Purple Dawn Till Dusk : dearest through the time -INDONESIA-

MANA TAMPARAN ITU?



MANA TAMPARAN ITU?

0Namun sayangnya, Senja tidak berniat untuk membiarkan Sana pergi begitu saja. "Dimana sepuluh tamparan yang telah kau janjikan kepadaku?" Senja bertanya dengan santai. Ia melepaskan semua sopan santun ketika bicara dengan Ketua Mo.     
0

Mereka menjadi kedua sisi yang berlawanan sekarang. Pada dasarnya, sifat dari Ketua Mo dan keponakannya sama saja. Senja telah memprovokasi mereka, maka tidak ada cara lagi untuk memperbaki hubungan mereka sekarang.     

Berdasarkan pemahaman Senja, Xiao Tianyou dan Xiao Wu Xie juga tidak memiliki hubungan yang baik dan sebelumnya Yoda berkata bahwa Ketua Mo adalah tangan kanan dari Xiao Wu Xie. Karena Senja memilih untuk berada di pihak Xiao Tianyou da nada permasalahan yang terjadi di rumah bordil yang melibatkan Ketua Mo, maka di kemudian hari hubungan mereka juga tidak akan berjalan baik. Senja tidak memiliki niat untuk membuang waktunya untuk mencoba bersikap baik kepada Tetua Mo.     

Wajah Tetua Mo menjadi semakin muram. "Sana! Minta maaf kepada Nona Muda Senja!" Ia menggeram.     

Sana, yang sudah hampir pergi dari ruangan itu berhenti dengan enggan. Ia menatap Pamannya dengan tidak pecaya, tapi ketika ia melihat wajah muram Tetua Mo, tidak ada yang bisa ia katakana. Kukunya terasa sakit karena hampir menancap di telapak tangannya karena ia mengepalkan kedua tangannya dengan keras, ia mencoba untuk menguatkan hatinya.     

"Nona Muda Senja, tolong terimalah maafku." Sana berkada dalam nada yang kaku. Ia merapatkan bibirnya dengan kuat dan memutar balikkan tubuhnya untuk pergi berjalan keluar dari ruangan, tapi Senja menghentikannya lagi.     

"Dimana sepuluh tamparan itu?" Senja tetap bertanya dengan nada yang polos.     

Bibir Tetua Dam dan Utara membentuk sebuah senyuman, kenapa mereka tidak mengetahui sisi Senja yang seperti ini? Di mata Tetua Dam, Senja adalah seorang anak perempuan yang berperilaku baik dengan sifat tertutup. Ia sangat jarang bicara dengan orang lain, apalagi untuk berargumen.     

Bagi Utara, ia telah memperhatikan Senja bahkan jauh sebelum ia menghilang. Sifat Senja yang sebelumnya selalu sulit untuk dihadapi, seperti Putri es yang memiliki banyak rahasia dan rencana tersembunyi. Namun dengan melihat pikiran Senja yang tajam dan senyumnya yang licik saat ini, sepertinya ia benar-benar telah berubah. Tidak heran bila Xiao Tianyou juga mengubah strateginya untuk mendekati Senja.     

"Nona Muda Senja, Sana telah meminta maaf kepadamu, bukankah kau berpikir itu sudah cukup?" Ketua Mo menahan amarahnya. Namun anak perempuan ini tetap menantang kesabarannya.     

"Kakek, ini semua terjadi karena Nona Muda Sana. Sebelumnya, aku sangat takut karena para perhatian tiba-tiba dari para penduduk." Senja berbalik dan menatap Tetua Dam dengan ekspresi sedih dan sedikit murung.     

Sana hampir ingin berlari ke arah Senja dan mencakar wajahnya. Dimana bagian ketika ia merasa sangat takut?! Ia bahkan berhasil mencuri kereta kuda Sana yang menyebabkannya harus berdiri dalam waktu yang lama hingga kusir kuda itu kembali menjemputnya.     

"Ketua Mo," Mendengar suara sedih Senja, tentu saja Tetua Dam tidak akan duduk diam begitu saja. Ia menepik lembut kepala Senja dengan penuh kasih saying. "Apa kau tidak merasa malu untuk benar-benar mengingkari janjimu kepada generasi yang lebih muda?" Nada bicara Tetua Dam penuh dengan ejekan ketika ia mencemooh sambil menatap Sana. "Nona Muda Sana merencanakan hal seperti itu terhadap Senja, pasti keluarga Dama telah salah dalam mendidik Nona Muda mereka. Senja dengan jelas berbeda 5 tahun lebih muda darinya, tapi bukan hanya Nona Muda Sana tidak bisa memposisikan dirinya untuk bertindak seperti kakak yang lebih tua, ia juga sangat tidak tidak rasional terhadap Cucuku."     

