Purple Dawn Till Dusk : dearest through the time -INDONESIA-

TIDAK NORMAL



TIDAK NORMAL

0"Ya, mereka." Xiao Tianyou mengangguk.     
0

"Mereka berada di bawah hipnotis. Aku bisa merasakan emosi aneh yang sama dari mereka." Senja berkata dengan suara pelan, tapi cukup terdengat oleh Xiao Tianyou dan Xiao Jun.     

Kedua kakak beradik itu menatap sekali lagi ke arah banyaknya remaja itu sebelum menghilang dari pandangan mereka bertiga.     

Jika apa yang mereka asumsikan benar, maka apakah mereka harus melawan remaja-remaja itu di medan perang? Tidak peduli bagaimana seseorang membenarkan tindakan mereka, tapi itu tetap terdengar tidak benar untuk membunuh semua remaja itu yang berperang dalam pikiran yang tidak jernih. Itu melawan hati nurani mereka.     

Masalah ini akan menjadi lebih rumit nantinya.     

Xiao Jun berjalan keluar dari tempatnya bersembunyi setelah mereka semua sudah berlalu, melanjutkan berjalan ke arah tujuan mereka ke ruang guru.     

Dari tempat mereka berdiri sekarang mereka bisa melihat gedung besar seperti sebuah kuil tidak jauh dari mereka.     

"Apakah itu tempatnya?" Senja menunjuk ke kuil besar itu yang hanya terlihat kubahnya dari balik rimbunnya pepohonan.     

Xiao Tianyou mengangguk. Ia lebih tenang dan diam dari biasanya.     

"Apa yang terjadi?" Senja tidak bisa merasakan emosinya, tapi Senja tidak butuh menggunakan kemampuannya untuk mengatakan bahwa sesuatu mengacaukan pikirannya sekarang.     

"Tidak ada." Xiao Tianyou memberikan senyuman lemah untuk meyakinkan Senja, tapi gagal dengan menyedihkan.     

Senja ingin bertanya lebih jauh apa yang mengganggunya, namun ia tidak mau menjadi banyak bicara. Terlebih lagi ini bukan tempat yang tepat untuk membicarakan itu. jadi Senja tetap diam sepanjang jalan hingga mereka mencapai gedung itu.     

Dari kejauhan, banyak penjaga dapat terlihat. Kebanyakan dari mereka adalah remaja di sekitar usia empat belas hingga enam belas tahun. Bagian yang mengejutkan adalah, di antara mereka terdapat anak-anak berusia sekitar enam tahun, bermain dengan pisau belati di tangan mereka. Seorang pria sedang mengajarkan mereka cara untuk berkelahi.     

Senja, Xiao Tianyou dan Xiao Jun bersembunyi di antara pepohonan, menatap orang-orang di hadapan mereka dengan alis yang berkerut terlihat jelas di wajah mereka. Sepertinya mereka sangat percaya diri dengan tempat persembunyiannya hingga mereka tidak berjaga-jaga.     

Senja menelan liurnya dengan sedikit meringis ketika ia melihat seorang anak kecil sedang di cambuk untuk alasan yang ia tidak tahu kenapa. Ketakutan terlihat jelas di wajah kecilnya.     

"Anak-anak itu berada di usia yang sama dengan Xiao Mugi." Senja berkata dengan tegas.     

"Kita akan menunggu hingga matahari terbenam." Xiao Jun memberitahu mereka sebelum berbalik dan meninggalkan tempat kejadian.     

Xiao Tianyou hendak berjalan ketika melihat Senja masih berdiri di tempat yang sama dengan kedua mata yang terpaku kepada anak kecil yang sedang meringkuk di atas tanah setelah dicambuk dengan kejam.     

"Tidak ada yang bisa kita lakukan sekarang." Xiao Tianyou berbisik kepada Senja.     

Dengan wajah yang masam, Senja mengalihkan pandangannya dari anak itu ke Xiao Tianyou. "Pamanmu benar-benar orang yang jahat." Senja berkata sambil mengatupkan giginya.     

"Ya, dia memang orang yang jahat." Xiao Tianyou menyetujuinya.     

....     

Mereka menunggu matahari terbenam hingga malam tiba, barulah pada saat itu mereka bergerak menuju gedung yang mereka tuju.     

Ternyata, ketika malam hari datang, kebanyakan dari remaja yang menjaga gerbang masuk telah pergi, meninggalkan hanya tiga di antara mereka yang menjaga.     

Itu cukup mudah untuk mengalihkan mereka, saat Senja, Xiao Tianyou dan Xiao Jun menyelinap masuk ke dalam gedung dengan mudahnya.     

"Apakah ini normal?" Senja bertanya saat mereka sampai di sebuah lorong yang kosong?     

