Purple Dawn Till Dusk : dearest through the time -INDONESIA-

KEPASTIAN SANA



KEPASTIAN SANA

0"Apa Tuanmu ada di dalam?" Senja menyapa Yang Yu jauh dari kata sopan.     
0

Kali ini Yang Yu melipat tangannya dan memberikan hormat kepada Senja, "Ya, Nona Muda Senja." Ia menjawab dengan kesopanannya. Senja merasa sangat bingung dengan tindakan Yang Yu, tapi tidak memikirkannya terlalu jauh.     

Sebenarnya perubahan tiba-tiba dari Yang Yu karena dua bawahannya melaporkan bahwa Tuan mereka kembali dengan Senja yang tertidur di punggungnya pagi ini. Itu mengejutkan Yang Yu. Ia tahu bahwa Tuannya menyelidiki rumah bordil yang Senja laporkan kepadanya.     

Namun, tidak pernah ia bayangkan bahwa Tuannya akan membawa Senja pergi bersamanya… ke tempat 'itu'…. bukankah itu terlalu berlebihan?     

Akhir-akhir ini ia telah melihat Senja di sekitar Tuannya beberapa kali, walaupun Tuannya bersikap aneh terhadap Senja dan membiarkan gadis ini menjadi terlalu dekat dengannya dan sekarang ia dengan terang-terangan mengunjungi Xiao Tianyou. Yang Yu tidak mengetahui apa hubungan mereka, tapi entah mengapa ia menyadari bahwa bukanlah hal yang baik untuk berselisih dengan Senja.     

"Tapi, kau tidak bisa masuk ke dalam kamar saat ini, Nona Muda."     

"Kenapa? Mereka mengadakan pertemuan di dalam?" Senja mengira pertemuan mereka mengenai surat rahasia siang ini belum berakhir. Tapi Yang Yu menggelengkan kepalanya.     

"Baru saja Nona Muda Sana memasuki kamar ini." Yang Yu berkata dengan sedikit malu-malu.     

Kedua alis Senja terangkat dengan bertanya-tanya, "Apa yang perempuan itu lakukan di dalam sana?"     

"Bawahan ini tidak tahu." Yang Yu dengan tergesa-gesa menambahkan, "Tapi Tuan terlihat tidak senang ketika melihat Nona Muda Sana." Entah kenapa Yang Yu perlu membertitahu Senja tentang hal ini.     

Senja mengusap dagunya sambil berpikir. "Sudah berapa lama ia berada di dalam?"     

"Baru saja Nona Muda Sana datang."     

"Dan apa yang kau lakukan melamun di luar sini?"     

"Oh," Yang Yu melirik ke arah tiga buah buku yang berada di tangannya, "Ini tidak terlalu penting."     

"Jadi, buku apa itu?" Pandangan Senja menelusuri buku-buku yang ada di tangan Yang Yu.     

"Ini laporan bulanan untuk bisnis Tuan Xiao Tianyou."     

Senja mengedip-ngedipkan matanya dan bibirnya sedikit terbuka, "Dia menjalankan sebuah usaha?"     

"Ya, sebagian besar Keluarga Kerajaan memiliki usaha mereka masing-masing."     

"Oh," Senja tidak pernah memikirkan tentang hal ini, "Aku pikir dengan statusnya sebagai Pangeran itu akan menjamin kekayaan mereka."     

"Itu juga tidak salah, dengan status sebagai Pangeran itu cukup untuk hidup di dalam kemewahan seumur hidup." Yang Yu mengangguk.     

"Namun, dengan uang lebih dalam menjalankan bisnis mereka, itu akan meningkatkan pengaruh mereka dan cadangan keuangan, tidak perlu menyebutkan bahwa banyak hal yang harus dilakukan menggunakan uang." Yang Yu tidak menjelaskan tentang 'banyak hal' yang ia sebutkan, namun Senja telah mengetahui apa saja hal itu.     

Tidak heran bahwa Pangeran Mahkota Xiao Wang Wei mencoba untuk memperkaya dirinya dengan terlibat bersama bisnis kotor Klan L. "Berikan bukunya padaku dan aku akan memberikannya kepada Tuanmu." Senja mengulurkan tangannya, meminta buku-buku yang dipegang oleh Yang Yu.     

"Tidak apa-apa Nona Muda Senja, aku akan menunggu hingga mereka selesai."     

"Tapi, aku tidak mau menunggu." Senja mengambil buku-buku itu dari Yang Yu dan masuk ke dalam kamar itu. Yang Yu terkejut dengan apa yang Senja lakukan. Pergerakan tangannya sangatlah cepat, ia hampir tidak bereaksi tepat waktu, tapi tidak menghentikannya ketika ia memasuki kamar.     

