Purple Dawn Till Dusk : dearest through the time -INDONESIA-

MERAJUK



MERAJUK

2"Hmmm…" Xiao Tianyou bergumam dengan nada seakan mengerti.      1

"Hmm?" Senja memberikannya tatapan bertanya-tanya.     

"Karena kau telah membuat cerita mengenai kehamilan…" Xiao Tianyou menggeser tubuh Senja untuk menghadap ke arahnya. "Ayo buat itu sungguh terjadi, dengan begitu kita tidak akan mengecewakan Tetua Dam. Bagaimana menurutmu?"     

Meskipun Senja mengetahuinya dengan yakin bahwa itu hanyalah kata-kata kosong, tapi ia tidak bisa menahan rona di pipinya ketika ia mendengar saran dari Xiao Tianyou. Tetap saja, ia tidak ingin kalah dari Xiao Tianyou, jadi Senja memiringkan kepalanya dan berkata dengan lembut.     

"Aku khawatir kita tidak akan bisa melakukannya, kita akan pergi ke tempat yang berbeda sekarang. Kecuali…" Senja tersenyum dengan lebar sambil melingkarkan kedua tangannya di leher Xiao Tianyou. "Aku pergi bersama denganmu…" Terdapat pancaran harapan dari kedua matanya dan nada bicara yang terdengar dari mulut Senja.     

Xiao Tianyou terkekeh dan mencium ujung hidung Senja. "Percobaan yang bagus. Sayangnya, jawabanku akan tetap sama."     

"Aku membencimu…" Senja berkata dengan sangat kesal. Tapi Xiao Tianyou hanya tertawa karenanya.     

"Aku juga mencintaimu…"     

***     

Rombongan kecil mereka telah siap di depan gerbang.     

Karena Tetua Dam sangat bersikeras untuk menggunakan kereta kuda, maka Xiao Tianyou dan Xiao Jun tidak dapat mengatakan yang sebaliknya. Sekarang, bahkan Senja menyesalinya.     

Kakeknya terlalu melebih-lebihkan segala hal dan itu membuatnya merasa malu dengan cara ia memperlakukannya sekarang.     

"Kau harus berhati-hati, Nak." Tetua Dam menegur ketika Senja melangkahkan kakinya ke dalam kereta kuda. "Perhatikan langkahmu!" Ia menambahkan.     

Senja menahan kekesalannya saat ia masuk ke dalam kereta kudanya dan menutup pintu. Tetua Dam telah sangat berlebihan tentang segala hal sejak itu. Senja membuka jendela ketika kakeknya sedang mengajari Yoda yang menjadi pengendara kereta kuda Senja, lagi.     

Anak laki-laki yang malang, ekspresinya yang bingung menunjukkan bahwa ia tidak begitu paham kenapa ia harus mengendarai kereta kuda itu pelan-pelan dan menghindari jalanan bergelombang sementara yang terlihat di depan mata mereka adalah jalanan bebatuan. Bagaimana ia bisa memenuhi perintah dari Tetua Dam? Tapi, ia tetap mengangguk.     

Sementara, dari dalam kereta kuda, Senja memunculkan kepalanya keluar dari jendela dan memberikan tatapan jengkel kepada Xiao Tianyou sementara pria itu membalasnya dengan mengangkat kedua alis seakan ia mengatakan 'melayanimu dengan benar'…. Dan menyertakan sebuah senyum miring.     

Tatapan jengkel Senja berubah menjadi tatapan yang sangat tajam.     

"Jadi, aku akan memiliki seorang keponakan?" Xiao Jun bertanya dari sebelah Xiao Tianyou dengan terhibur karena melihat kejadian yang sedang terjadi di hadapan matanya.     

Xiao Tianyou tidak menjawab Xiao Jun, hanya terkekeh ketika Senja terus menatapnya dengan tajam. Selain itu, sebuah senyum lemah terbentuk di bibir Xiao Jun.     

"Kita siap untuk pergi sekarang." Tetua Dam mengumumkan setelah ia selesai memberikan pengajaran yang panjang kepada Yoda.     

Kecuali Senja, Tetua Dam dan Yoda akan menjadi pengendara kereta kuda, rombongan mereka akan membawa dua penjaga bersama mereka, sementara Xiao Tianyou dan Xiao Jun akan pergi bersama dengan sepuluh anggota Crescent Moon satu sam setelah rombongan Tetua Dam berangkat.     

Mereka bertiga terlihat sedang membicarakan hal serius sebelum Tetua Dam naik ke atas kudanya dan pergi memimpin jalan.     

