Purple Dawn Till Dusk : dearest through the time -INDONESIA-

RINDY DATANG UNTUK MENGGANGGUKU



RINDY DATANG UNTUK MENGGANGGUKU

2Ibu Hu Feng mengangguk dan hendak membawa semua kotak itu ketika Senja menambahkan kalimatnya. "Gaun-gaun putih itu. Semuanya."     

Senyum di wajah Rindy memudar dan berjalan ke arah Senja. "Aku akan membantumu untuk mengingat bagaimana kau seharusnya!" Dengan sebuah senyum miring yang mengerikan, Rindy mengangkat tangannya untuk menampar Senja.     

Namun di waktu yang sama, Senja dengan cekatan melangkah mundur dan menangkap tangan Rindy. Senja dengan sengaja menancapkan kuku-kukunya yang panjang di kulit Rindy sehingga membuatnya tercakar, tapi dengan keras kepala terus menatap Senja.     

Terdapat pancaran keterkejutan dari matanya, adik tirinya tidak pernah berani untuk melanggar perintahnya dan mengangkat tangan untuk melawan kepadanya ataupun ibunya, seperti gadis di hadapannya ini adalah orang yang benar-benar berbeda. Mungkin, lupa ingatannya membuatnya memiliki sifat yang berbeda.     

Senja mengangkat kaki kanannya untuk menendang perut Rindy sambil masih memegangi tangannya, tapi Senja lupa bahwa Rindy adalah pelatih bela diri, jadi ia menghindari tendangan Senja dengan mudah dan melepaskan tangannya juga kemudian ia mundur dengan hati-hati.     

Senja melempar sebuah kotak kecil langsung ke arah kepala Rindy. Tapi, ia berhasil menghindarinya juga.     

Merasa kesal karena ia tidak bisa menendang atau melemparkan sesuatu kepada Rindy, Senja berteriak. "Bibi Su. Pergi dan beritahu kakek bahwa Rindy datang untuk menggangguku!!!"     

Kalimatnya terdengar sangat kekanak-kanakan dan Senja tahu itu. Ia sebenarnya adalah gadis berusia 23 tahun di dunianya, tapi disini karena usianya berkurang, ia terlihat seperti seorang gadis berusia 16 dan baru menginjaki usia 17 tahun beberapa hari lalu.     

Sangat menyenangkan bagi Senja untuk mengatakan tentang hal ini kepada kakek daripada menyelesaikannya sendiri. Tindakan ini juga tidak pernah dilakukan oleh Senja yang asli sebagai gadis muda yang bijak dan berbudi luhur.     

Tapi, menyebalkan! Senja tidak bisa memukulnya karena ia terus menghindari serangan Senja dan jika Senja membiarkannya sekarang, ia akan datang lagi besok. Hari-harinya akan menjadi sangat menyedihkan.     

Bibi Hu menganggukkan kepalanya dengan cepat dan hendak berjalan keluar pintu ketika Rindy menarik bahunya dan mendorong wanita itu ke bawah dengan kasar.     

"Jangan berani-beraninya kau berbicara kepada kakek! Jika aku mendengar tentang ini dan kakek menghukumku, aku akan membuat perhitungan denganmu!" Rindy menunujukkan jari telunjuknya ke arah wajah Senja dari jarak beberapa meter.     

"Jika kau berani-beraninya datang ke halamanku lagi tanpa persetujuan dariku dan membuat keributan disini, aku akan memastikan bahwa kakek akan menghukummu hingga kau tidak bisa membuat perhitungan denganku!!!" Senja kembali berteriak kepadanya.     

Wajah Rindy berubah menjadi Huram saat ia menghentakkan kakinya dan berjalan keluar dari kamar Senja.     

Ia bahkan belum lama sampai di rumah, tapi masalah telah datang menghampirinya. Senja menghela napas dengan frustasi.     

Ya, jika kau lihat dari sisi baiknya, setidaknya ia adalah seorang Nona Muda yang kaya raya dari Klan istimewa dan ia memiliki kakeknya sebagai pendukung.     

"Apa kau baik-baik saja Bibi Hu?" Senja menghampiri ibu Hu Feng dan membantunya untuk berdiri. "Lain kali jika kau melihatnya datang kesini, tidak perlu bertanya kepadaku, pergi saja dan beritahu kepada kakek." Itu bukan berarti Senja tidak bisa menghadapinya, tapi jika ada cara yang mudah kenapa ia harus membebani dirinya sendiri?     

Bibi Hu mengangguk mengerti.     