Satu-satunya sumber cahaya adalah dari obor-obor yang menempel di dinding. Bayangan yang tercipta karena itu membuat kesan mengerikan untuk mereka. Itu hampir seperti sarang hantu.     

Senja mulai berpikir bahwa lebih baik bila ada penjaga di sekitarnya, tanpa manusia di dalam gelapnya makam, lorong yang kosong sangatlah menyeramkan.     

"Berjaga-jagalah." Xiao Jun berkata pada Senja.     

Senja lebih memusatkan konsentrasi ke sekelilingnya, merasakan perasaan aneh yang seperti yang ia rasakan dari para remaja yang dihipnotis itu. Tapi, tidak ada. Atau, Senja tidak dapat merasakan mereka kecuali mereka berada cukup dekat dengannya?     

Senja tidak yakin mengenai ini, saat pertama kali ia bisa merasakan perasaan Gu Xie adalah ketika ia mencoba membunuh Penjaga Bayangan di benteng saat itu, tapi terakhir kali Senja tidak dapat merasakan emosi para remaja kemarin hinnga ia berada cukup dekat dengannya lalu ia baru bisa merasakan bahaya itu.     

Maka, sekarang Senja tidak cukup yakin dengan dirinya. Namun, ia tetap sangat berwaspada.     

Mereka berjalan melalui lorong kosong itu hinnga sampai ke tangga spiral yang menuntun mereka naik ke lantai dua.     

Xiao Jun memimpin jalan dan melangkah lebih dulu ke tangga sementara Xiao Tianyou berjalan dengan hati-hati di belakang Senja. Situasi kurangnya penjaga ini benar-benar terasa tidak normal.     

Ketika mereka mencapai lantai dua, situasi yang sama menyapa mereka. Lorong itu juga kosong.     

"Jun, seberapa yakin kau bahwa mereka menyimpan informasi di dalam ruangan guru?" Xiao Tianyou akhirnya membuka mulut untuk bertanya kepada kakaknya.     

Xiao Jun mengerutkan dahinya, entah bagaimana ia merasa bingung dengan situasinya juga.     

"Mungkin mereka tidak berpikir bahwa ruangan guru mungkin penting, maka mereka tidak menggunakannya." Senja mencoba untuk menebak. "Itu bisa menjelaskan kenapa tidak ada penjaga di sekitar sini. Mereka tidak perlu penjaga jika tidak ada hal yang harus mereja jaga." Senja mengayunkan tangannya ke lorong yang kosong itu.     

Xiao Jun melirik ke arah Senja. Gadis itu benar. Itu hampir seperti mereka berjalan langung menuju jebakan.     

Meskipun mereka merasakan sesuatu yang tidak beres, mereka tetap terus berjalan hingga ke lantai tiga, dimana ruangan guru itu berlokasi.     

Mereka bertiga tidak pernah mengira bahwa rencana mereka untuk menyelinap masuk ke dalam gedung akan sangat halus seperti ini. Mereka sungguh bisa sampai ke ruang guru kurang dari tiga puluh menit sejak mereka berjalan melewati gerbang masuk.     

Xiao Jun berhenti di hadapan pintu ruang guru. Pintu itu sangat besar hingga mencapai langit-langit, berhiaskan dekorasi simbol di permukaannya dengan dua pegangan pintu emas di tiap sisinya.     

Xiao Jun mencoba untuk mendorong pintunya, tapi sama sekali tidak bergerak.     

"Biar Senja melakukannya." Xiao Tianyou berkata sambil mendekat ke sisi pintu, mengangguk ke arah Senja.     

"Senja?" Xaio Jun mengangkat kedua alisnya dengan bertanya-tanya.     

Saat itu Senja tersenyum miring dan menepuk bahu Xiao Jun. "Biarkan aku menangani ini." Ia berkata dengan percaya diri.     

"Silahkan…." Xiao Jun memberikan gerakan yang berlebihan untuk Senja agar mengambil posisinya.     

Senja berdiri tepat di hadapan pegangan pintu di mana lubang kunci berada. Senja mengeluarkan pisau belatinya dari pinggang dan mulai memasukkan ujung dari pisau itu ke dalam lubang kunci.     

Dengan suara klik yang palan, pintu itu telah siap untuk mereka masuki.     

Senja meletakkan pisaunya kembali dan dengan lucu menepuk debu tak terlihat di tangannya. Ia dengan bergantian meniru gerakan yang dilakukan oleh Xiao Jun sebelumnya dengan berlebihan. "Silahkan…." Senja berkata dengan sungguh-sungguh, membiarkan Xiao Jun mengambil posisinya.     

Xiao Tianyou yang melihat pergantian mereka tidak bisa menahannya lalu tersenyum. Bagaimana ia tidak bisa mencintai wanita ini, ketika ia bisa membuatnya tersenyum bahkan di dalam situasi menegangkan yang sedang mereka hadapi.     

