Purple Dawn Till Dusk : dearest through the time -INDONESIA-

PESTA SELAMAT DATANG



PESTA SELAMAT DATANG

1Tidak ada yang melihar kelakar mereka, tapi mengetahui bahwa Xiao Tianyou menunggu Senja dan bukan menunggunya membuat Rindy merasa bingung dan gelisah.      0

**Ada sesuatu yang salah…** Rindy berpikir karena Xiao Tianyou jarang memberinya perhatian meskipun ia adalah tunangannya.     

..........     

Di meja makan, terdapat banyak sekali makanan lezat dan menyebarkan aroma yang menggoda.     

Senja mengunyah makanannya dengan tenang sambil mendengarkan percakapan mereka. Karena, 'Senja' yang sebelumnya bukanlah gadis yang suka berbicara, jadi ketenangannya tidak memberikan kesan perbedaan yang jauh. Ia juga tidak terlalu mengerti apa yang harus ia bicarakan, maka diam akan jadi lebih baik.     

Tetua Dam memberitahukan kepada Carye dan Rindy bahwa Senja kehilangan ingatannya dan meminta mereka untuk membantunya dengan apapun yang ia butuhkan dan jika bisa coba untuk mengingatkannya dengan apapun yang bisa memancing ingatannya kembali.     

Rindy menatap Senja dengan tatapan yang seakan mengerti, **Jadi itulah kenapa ia berani untuk berbicara dengan berani seperti tadi, ternyata, gadis jelek ini kehilangan ingatannya…** Ia menutupi senyumannya dengan menggunakan sebuah sapu tangan.     

"Jangan khawatir, Kakek. Rindy akan membantu Senja untuk mengingat segalanya." Rindy berkata dengan semangat yang tinggi.     

Senja tidak mendengarkan itu. Karena apapun yang akan mereka lakukan, ia sangat yakin, pasti, tentu saja bahwa ia akan tidak mengingat apapun tentang itu. Karena itu bukanlah ingatannya dan ia tidak datang dengan ingatan itu.     

Bagaimana bisa ia bisa memasuki ingatan orang lain ketika yang asli masih hidup di suatu tempat? Setidaknya itu adalah hal yang dikatakan Paman Su kepadanya. Senja lebih memperhatikan tentang kemungkinan bahwa cucu yang asli akan datang suatu hari dan mengetuk pintu. Saat itu, ia harus menemukan alasan yang bagus.     

Dari percakapan mereka, Senja dapat mengetahui beberapa informasi mengenai situasi di dalam Klan Pedang Hitam.     

Yang sepertinya, Ayahnya, Wang Yu sedang berada di Kerajaan Rockstone untuk melakukan beberapa urusan untuk Kaisar dan neneknya telah meninggal sekitar 2 tahun lalu dan bagaimana Tetua Dam sangat merindukannya ketika ia akhirnya pensiun sehingga ia memiliki banyak waktu untuk di habiskan di dalam kediaman Klan Pedang Hitam sekarang.     

Senja merasa sedikit lega ketika ia mengetahui bahwa kakak tiri tertuanya sudah menikah dan tidak tinggal bersama dengan mereka.     

Mereka membicarakan tentang Senja ketika ia masih kecil dan betapa penurutnya ia saat itu. Tetua Dam membicarakan tentang Senja dengan kebanggaan di dalam nada bicaranya, tapi Carye dan Rindy menunjukkan senyuman sinis dengan halus, atau itu hanya Senja yang dapat merasakan senyuman sinis mereka? Ia tidak tahu.     

Senja tahu secara langsung ketika ia menyaksikan kasih sayang palsu dari sepasang ibu dan anak itu, hari-hari selanjutnya yang akan ia lalui di dalam rumah ini tidak akan berjalan baik. Ia menghela napas.     

"Ada apa, Nak?" Tetua Dam menatap ke arah Senja yang berada di sebelahnya ketika mendengar Senja menghela napas.     

Senja menurunkan mangkuknya dan berkata dengan nada yang malas. "Kakek, aku sangat lelah. Tidur di dalam kereta kuda sangatlah tidak nyaman. Bisakah aku kembali ke kamarku?"     

"Tentu saja, Nak." Tetua Dam mengangguk mengerti. "Kakek akan mengantarmu kembali ke kamar."     

Dan pesta selamat datang pun berakhir.     

