan dan di waktu yang sama melepaskan genggaman di pergelangan tangan Senja.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.