Di dalam ruangan, Sana sedang berdiri di hadapan Xiao Tianyou yang sedang duduk di sofa.     

Senja masuk ke dalam kamar di waktu yang tepat ketika Sana menanyakan Xiao Tianyou sesuatu, jadi Senja berhenti dalam jarak beberapa meter dan berjinjit di belakang Sana untuk mendengar pertanyaannya.     

Xiao Tianyou yang melihat Senja mengangkat alisnya dengan penuh tanya dan sebagai respon, Senja mengangkat buku-buku yang ada ditangannya.     

"Pangeran Xiao Tianyou, apa kau.. apakah kau memberikan jubahmu kepada Nona Muda Senja?" Sana tergagap karena kegelisahannya. "Apakah kau.. Apakah kau menemaninya kemarin?"     

Senja terkekeh tanpa suara karena melihat ekspresi suram dari Xiao Tianyou . Sana sungguh telah menjatuhkan harga dirinya. Siapa yang akan bertanya seperti itu secara terang-terangan? Namun, yang mengejutkan kedua gadis itu, Xiao Tianyou menjawabnya dengan tenang dengan satu kaya. "Ya."     

Sana menghela napas terkejut, tidak peduli apapun yang terjadi ia tidak percaya dengan apa yang dikatakan oleh senja pagi ini dan mencari kepastian dari Xiao Tianyou.     

Dan bagi Senja, Ia tidak pernah mengira bahwa Xiao Tianyou akan mengakuinya.     

"Jika kau telah selesai dengan pertanyaanmu, kau bisa pergi." Sikap acuh tak acuh Xiao Tianyou membuat Sana mengepalkan telapak tangannya dan menggertakkan gigi karena merasa cemburu.     

"Kenapa… Kenapa kau?" Sana tergagap karena berusaha menahan marah, namun sebelum ia bisa menyelesaikan kalimatnya, dari belakangnya Senja berkata.     

"Kenapa? Karena, Pangeran Xiao Tianyou memintamu untuk pergi." Senja tersenyum miring.     

Karena tiba-tiba mendengar suara Senja yang meledek dari belakangnya, Sana tersentak kaget. "Apa yang kau lakukan disini?!" Sana membentak Senja setelah ia memutar balik tubuhnya yang terasa kaku.     

"Tidak sepertimu yang dating untuk menanyakan pertanyaan bodoh. Aku datang untuk memberikan laporan bulanan ini kepada Pangeran Xiao Tianyou." Senja berkata dengan sombong sambil melambaikan buku yang ada ditangannya dan berjalan melewati Sana untuk menghampiri meja Xiao Tianyou dengan tujuan untuk meletakkan buku-buku itu di hadapannya.     

Yang Yu yang tanpa sengaja mendengar dari belakang pintu hampir tersedak liurnya sendiri ketika mendengar pernyataan Senja. Senja kapan ia datang dengan tujuan memberikan buku laporan bulanan kepada Tuannya?     

"Kau tidak percaya pada apa yang telah aku katakan kepadamu pagi ini, kan?" Senja memutar balik tubuhnya untuk berhadapan dengan Sana. Wajahnya telah berubah dari pucat pasi hingga terlihat merah karena rasa marah. "Kau benar-benar tidak tahu dimana posisimu. Kau dengan tidak tahu malu menghampiri Pangeran Xiao Tianyou dan menanyakan pertanyaan itu. kau bahkan tidak memnuhi syarat untuk bertanya kepadanya!" Diluarnya, Senja terdengar seperti menegur Sana dengan ketidakpuasan dan kebenaran, namun di dalam hatinya ia sebenarnya sedang tertawa. Senja sangat merasa mengantuk pagi ini ketika Sana datang untuk mencari masalah, maka ia tidak bisa mempermalukannya sampai hatinya merasa cukup puas. Sekarang, ia telah mendapatkan kesempatan itu, tentu saja Senja akan mempergunakannya dengan sangat baik!     

Sana melipat lengannya dengan pembelaan. Tubuhnya yang bergetar menolak ekspresi wajah tenang yang sedang ia berusaha perlihatkan. "Jadi, apa itu benar?"     

"Tentu saja." Senja membalas dengan sombong.     

"Nona Muda Senja, kau benar-benar menghabiskan waktumu dengan calon kakak iparmu?" Sana akhirnya mendapatkan celah untuk menyerang Senja kembali.     

Namun Sana lupa. Senja bukanlah seseorang yang bisa dengan mudahnya ia hadapi.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.