"Aku akan beristirahat. Kau bisa melanjutkan pekerjaanmu membereskan gaun-gaun itu. Buang saja semua gaun yang berwarna putih, aku tidak menyukainya." Senja menguap dan berjalan ke tempat tidurnya.     

Ia tidak bisa mengerti kenapa 'Senja' memiliki begitu banyak gaun dengan warna yang sama. Sangat membosankan hanya dengan melihatnya, bahkan tamannya saja memberikan nuansa berwarna putih.     

.......     

Senja tidur sepanjang siang dan hanya terbangun ketika langit hampir berubah gelap. Bibi Hu memberitahukan bahwa keempat pelayan wanita yang telah disiapkan oleh ibunya telah sampai.     

Senja duduk dengan tanpa rasa tertarik. Sebenarnya, Bibi Hu saja Hudah cukup baginya. Tapi, kakeknya bersikeras bahwa ia harus memanggil mereka.     

"Biarkan mereka masuk." Senja berkata dengan sebal.     

Tidak lama setelah itu, 4 gadis muda di usia remaja mereka datang ke hadapan Senja, mereka semua mengenakan gaun berwarna putih.     

**warna ini lagi?** Senja menggelengkan kepalanya dengan tidak percaya. Senja telah melihat pelayan wanita lain di dalam Klan Pedang Hitam ini dan mereka semua mengenakan gaun berwarna hijau menyala, kenapa pelayannya mengenakan pakaian warna putih?     

Senja menatap mereka satu per satu. "Siapa namamu?" Senja bertanya dengan malas. Masih duduk di tempat tidurnya dengan kedua kaki yang menyilang, ia menyangga kepalanya dengan tangan kanan.     

"Nona Muda Senja, tolong beri kami sebuah nama." Pelayan wanita yang berada di sisi kanan berkata dengan sopan.     

**Sebuah nama?** Senja pernah membaca tentang ini dari buku yang ia baca bahwa memberikan nama kepada pelayan mereka adalah sebuah tradisi.     

Senja memikirkan tentang hal itu sementara waktu sambil mengetukkan jari-jarinya di atas paha, dan kemudian ia menunjuk mereka satu per satu. Dimulai dari gadis yang berada di sisi kanan yang sebelumnya berbicara, "Blue, Yellow, Black dan Brown." Senja berkata dengan sembarangan.     

Senja tidak pernah bisa memberikan nama yang bagus. Tapi, setidaknya nama-nama ini cukup mudah bagi Senja untuk mengingat mereka.     

Mereka berempat saling menatap dengan kebingungan. Tapi, pelayan wanita yang bernama Blue menuntun mereka dengan berkata, "Pelayan ini berterima kasih kepada Nona Muda Senja untuk nama yang diberikan untuk kami." Dan ketiga lainnya menyuarakan kalimat yang sama.     

"Aku ingin mandi." Senja berkata dan menguap lagi.     

Empat pelayan itu menundukkan kepala mereka dan berjalan mundur untuk menyiapkan air.     

"Bibi Hu, apa kau tahu dimana kamar Pangeran Xiao Tianyou?" Senja bertanya. Ia tidak tahu dimana ia akan menetap di tempat yang luas ini.     

"Aku akan mencari tahu." Bibi Hu berkata dengan manis. Bagaimanapun ia bukanlah berasal dari Klan Pedang Hitam dan ia hampir sama seperti Senja yang tidak tahu apa-apa tentang kediaman ini. Tapi, setidaknya ia bisa bertanya kepada pelayan lain.     

Pangeran Xiao Tianyou adalah seorang Pangeran, jadi itu pasti tidak akan sulit untuk menemukan tempat dimana ia menetap.     

Dengan pikiran itu, Bibi Hu berjalan keluar dari pintu, meninggalkan Senja yang masih setengah tidur.     

.......     

Tidak lama setelah itu, keempat pelayan wanita itu kembali dan membantu Senja untuk melepas pakaian sebelum ia berendam di dalam bak air hangat.     

**Sangat luar biasa!** Senja berpikir. Senja menyukai sisi ini dari dunia sekarang dan kenyataan bahwa ia memiliki pelayannya sendiri yang akan melayani semua kebutuhannya.     

Kembali ke rumahnya, karena profesi mereka adalah pencuri dan segala hal tentang mereka adalah rahasia, mereka tidak memiliki satu pelayan pun. Semua pekerjaan rumah dibagi menjadi empat untuk mereka masing-masing. Walaupun mereka lebih dari mampu untuk membayar seorang pembantu, tapi risikonya terlalu tinggi.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.