Senja masih memunculkan kepalanya melalui jendela, menatap Xiao Tianyou. Terdapat kekhawatiran dan rasa enggan yang terpancar dari caranya menatap kembali ke arah Senja. Senja tahu bahwa Xiao Tianyou juga merasakan hal yang sama seperti yang ia rasakan, tapi konsekuensinya jika tertangkap di kota yang penuh dengan orang-orang utusan Kaisar adalah sesuatu yang terlalu berbahaya.     

Tidak hanya akan menempatkan Senja ke dalam bahaya, tapi juga akan mempengaruhi rencana mereka. Senja mengetahui tentang ini dan mengerti, tapi tetap tidak senang dengan keputusan ini. Ya, terkadang pengertian tidak selalu datang bersama kerelaan.     

Senja hanya baru berhenti menatap ke arah Xiao Tianyou ketika mereka berjalan cukup jauh hingga bahkan gerbang masuk dari tempat aman itu tidak dapat terlihat lagi.     

Di kursi pengendara kuda, Yoda mengendarai kereta kuda itu dengan pelan. Mengikuti instruksi dari Tetua Dam, tapi tentu saja ia tidak bisa menghindari jalanan yang bergelombang.     

"Senja…." Yoda memanggil Senja dengan lembut dari luar.     

Kali ini Senja membuka tirai yang memisahkan bagian kereta dan kursi pengemudi yang Yoda tempati saat ini, mengeluarkan kepalanya dan menjawab dengan sedih. "Apa?"     

"Apa kau hamil?" Yoda berbisik dan sedikit merasa bingung.     

"Tidak, aku tidak hamil….." Senja menggelengkan kepalanya sambil tersenyum unjuk gigi.     

"Tapi, kakekmu mengira bahwa kau sedang hamil…" Yoda bersikeras, "Apa kau sungguh-sungguh menikah… dengannya?" Yoda tidak dapat menyebutkan nama Xiao Tianyou karena kebingungan, tapi Senja mengerti siapa yang ia maksud.     

"Tidak, aku tidak hamil dan ya, kami sudah menikah." Senja memiringkan kepalanya untuk menilai reaksi Yoda dan reaksinya sangat lucu ketika kedua matanya membesar dan rahangnya terbuka, ternganga keheranan. "Aku telah memberitahumu sebelumnya."     

Untuk beberapa saat, Yoda tidak mampu mengatakan apapun hingga ia meneguk liurnya dengan sangat sulit dan berkata. "Selamat."     

"Terima kasih…." Senja menjawab dengan senyuman lebar.     

"Tapi, bagaimana bisa kakekmu mengira kalau kau sedang hamil?"     

"Ya, itu hanyalah kesalahpahaman…." Senja melambatkan kalimatnya sambil bermain dengan rambutnya. Karena ia tidak menunggangi kuda, jadi itu tidak perlu baginya untuk memakai turban. Jadi, rambut ungunya yang keriting diikat setengah bun di atas kepalanya.     

"Kau harus memikirkan alasan yang bagus untuk menjelaskannya…" Yoda menghela napas. Gadis yang bersamanya itu menjadi semakin dan semakin tak terkendali dengan kesenangannya.     

"Hmmm… sepertinya aku memang harus." Senja mengangguk dengan setuju.     

Terjadi keheningan di antara mereka sebelum Yoda berkata. "Kau telah sampai sejauh ini… dan kau harus mempersiapkan dirimu untuk perang selanjutnya." Yoda berkata dengan sangat serius.     

"Aku tahu…" Senja bergumam. "Apa kau pikir… Klan Pedang Hitam dan aku telah melakukan pengkhianatan mengenai masalah tiga tahun lalu, seperti apa yang dituduhkan oleh Kaisar?" Senja bertanya kepada Yoda dengan hati-hati.     

Sejak Kaisar telah memberikannya cap sebagai pengkhianat bersama kakeknya dan ingin membunuh mereka, senja harus mengetahui opini orang ketiga mengenai hal ini.     

Yoda sedikit memikirkan pertanyaan Senja sebelum ia menjawabnya dengan berhat-hati. "Kaisar telah mencoba untuk menyingkirkan Pangeran Xiao Jun sejak ia merampas takhtanya…" Yoda menyatakan. "Mengenai kejadian tiga tahun lalu, apakah itu adalah bagian dari rencana Kaisar atau tidak, tapi aku yakin ia memiliki campur tangan di dalam masalah ini.     

Terlebih lagi sekarang, situasi ini telah menjadi di posisi seperti saat ini dan Klan Pedang Hitam sebagai pendukung terbesar bagi Pangeran Xiao Jun telah tertuduh melakukan pengkhianatan, cepat atau lambat perang akan terjadi di antara mereka, dengan atau tanpa kedudukanmu sebagai pengkhianat."     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.