Xiao Jun memberikan Senja senyum miring sebelum ia mendorong dan membuka pintunya.     

Suara pintu yang berderit sangat mengganggu telinga Senja hingga ia melangkah mundur dengan kedua tangan yang menutupi kedua telinganya.     

Xiao Jun memimpin saat berjalan masuk ke dalam ruang guru itu.     

Itu adalah sebuah ruangan yang indah dengan langit-langit yang tinggi dan marmer putih yang menutupi dinding. Sebuah rak buku besar terlihat di sisi lain dari dinding sementara di tengah ruangan, terdapat satu set meja dengan enam kursi.     

Tepat di atas meja, mereka bisa melihat kertas yang berserakan.     

Hal itu paling menarik perhatian Xiao Jun saat ia berjalan langsung menghampiri meja dan meluncurkan pandangannya pada kertas-kertas itu.     

Xiao Tianyou memiliki pikiran lain, tapi Senja tidak dapat mencari tahu apa yang sedang ia pikirkan ketika ia berjalan menuju sisi yang Senja duga adalah sebuah jendela besar, karena gorden merah tua tebal yang menutupinya.     

Senja berdiri di depan pintu, memeriksa situasi di lorong kosong itu, Senja masih merasa tidak tenang dengan keheningan itu.     

Tepat pada saat itu, ketika Xiao Tianyou mengulurkan tangannya untuk membuka sedikit gorden yang ia hampiri, sebuah anak panah menembus dari jendela, kaca jendela yang pecah tersebar dengan suara gemerincing.     

Untungnya, Xiao Tianyou telah melihat sekilas bayangan dari benda logam itu dan menghindari serangan.     

"Tianyou!" Senja memekik dan berlari dengan cepat menuju Xiao Tianyou.     

Tapi, sebelum ia mencapai Xiao Tianyou seseorang tiba-tiba menggapai tangan Senja dan mencengkram lehernya dari belakang.     

**Sial! Tidak serangan diam-diam ini lagi!** Senja menggerutu kepada dirinya sendiri saat perasaan aneh mulai menyerbu kepekaannya.     

Xiao Jun dan Xiao Tianyou yang melihat itu mencoba untuk bergerak untuk menyelamatkan gadis itu, namun sebelum mereka berhasil mencapai Senja, penyerang Senja telah jatuh berlutut dan menundukkan kepalanya dengan menyerah.     

Karena merasa panik, Xiao Tianyou lupa dengan kemampuan Senja. Wanitanya lebih dari mampu untuk menggagalkan ancaman kuno itu.     

Sementara Xiao Jun hanya mengangkat alisnya. Ini bukan pertama kalinya ia melihat Senja menunjukkan kemampuannya. Ia telah melihatnya sejak beberapa waktu lalu ketika mereka berada di penginapan.     

"Apa kau baik-baik saja?" Xiao Tianyou masih khawatir dengan Senja, ia menari Senja ke sisinya dan memeriksanya secara cepat, memastikan bahwa Senja baik-baik saja.     

Mereka tahu bahwa pasti ada sesuatu yang salah saat pertama kali mereka berjalan masuk ke gedung itu. tapi, kerena mereka sudah sampai di Sekte Pedang Gunung Su, mereka tidak memiliki pilihan lain. Selain, mencari tahu tentang apa yang terjadi dengan keturunan Xianghe adalah hal penting yang harus dilakukan juga.     

Bersamaan dengan sumber kekuatan Militer dari Kerajaan Azura, mereka tidak membutuhkan fakta mengejutkan bajwa mereka harus menghabisi para remaja yang ada di bawah hipnotis di medan perang. Hati nurani mereka tidak bisa membiarkan itu terjadi.     

"Seseorang datang." Senja berkata pada Xiao Tianyou dan Xiao Jun.     

Sesaat setelah ia mengucapkan itu, seseorang yang sudah tidak asing bagi Senja, karena pertemuan mereka sebelumnya, muncul dari belakang pintu masuk.     

Ia mengenakan sebuah jubah sedarhana berwarna putih, warna yang sangat kontras dengan nitanya yang jahat. Senyuman jahat mulai terlihat di bibirnya.     

"Hai, ungu. Senang bertemu denganmu lagi." Ia menyapa Senja lebih dulu.     

Senja mengerutkan hidungnya dengan jijik, ia masih ingat dan tidak akan pernah lupa bagaimana ia telah menyebabkan Xiao Tianyou terkena racun dan Senja tiidak ingat bahwa mereka cukup dekat sehingga ia bisa memberikannya nama panggilan.     

"Aku tidak berpikir bahwa aku ingin melihatmu lagi." Senja membentak.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.