Purple Dawn Till Dusk : dearest through the time -INDONESIA-

DI RUMAH BORDIL



DI RUMAH BORDIL

0Sekarang mereka berada di dalam rumah bordil itu, kerena lantai lima adalah lantai eksklusif untuk orang-orang penting, tidak banyak orang biasa yang berada di lorong. Mereka berdua bisa dengan mudahnya menghindari para penjaga, sehubungan dengan usaha Senja dalam mengabaikan aura bercinta yang ada di sekelilingnya, ia memusatkan perhatiannya tetap kepada Xiao Tianyou dan bergantung pada panduannya sepenuhnya.     
0

Setelah menghindari beberapa penjaga dan memasuki beberapa lorong, Xiao Tianyou berdiri di balik sebuah pilar besar dan menatap ke arah sebuah pintu yang terlihat mewah dengan ukiran baja emas yang rumit diatasnya.     

"Apa itu kamarnya?" Senja berbisik.     

Xiao Tianyou hanya memberinya anggukan.     

Namun di hadapan pintu itu ada 4 orang yang berdiri sebagai penjaga. "Apa kita akan melewati jendela untuk masuk?" Senja berbisik lagi kepadanya.     

"Tidak, lebih banyak penjaga di luar."     

"Tidak bisakah kau menghajar mereka?" Senja menatap Xiao Tianyou, ian ingin melihat dengan matanya sendiri bagaimana kemampuan berkelahi Xiao Tianyou, apakah kata-kata Yoda benar? Atau hanya melebih-lebihkan saja?     

Xianyou menatap mata Senja yang penuh harap. "Berpikir dulu sebelum kau berbicara." Ia menyentil dahi Senja sengan kesal. Untuk melawan para penjaga itu bukanlah suatu kesulitan untuknya tanpa perlu dikatakan lagi, namun bukan itu masalahnya.     

Senja mengelus dahinya, kali ini ia menyentil sedikit lebih keras. Walaupun itu tidak melukainya, namun Senja tetap bisa merasakan kekesalannya.     

Baiklah. Senja hanya mencoba untuk menemukan cara agar dapat memiliki percakapan bagus dengannya karena ia harus menggali informasi pribadinya juga, kenapa ia tidak mencoba untuk membiasakan diri dan mulai bergaul dengan baik dengannya? Jika mereka semakin dekat, itu akan menghemat setengah usahanya dan ia tidak perlu bersembunyi lagi di sekitarnya ketika ia mengumpulkan informasi.     

Kenyataan membuktikan kesalahannya sekali lagi. Itu bukanlah hal mudah untuk bergaul dengannya! Sungguh, setiap kali mereka berkomunikasi mereka pasti akan berakhir dengan rasa gelisah atau percakapan itu akan melenceng dari topic bahasannya. Sangat memusingkan. Ia bahkan tidak bisa memperlakukan Senja dengan baik.     

Namun, kemudian Senja akan tahu bahwa cara Xiao Tianyou memperlakukannya bahkan seratus kali lipat lebih baik dari perlakuannya terhadap perempuan manapun yang berada di sekitarnya. Sejak Luna pergi, ia tidak pernah berniat untuk mendekat dengan wanita manapun. Ia hanya menoleransi wanita yang memberinya keuntungan seperti Dokter Lin.     

Tapi, walaupun seperti itu, Dokter Lin tidak mendapatkan keuntungan lain selain sedikit perhatian darinya. Mereka tidak pernah sama sekali membicarakan hal lain selain masalah yang sedang mereka hadapi.     

Tindakan Sana malam itu, akan menjaadi musibah bagi dirinya sendiri jika Xiao Tianyou tidak membutuhkannya untuk mengartikan isi surat rahasia itu. Terlebih lagi ketika ia menyebutkan nama Luna, ia benar-benar akan membayar untuk hal itu.     

Tiba-tiba Xiao Tianyou menarik Senja ke sudut terpencil di belakang vas besar yang berukuran sebesar manusia ketika di waktu yang sama dua penjaga berjalan melewati tempat dimana mereka berdua sedang berdiri. Xiao Tianyou bergerak dengan gesit sepanjang lorong itu sambil terus memegangi Senja agar dekat dengannya.     

Di sisi lain mereka menemukan satu pintu lagi yang tidak semewah pintu sebelumnya dan tidak ada penjaga yang berdiri di sepannya. Xiao Tianyou sedikit mendekatkan telinganya ke pintu itu, mencoba untuk mengetahui situasi di dalam.     

