Purple Dawn Till Dusk : dearest through the time -INDONESIA-

AKANKAH KAU IKUT BERSAMAKU?



AKANKAH KAU IKUT BERSAMAKU?

0"Kau mau kemana?" Xiao Tianyou hendak memeriksa Senja ketika ia berlari ke arah anaknya di lorong.     
0

Anak laki-lakinya.     

Xiao Mugi menatap ke atas, ke wajah ayahnya. Sudah tiga tahun sejak terakhir kali ia bertemu dengannya dan sekarang anak kecil itu tidak tahu apa yang harus ia katakan.     

"Aku…" Ia tegagap. "Aku pergi dengan Bibi Qi ke rumah Pangeran Qi Xunyi." Xiao Mugi berkata dengan malu-malu. Ia menundukkan kepalanya.     

Xiao Tianyou menghampirinya dan berlutut di hadapan anak itu hingga setara dengan posisi matanya. Perasaan menakutkan dari ayahnya mulai terbentuk, tapi Xiao Mugi memaksa dirinya untuk tetap disana.     

Ia menatap ayahnya ketika Xiao Tianyou sedang membelai rambutnya.     

"Kau sudah sangat besar sekarang…" Xiao Tianyou berkata seperti seorang ayah yang bangga.     

Xiao Mugi menatapnya dan berkata. "Kau sudah menikah sekarang…"     

Ekspresi wajah Xiao Tianyou yang terkejut berubah menjadi kekehan. "Kau sudah bertemu dengannya?"     

Xiao Mugi mengangguk saat perasaan aneh menakutkan dari ayahnya yang ia rasakan menghilang. "Aku sudah melihatnya."     

"Bagaimana dia menurutmu?"     

"Dia lebih kekanakan dibandingkan denganku." Xiao Mugi menyatakan dengan wajahnya yang datar.     

Xiao Tianyou mengangkat alisnya dan tertawa karena mendengar ini. "Aku sangat setuju denganmu. Dia bisa menjadi sangat kekanakan terkadang." Xiao Tianyou mengangguk untuk menekankan kalimatnya. "Tapi, dia juga bisa menjadi sangat kejam jika kau meremehkannya. Dia bisa menjadi licik jika kau mengelabuhinya dan dia bisa menjadi orang yang paling penuh kasih sayang jika kau mencintainya."     

Xiao Mugi mendengarkan perkataan ayahnya dengan hening sebelum ia mengangguk.     

"Yang lebih terpenting, dia adalah ibumu sekarang dan aku harap kau bisa memperlakukannya seperti itu." Xiao Tianyou berkata dengan hangat dan Xiao Mugi mengangguk lagi.     

"Dia sedang sakit, aku menyuapinya makan siang ini." Xiao Tianyou memberitahu ayahnya dengan malu-malu.     

"Terima kasih."     

.......     

"Bagaimana perasaanmu?" Xiao Tianyou bertanya kepada Senja yang sedang menatap kosong ke arah langit malam di sebelah jendelanya.     

Ia baru saja selesai melakukan diskusi pertemuan bersama dengan Ketua Jingguo dan berbicara dengan anaknya dengan singkat, sebenarnya ia tidak begitu mengerti topic pembicaraan apa yang harus ia bicarakan dengan Xiao Mugi, jadi pertemuan mereka hanya menjadi pembicaraan singkat.     

Xiao Tianyou berjalan mendekat kepada Senja dan mengusap punggungnya, tapi Senja tidak merespon.     

"Ada apa?" Xiao Tianyou bertanya lagi, kali ini ia mengangkat tubuh Senja dan menempatkannya di atas pangkuan sambil mengayunkannya.     

"Ingin bercerita denganku?" Ia bertanya lagi dengan lembut. Ia dengan erat mendekap Senja.     

Menyandarkan diri ke dada Xiao Tianyou, Senja mendekat ke lekukan bahunya. "Aku sangat lelah." Senja berkata dengan lemah.     

Ia merasa sangat lelah sebenarnya dan tidak tahu apa yang harus dilakukan untuk menyingkirkan rasa itu. Itu bukan sesuatu yang secara fisik, tapi secara mendal, ia sangat lelah secara mental.     

"Kau bisa tidur. Aku sudah bersamamu disini." Xiao Tianyou mencium kening Senja.     

Mereka berada dalam posisi seperti itu hingga hampir satu jam sebelum Senja memutuskan untuk bicara. "Tianyou kenapa kau tidak ingat dengan Qi Xunyi?"     

Xiao Tianyou bingung dengan pilihan pembahasan Senja, tapi ia tetap menjawabnya. "Aku tidak tahu, aku tidak bisa mengingat jika aku pernah melihatnya di suatu tempat." Ia berkata dengan jujur.     

"Apa kau mengingat saat ketika kau menyerbu Kerajaan Xinghe?" Senja mengangkat kepalanya sedikit untuk melihat reaksi Xiao Tianyou.     

"Aku ingat."     

"Tapi, apa kau mengingatnya secara jelas?"     

Xiao Tianyou menyesuaikan posisi Senja maka ia bisa melihat wajahnya dengan jelas. "Apa yang ingin kau katakan, Senja?"     

"Apa kau ingat siapa yang sudah membunuh Kaisar Kerajaan Xinghe?"     

Dengan mendengar pertanyaan ini, kedua alis Xiao Tianyou berkerut. Ia menatap kejauhan saat ia mencoba untuk mengingat. "…. Itu bukan aku." Ia bergumam.     

"Jika itu bukan kau, lalu siapa yang melakukannya?" Senja terus bertanya.     

