Purple Dawn Till Dusk : dearest through the time -INDONESIA-

MEREKA KEMBALI



MEREKA KEMBALI

0"Itu akan baik-baik saja, tidak akan ada yang tahu dan aku akan berada disana juga." Senja mencoba untuk meyakinkan Hu Feng.     0

"Bagaimana jika aku tertangkap?"     

"Kau tidak akan tertangkap." Senja berkata dengan tegas. "Meskipun begitu, aku akan berada disana untuk mendukungmu. Percayalah padaku, kau memiliki kemampuan itu."     

Hu Feng sedikit berpikir sambil mengusap pelipisnya seakan ia bukan seorang anak berusia 11 tahun melainkan berusia 40 tahun. "Baiklah, jika kau mengatakan bahwa aku akan baik-baik saja." Akhirnya Hu Feng mengalah.     

Senja mengangguk dengan puas. Cara ini jauh lebih baik. "Ayo, mari lakukan hal ini." Senja memberi isyarat kepada Hu Feng untuk mengikutinya dan Hu Feng dengan patuh melakukan apa yang Senja perintahkan.     

Mata Senja mengarah kepada Xiao Wu Xie yang berdiri sendirian di sebelah kudanya yang kokoh dengan ekspresi muram. Nampaknya, masalah mengenai Sana yang menghilangkan surat itu mempengaruhinya dengan sangat baik.     

"Pangeran Xiao Wang Wei," Senja menyapanya dengan sopan dan sedikit membungkukkan tubuhnya. "Senja ingin berterima kasih kepada Pangeran Xiao Wang Wei yang telah membantuku selama kita menginap."     

Pemilihan kalimat yang Senja ucapkan lebih terdengar seperti sindiran di telinga Xiao Wang Wei dalam suasana hatinya yang seperti sekarang, namun dengan pasrah ia mencoba untuk menarik sebuah senyum yang tidak terlihat seperti senyuman.     

"Nona Muda Senja sangat rendah hati." Xiao Wang Wei mengatupkan rahangnya.     

Diluarnya, ekspresi Xiao Wang Wei tampak sempurna tanpa terlihat kejahatan. Tapi, Senja sangat tahu bahwa ia merasa kesal.     

"Tapi sangat disayangkan karena Nona Muda Sana tidak berhasil dalam menafsirkan isi suratnya."     

Kata-kata Senja terasa seperti taburan garam yang ditaburkan di atas lukanya dan itu adalah hal yang memang Senja inginkan.     

"Ya, sangat disayangkan." Sekarang, hembusan napas Xiao Wang Wei semakin pendek.     

"Aku penasaran apa yang akan terjadi jika ia berhasil menafsirkan surat itu." Senja berseru. "Mungkin masalah di kota Q akan berakhir dengan cara yang berbeda."     

Kalimat terakhir Senja mengejutkannya. Ia benar-benar telah kalah telak dalam masalah ini. rencananya untuk membuat skema melawan Xiao Tianyou telah gagal, ketika Sana kehilangan surat itu dan Senja sebenarnya mengetahui akan hal ini?     

Faktanya, Senja tidak tahu secara jelas tentang masalah di Kota Q, tapi Xiao Tianyou menyebutkan hal itu sebelumnya secara tidak sengaja.     

"Pangeran Xiao Wu Xie harus memilih dengan bijaksana, orang yang bisa kau percaya." Senja memberikannya sebuah nasihat yang samar.     

Ia bermaksud untuk memberi tahunya bahwa Sana telah menyebutkan tentang hal itu, bagaimanapun Sana telah berusaha untuk berkhianat darinya ketika ia secara diam-diam bertemu dengan Xiao Tianyou dan menyembunyikan kebenaran bahwa ia membutuhkan 3 hari untuk menafsirkan surat itu, saat sebenarnya Sana telah mengerti arti dari surat itu sejak awal.     

Tubuh Xiao Wu Xie sekarang gemetar dalam kemarahan. Jika Sana bukan seorang anak gadis bangsawan dan seorang keponakan dari Ketua Mo, maka ia pasti sudah memenggal Sana!     

Tepat pada saat itu, Hu Feng berjalan melewati Xiao Wu Xie dengan membawa tiga kotak besar di tangannya yang kecil, ia berjalan lurus menuju punggung Xiao Wu Xie, namun sebelum ia menabrak tubuh Xiao Wu Xie, Senja berteriak. "Hati-hati."     

Senja sedikit bergeser dan memegangi kotak-kotak itu sebelum terjatuh ke tanah. Senja dan Hu Feng berdiri sangat dekat dengan Xiao Wang Wei dan membuatnya melangkah untuk bergeser.     