"Buka pintunya." Ia menatap Senja. Karena tinggi badan Senja hanya mencapai bahunya, setiap mereka berbicara dalam keadaan berdiri seperti ini, Xiao Tianyou harus menunduk kepada Senja dan membuatnya merasa sedikit terintimidasi.     

Ia cemberut ketika ia membuka pintu itu. Xiao Tianyou bilang bahwa ia tidak membutuhkannya, tapi ia memperlakukan Senja seperti seorang tukang kunci.     

Senja membuka pintu dan Xiao Tianyou berjalan masuk lebih dulu sambil terus memposisikan Senja dibelakangnya. Sepertinya tidak ada orang di dalam, atau tidak ada orang yang memesan kamar ini. Paling tidak, ruangan ini kosong dan aman untuk mereka.     

Ketika Senja masuk, ia memeriksa secara singkat ruangan itu, ukurannya sedang. Di dalam ruangan itu cukup gelap dan teduh, tapi sinar cahaya dari jendela cukup baginya untuk melihat seluruh isi ruangan. Ada beberapa lemari kaca kecil dan meja yang berada di setiap sisi dinding, sebuah sofa hitam di tengah-tengah ruangan yang terhalang dengan lilin putih.     

"Aku rasa seseorang telah memesan kamar ini." Senja berkata dengan suara pelan, tapi Xiao Tianyou tidak disana, "Hei Komandan…" Senja menatap ke sisi kiri dan kanannya tapi tidak menemukan dimana ia berada.     

Melihat ruangan yang tidak cukup besar, ia pasti ada di sisi lain. Senja berjalan melewati tempat tidur dari belakang gorden dan menemukan Xiao Tianyou yang sedang menatap sebuah loteng di sebelah sebuah latar.     

"Disana kau rupanya, aku kira kau meninggalkanku." Senja menghampirinya dan ikut menatap apa yang sedang diperhatikan oleh Xiao Tianyou, lalu dengan seketika ia bisa memahami apa yang ada dipikiran Xiao Tianyou, lagipula ini adalah hal yang ia lakukan selama dua tahun terakhir. "Kita harus mencari tangga yang mengarah ke loteng." Senja bergumam.     

Xiao Tianyou mengalihkan pandangannya dari loteng dan menatap Senja, cukup terkesan dengan caranya menilai suasana. "Itu disana." Xiao Tianyou menunjukkan dagunya ke arah ruang loteng yang tak jauh dari mereka.     

Di loteng yang ada di balik latar tepat di atas laci terdapat ruang menuju loteng, dengan pintunya yang sedikit terbuka.     

Senja menatap Xiao Tianyou lagi, merasa bingung. Jika pintu lotengnya ada disana, kenapa ia menatap loteng yang ada disini? Namun, melihat alisnya yang juga berkerut Senja tidak menanyakannya lebih lanjut.     

Xiao Tianyou mendekati laci itu ketika mereka berdua mendengar suara besisik dari balik pintu.     

"Yang mana ruanganku?" Suara seorang laki-laki mabuk terdengar dari arah pintu     

"Ruangan ini, Pak." Dan suara seorang laki-laki lagi menjawab dengan sopan.     

Suara pria mabuk itu beberapa kali terkekeh dan cegukan, yang diikuti dengan suara wanita yang terengar genit serta tawa yang centil.     

"Cepat buka itu!"     

Kemudian, terdengar suara rincingan kunci dan suara kunci pintu yang sedang dibuka.     

"Tuan, ruangan ini sudah terbuka. Seharusnya ini terkunci." Nada yang terdengar bingung dari seorang pria yang kedua ketika ia menyadari bahwa pintunya telah terbuka.     

Sedangkan di dalam ruangan Senja mendapatkan tatapan yang menuding dari Xiao Tianyou. "Aku bisa membuka kuncinya tapi tidak bisa menguncinya kembali." Senja kembali menatapnya sambil membela diri.     

"Tuan, aku akan meminta penjaga untuk memeriksa kamar ini." Pria kedua tadi menyarankan dan siap untuk pergi.     

Namun pria mabuk itu mengabaikan saran pelayannya dan menendang pintu itu sambil menggandeng perempuan itu di tangannya, ia menggeram kepada pelayan, "Enyahlah!" dan menutup pintunya lagi dengan sebuah tendangan.     

=======     

Cek juga cerita Senja yang asli di novel: The Story of Dusk -Indonesia-     

Jangan lupa vote juga ya...     

Tengkyu. ((^o^))     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.