Xiao Tianyou mencoba untuk mengingatnya, tapi tidak bisa mengingat siapapun. Itu hampir seperti ia hanya berhasil menghancurkan Kerajaan Xinghe tanpa usaha apapun. Ia tahu bahwa ia telah memimpin pasukan militer untuk mengahncurkan Kerajaan Xinghe, tapi tidak dapat mengingat bagaimana prosesnya.     

Untuk meruntuhkan sebuah Negara pasti menghabiskan waktu yang lama untuk persiapan dan strateginya, tapi kerena Senja menyebutkannya ia benar-benar tidak mengingat apapun.     

Xiao Tianyou menggelengkan kepalanya. "Aku tidak mengingatnya…" Ia berkata dengan bingung. "Aku tidak bisa mengingat apapun tentang itu…"     

Senja menatap wajah bingung Xiao Tianyou dan hanya bersandar lagi ke dadanya. ��Tidak apa-apa, kau akan mengingatnya." Senja berkata dengan lelah.     

Senja tidak bisa membantunya dalam kondisi yang seperti ini, tapi ia bertekad untuk mencari tahu apa yang terjadi padanya saat itu.     

Pikiran Xiao Tianyou bertanya-tanya mengenai masalah ini. ada sesuatu yang salah dengannya...     

"Kau datang lebih cepat.." Senja menyatakan, mencoba untuk mengalihkan kebingungan Xiao Tianyou.     

"Aku datang dengan segara saat setelah aku mendengar kabarnya." Xiao Tianyou berkata dengan dalam. "Seharusnya aku tidak meninggalkanmu."     

"Aku sudah bilang padamu…"     

"Aku minta maaf."     

Senja mengangguk.     

"Bagaimana dengan masalah di Kota L?"     

"Xiao Jun menemukan persembunyian dari Klan Misty Cloud dan aku akan menemuinya dua pekan dari sekarang untuk mengumpulkan lebih banyak informasi." Xiao Tianyou menambahkan dengan lembut saat Senja mulai mengangkat kepalanya dan ingin berargumen. "Akankah kau ikut bersamaku?"     

Senja yang siap untuk memprotes padanya hanya tersenyum ketika ia mendengar pertanyaan itu. "Tentu saja."     

Pada malam hari sebelum Senja dan Xiao Tianyou memulai perjalanan mereka untuk menuju ke reruntuhan Sekte Pedang Gunung Sui untuk bertemu dengan Xiao Jun dan mengumpulkan informasi yang mereka perlukan untuk bisa melawan Kaisar Xiao Zi, Senja sedang duduk di atas kursi batu di sebuah taman kecil, di depan kamarnya.     

Xiao Tianyou telah sangat sibuk dua hari terakhir ini mengenai dengan masalah Penjaga Bayangan, jika semuanya berjalan dengan baik, dua ratus ribu Penjaga Bayangan akan meninggalkan Gunung Greenhill besok lusa. Yang Yu akan memimpin mereka menuju ke wilayah kekuasaan sebelah Barat, Kota Q, dimana perang itu akan dimula.     

Senja merasa sangat gugup dengan perang ini, ia tidak pernah berada di dalam suasana perang seperti ini sebelumnya, itu bukan seperti Xiao Tianyou akan memposisikannya ke garis depan di dalam perang bersamanya, tapi untuk berpikir bila Xiao Tianyou aka nada disana bukanlah gambaran yang menyenangkan juga.     

Ia tahu bahwa Xiao Tianyou telah menghadapi perang dan pertempuran hingga tak terhitung, namun, kenyataan itu sama sekali tidak membantu. Senja menarik napas panjang sambil memijat pelan pelipisnya yang terasa berat.     

"Apa kau baik-baik saja?" Qianru datang dengan membawa banyak camilan dan secangkir teh. "Karena Xiao Tianyou akan menghukumku jika memberikanmu alkohol, jadi ayo kita minum teh saja." Qianru memasukan camilan ke dalam mulutnya. Sikap santai Qianru membuat Senja merasa sedikit lebih tenang.     

"Aku baik-baik saja." Senja berkata, tidak yakin dengan jawabannya.     

"Tapi?" Qianru bertanya lebih jauh.     

Cahaya bulan jatuh dan menyinari mereka berdua sehingga memberikan kesan tenang, mungkin itu memang karena bulan atau perasaan di antara mereka berdua yang terhubung. Namun untuk memikirkan tentang hal ini lagi, Qianru memiliki masalah yang sama dengan Senja.     

Xiao Jun juga akan berada disana untuk memimpin para pasukan perang dan merebut kembali hak nya sebagai pemimpin dari Kerajaan Azura. Ia akan menjadi orang yang paling ditargetkan selama perang ini.     

Senja menghela napas panjang lagi, seakan dengan cara itu ia bisa menenangkan perasaannya yang tidak nyaman. "Aku merasa tidak yakin dengan semua ini…" Senja berkata dengan lemah. "Maksudku adalah, apakah kita sudah benar-benar siap untuk perang ini?" Senja merasa seperti ada banyak sekali celah di dalam rencana ini, atau mungkin itu hanya perasaannya saja karena ia tidak mengerti keseluruhan rencananya.     

"Xiao Jun dan Xiao Tianyou telah mempersiapkan persiapan ini selama lima belas tahun. Jika mereka tidak siap untuk perang ini sekarang, mereka tidak akan pernah siap." Qianru menyebutkan berapa lama mereka telah mempersiapkan rencana ini.     

Senja mengangguk walaupun masih ada sesuatu yang memberatkan hatinya. Tapi, perkataan Qianru memang benar.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.