Melihat ke anak kecil yang hampir menabraknya, kemarahannya semakin meledak. Ia hendak membuka mulutnya dan melepaskan rasa marah namun Senja telah berteriak kepada anak laki-laki itu lebih dulu. "Apa yang kau pikirkan?! Kau hampir saja menabrak Pangeran Xiao Wu Xie. Meminta maaf lah padanya!"     

Hu Feng menjatuhkan diri ke tanah dan meminta maaf dengan sungguh-sungguh di dekat kakinya. Xiao Wu Xie ingin menghukumnya dengan kejam, tapi Senja melakukannya lebih dulu.     

"Pangeran Xiao Wu Xie, Senja mohon permisi. Aku akan memastikan untuk memberikannya pelajaran yang bagus." Setelah itu ia memaksa Hu Feng untuk berdiri dan meninggalkan Xiao Wu Xie yang tidak merasa puas.     

Setelah berada jauh darinya, Senja berbisik kepada Hu Feng. "Apa kau mendapatkannya?"     

Hu Feng mengangguk dengan nakal dan memberikan sebuah permata batu giok dari bawah lengan bajunya, Senja dengan cepat mengambilnya dan menaruhnya ke dalam kantungnya.     

"Lihat kan? Aku tidak berbohong ketika aku bilang padanya bahwa aku akan mengajarkanmu pelajaran yang bagus." Senja berkata dengan bangga.     

Bibir Hu Feng berkedur. **Itu benar-benar pelajaran yang bagus..**     

...     

Memakan waktu seharian penuh untuk kembali ke Kota M. Ada sedikit perubahan, Xiao Jun harus pergi ke suatu tempat lebih dulu sebelum pergi menuju Kota Q, ia akan mengikuti rombongan kecil mereka setengah jalan.     

Mereka berhenti di sebuah rumah makan pada siang hari untuk memakan makan siang mereka. Yang Yu telah memesan sebuah ruangan besar yang tersendiri untuk mereka ketika sudah sampai.     

Setelah memakan makan siang mereka, Senja bersikeras untuk berjalan-jalan di kota untuk menurunkan makanan yang masih ada di perutnya sebelum ia harus berduduk dengan lama lagi di dalam kereta kudanya. Kakinya terasa kram.     

Senja membeli banyak barang dengan Yang Yu, Yoda dan Hu Feng yang mengikutinya, sebelum ia kembali ke restoran tempatnya menghabiskan makan siang tadi.     

Ketika ia hendak membuka pintu ruangan pribadi mereka, Xiao Jun menarik pegangan pintunya. "Pangeran Xiao Jun?" Senja menolehkan kepalanya dengan bertanya-tanya.     

Xiao Jun tersenyum unjuk gigi kepada Senja. "Aku melihatmu bersama Xiao Tianyou sebelumnya."     

Senja tidak langsung mengerti dengan apa yang dimaksudkan oleh Xiao Jun. Dalam kebingungan Senja, Xiao Jun melanjutkan untuk berbicara. "Aku hanya ingin memberitahumu bahwa itu tidak mudah untuk bisa bersama dengan adikku."     

"Dia tidak begitu menakutkan, kurasa…"     

"Jika cinta adalah air maka banyaknya air itu dapat menenggelamkanmu."     

Senja mencibir. "Aku tidak yakin dia bisa menenggelamkanku, dia tidak memiliki sebanyak itu."     

"Dia memilikinya, dia hanya tidak menunjukkannya kepadamu. Dia bahkan pernah melepaskan kedudukannya untuk hal semacam ini." Xiao Jun masih memiliki sebuah senyum yang tertempel di wajahnya. "Aku harap kau tidak membawa masalah untuknya dan berhati-hatilah setiap kau melangkah."     

**Dan inilah, peringatan lain dari Xiao Jun.**     

"Aku tidak mencari masalah, tapi karena kita hidup dengan itu, siapa aku hingga bisa menghindari masalah?" Senja sudah merasa cukup dengan peringatannya. Senja tahu bahwa ia cukup perhatian dengan adiknya, tapi bukan berarti ia bisa menyalahkan Senja untuk setiap kesialan yang jatuh menimpa Xiao Tianyou. "Dia adalah pria dewasa yang bisa bertahan. Tidakkah kau pikir bahwa kau terlalu berlebihan terhadapku?"     

Senyuman Xiao Jun menghilang sesaat sebelum itu muncul lagi di bibirnya. "Kau mengatakannya dengan baik."     

"Terima kasih." Senja menjawab begitu saja dan hendak membuka pintu namun Xiao Jun menahannya lagi.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.