Ketika Senja berjalan kembali ke halaman kamarnya bersama dengan Tetua Dam, Carye mengisyaratkan Rindy untuk mengantar Xiao Tianyou ke kamarnya. Namun, Xiao Tianyou menolak ide itu.     

Itu bukanlah kunjungannya yang pertama kali dan ia bahkan hampir seperti bagian dari Klan Pedang Hitam juga. Ketika ia berlatih kemampuan berpedangnya, ia harus tinggal disini selama hampir satu tahun. Pada saat itu, Senja belum lahir. Setelahnya, ia sering melakukan kunjungan rutin ke Klan Pedang Hitam ketika Tetua Dam masih aktif di dunia kemiliteran.     

Jadi, ia tidak membutuhkan Rindy untuk menemaninya atau bahkan mengantarnya karena Tetua Dam telah memberikan Xiao Tianyou halaman kamarnya sendiri yang sudah ditempatinya sejak pertama kali ia berada disini.     

Rindy terlihat sangat sedih, tapi yang ia perlihatkan kepada Xiao Tianyou hanyalah senyuman saat Xiao Tianyou berjalan keluar dari ruang makan.     

Senja sedang berjalan-jalan dan memperhatikan kamarnya. Terdapat sebuah tempat tidur yang sangat besar dengan barang-barang mebel yang sangat indah dan barang berharga yang langka.     

Tetua Dam meninggalkannya dengan 4 pelayan wanita yang akan melayani apapun kebutuhan Senja. Mereka akan datang setelah Carye memberitahu mereka, jadi tidak ada yang akan membuat kesalahan di kemudian hari. Senja tidak begitu yakin juga tentang hal ini.     

Seseorang yang tidak menyukaimu mengajari orang-orang yang akan melayanimu. Seberapa menjajikan itu kedengarannya?     

Senja berakhir dengan melihat-lihat taman di luar kamar melalui jendela yang berada di dalam kamarnya. Itu adalah sebuah taman yang indah dengan bermacam-macam jenis bunga berwarna putih. Tampaknya, cucu dari Tetua Dam sangat menyukai warna putih karena semua gaun yang berada di dalam lemari bajunya memiliki warna yang sama juga.     

Ibu Hu Feng sedang menata ulang lemari pakaian Senja ketika ia berjalan masuk.     

"Nona Muda Senja, sepertinya kau sangat menyukai warna putih. Lihat ini…" Ibu Hu Feng menunjukkan kepada Senja seluruh gaunnya di dalam lemari yang pasti adalah milik 'Senja' yang asli. "Ini semua berwarna putih." Ia tersenyum.     

Senja hanya memberikannya tawa yang sopan.     

"Tapi, Nona Muda Senja membutuhkan ruang lebih untuk meletakkan semua gaun baru yang telah Nona Muda Senja beli."     

Senja menatap semua kotak yang terisi penuh dengan barang bawaannya dan terkekeh. Ia telah memastikan bahwa ia menghabiskan semua uang yang diberikan oleh kakek dank arena kakek tidak memprotes apapun mengenai hal ini. Senja seperti orang gila dan membeli banyak sekali gaun.     

"Kau tidak membutuhkan semua itu." Rindy datang dan masuk ke dalam kamar Senja dengan santai sambil menatap kotak-kotak yang berada di lantai itu. "Buang itu semua." Ia memerintahkan Ibu Hu Feng dengan angkuh.     

**Dan disini dia sekarang.** Senja menghela napas lagi.     

"Aku ingat bahwa kakek bilang kau tidak diizinkan untuk masuk ke halamanku tanpa izin dariku." Tetua Dam telah mengatakannya tentang hal ini ketika ia sedang memberitahunya tentang bagaimana Carye mencoba untuk menjual Senja ke pasar gelap.     

"Aku kira kau kehilangan ingatanmu?" Rindy tidak mengelakkan diri sedikitpun.     

"Hmm, Kakek bilang seperti itu setelah menemukanku."     

Rindy mengangkat sebelah alisnya dan menatap rambut ungu milik Senja. "Kau terlihat seperti seorang penyihir. Tapi, itu sangat cocok denganmu."     

Setelah ia mengatakan itu, Rindy berjalan masuk dan menendang semua kotak itu, Senja bahkan tidak tersentak ketika kotak-kotak itu jatuh di kakinya.     

"Jadi kau akan membuangnya?"     

"Baiklah." Senja berkata dengan enteng. "Bibi Hu, tolong buang semua gaun itu."     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.