Lubang hidung Ketua Mo mengembang dan suaranya meningkat hingga beberapa oktav. "Apa yang kau inginkan?!"     

Dengan wajah licik Tetua Dam berkata, "Aku hanya memintamu untuk menepati janji yang kau berikan pada Senja."     

Sinar di mata Senja memperlihatkan suasana hatinya yang sangat bagus karena Tetua Dam dapat menyesuaikan diri dengan baik terhadap trik yang ia lakukan.     

Ketua Mo menjadi sangat geram. Tatapannya tertuju pada Sana yang berdiri dan gemetar di jalannya menuju pintu keluar. Kejadian memalukan ini terjadi karena ketidakmampuan keponakannya dalam membuat rencana bodoh ini! ia tidak peduli jika Sana ingin merencanakan sesuatu terhadap Senja, tapi bagaimana bisa ia membuat tipuan kuno seperti ini yang mudah terbongkar?     

"Kembali kesini!" Ketua Mo menggeram hingga suaranya mencapai langit-langit ruangan.     

Sana menahan napasnya ketika ia benar-benar tidak dapat mengatakan apapun karena rasa takutnya terhadap kemarahan Pamannya. Dengan kedua kaki yang gemetar, ia terhuyung ke arah Ketua Mo.     

Jika ia tahu ini akan berakhkir seperti ini, ia tidak akan pernah melakukannya sejak awal. Rencananya sudah terbongkar dengan jelas sehingga membuat wajahnya menjadi merah karena malu. Ia bahkan tidak berani untuk melirik ke arah Xiao Tianyou.     

Ketika Sana akhirnya berdiri di hadapan Ketua Mo, tanpa kata apapun lagi, Ketua Mo mengangkat tangannya dan menampar wajah Sana sepuluh kali seperti apa yang telah ia janjikan. Sepuluh tamparan yang berurutan yang ia berikan kepada Sana tentu saja tidak menggunakan kekuatan penuh, jika tidak, dengan kekuatan yang dimiliki Ketua Mo itu akan menghancurkan wajah keponakannya. Itu tidak hanya akan mebawa aib baginya, namun bagi keluargnya juga.     

Setelah tamparan berturut-turut itu, wajah Sana menjadi sangat merah. Dengan susah payah Sana menahan air matanya dengan menggertakkan giginya. Nona Muda kebanggaan keluarga Dama telah diberikan pelajaran di hadapan umum, bahkan para penjaga juga melihatnya. Kejadian mengejutkan ini akan menjaadi bahan pembicaraan semua orang jika kabar ini tersebar.     

"Kembali ke kamarmu dan jangan keluar sampai kau bisa mengartikan isi dari surat itu!" Ketua Mo mengusirnya dengan kasar.     

Kata-kata Pamannya seperti sinyal untuk melarikan diri. Ia melangkahkan kakinya keluar dengan kepala yang terus menunduk, meskipun faktanya adalah bahwa wajahnya terasa sangat sakit saat ini, sorot mata Sana penuh dengan kemarahan. Ia terlalu terburu-buru untuk menjatuhkan Senja sehingga membuat perkiraan yang salah tentang kekuatan Senja.     

Ia tidak akan pernah melupakan kejadian memalukan hari ini dan bertekad untuk membalas Senja sepuluh kali lipat di kemudian hari!     

Senja mencoba untuk menyembunyikan senyum miringnya ketika ia melihat sebuah pertunjukan drama antara paman dan keponakan yang terjadi di hadapannya. Ia merasakan perasaan yang rumit dari mereka berdua, tapi setelah terbiasa dengan ini, ia dapat menikmatinya tanpa harus terlibat.     

"Sana telah menerima hukumannya. Semoga Nona Muda Senja sudah merasa tenang." Ketua Mo menunduk untuk memberi hormat sambil menyindir Senja.     

Setelah Sana pergi, suasana di ruangan itu menjadi terasa sangat berat sampai Xiao Wu Xie membuka mulutnya untuk memecah keheningan. "Saudara sepupu kedua dan Mantan Komandan Dam baru saja sampai ketika kalian mendengar berita ini. Karena masalahnya sudah berhasil diselesaikan, akan lebih baik untuk beristirahat lebih dulu sebelum kita memulai pembahasan masalah kita." Ia berbicara dengan perilaku yang baik dan menambahkan, "Ketua Mo pasti membutuhkan waktu untuk menenangkan dirinya juaga."     

=======     

Cek juga cerita Senja yang asli di novel: The Story of Dusk -Indonesia-     

Jangan lupa vote juga ya...     

Tengkyu. ((^o^))     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.