Purple Dawn Till Dusk : dearest through the time -INDONESIA-

CERITA SANA



CERITA SANA

1"Senja… bagaimana bisa kau bertanya seperti itu kepadaku?" Sana menutup mulutnya sendiri dengan tangannya dan berpura-pura seakan ia sangat terkejut dengan pertanyaan Senja. "Aku tahu kita memulai pertemuan kita dengan cara yang kurang baik. Tapi, bagiku itu hanyalah sebuah argumentasi, aku tidak menganggapnya dengan serius…" Sana menarik napas dan menghembuskannya tak berdaya lalu menggigit bibirnya, "Aku tidak tahu kau menyimpan kemarahan terhadapku seperti itu… bahkan kau menyangkal usahaku dalam membantumu."     1

Di sudut ruangan, Ketua Mo berbicara dengannada yang kecewa ketika melihat ekspresi sedih dari keponakannya. "Nona Muda Senja, kau tidak bisa bertindak sangat tak berterimakasih kepada seorang yang sudah menolongmu." Ia sedikit menegur Senja, masih merasa waspada dengan keberadaan Tetua Dam.     

"Itulah kenapa aku bertanya, dengan cara apa keponakanmu menolongku?" Senja masih menunjukkan ekspresinya yang tenang.     

Pada saat ini Tetua Dam mulai merasakan sesuatu yang tidak beres dengan ekspresi Senja. Ia bukalah seorang perempuan yang tidak tahu cara untuk membedakan mana yang baik dan mana yang tidak.     

Dengan ekspresi yang kebingungan Tetua Dam menjelaskan apa yang Sana beritahukan kepada mereka ketika mereka baru saja kembali bersama Xiao Tianyou. "Senja, bukankah itu Nona Muda Sana yang datang untuk menyelamatkanmu dari keributan karena penjagamu gagal melindungimu?"     

"Gagal untuk melindungiku?" Saat ini, kurang lebih Senja sudah dapat membaca bualan apa yang Sana beritahukan, tapi ia masih mau mendengar ceritanya dengan lengkap.     

"Kau tidak bisa disalahkan dalam masalah ini, karena seperti apa yang kau katakana sebelumnya, itu sudah merupakan sifat aslimu untuk bergaul dengan keributan." Ketua Mo berkata dengan sindiran yang terdengar jelas dalam nada suaranya, ia pasti sangat marah dengan Senja, "Tapi, untuk penjagamu membiarkan hal itu terjadi adalah merupakan kegagalannya dalam menjalankan tugas dengan baik."     

Dalam kata lain, karena pernyataan sebelumnya yang memberitahukan mereka dari sisi pandangnya yang mengabaikan cara Sana dalam melibatkan dirinya ke hadapan umum. Ia menyalahkan Sana atas semua yang telah terjadi, namun dengan statusnya Senja tidak bisa disalahkan. Maka kesalahan itu jatuh kepada penjaganya yang telah gagal dalam melaksanakan tugas.     

"Jika Sana datang terlambat, rasa penasaran para penduduk tentangmu akan membuatmu kewalahan dank au bisa saja berada di dalam bahaya. Tujuan mereka mungkin tidak buruk, tapi mungkin saja kau bisa terluka karena kesenangan mereka. Para penduduk sudah sangat ingin bertemu denganmu sejak lama dan kita tidak bisa memaksa mereka untuk bertanggung jawab jika terjadi hal buruk kepadamu, kan? Itu juga tidak akan baik untuk citramu." Ketua Mo berhenti untuk menghela napas lemah sambil meremas pelipisnya sebelum melanjutkan omongannya yang tidak masuk akal, "Penjaga yang menyaksikan kejadian itu bahkan berkata kalau kau dikelilingi oleh ratusan orang sehingga kau tidak bisa bergerak kemanapun. Untung saja, Sana datang dan membawamu pergi dengan kereta kudanya."     

"Itu cerita yang diberitahukan oleh Nona Muda Sana kepadamu?" Senja melambatkan nada bicaranya sambil menatap Sana dan tersenyum.     

"Senja bagaimana bisa aku berbohong?" Sana bertanya dengan terlihat sangat menyedihkan seakan Senja sudah menganiayanya dengan kejam. "Kau sangat menakutkan kemarin malam dan aku tidak berani mengatakan apapun." Kedua mata Sana terlihat memerah.     

Sana sebenarnya tertawa di dalam hati. Ia telah memikirkan rencana ini, Senja pasti akan menyangkal semuanya dan mencoba untuk menjelaskan kebenarannya, tapi akhirnya itu akan mencapai saat dimana Senja meledak dengan kemarahannya dan merasa frustasi. Karena Sana akan melakukan hal yang sama dalam mempertahankan posisinya dengan cerita yang ia buat. Tepat pada saat itu ia akan berpura-pura menjadi korban tidak peduli dengan apa yang akan dikatakan Senja selanjutnya. Lebih mudah untuk mengambil simpati banyak orang, dan itu telah menjadi sifat manusia untuk memihak kepada orang yang lebih lemah.     

Bahkan Sana telah menyogok semua penjaga dan pelayan yang terlibat di dalam kejadian mala mini dengan jumlah uang yang lumayan besar. Mereka bisa menjadi bukti terkuatnya dan akan menjamin kepolosan Sana untuk menjatuhkan carita kebenaran Senja. Dengan pemikiran itu di kepala Sana, ia menjadi semakin bersemangat dan senyuman terlihat di bibirnya.     

Di sisi lain Senja benar-benar tidak mengetahui apa yang berada di dalam pikiran Sana, tapi tentu saja ia bisa merasakan dengan jelas bahwa Sana menjadi sangat bersemangat dengan perkembangan dari situasi ini.     

Senja menatapnya dengan kosong. Ia tidak tahu kata apa yang tepat untuk bisa mendeskripsikan kebodohan Sana. Permainan ini sama sekali belum dimulai tapi ia telah bertindak seperti pemenang. Jika ia berpikir bahwa dengan ceritanya yang kuno itu dapat menjatuhkan Senja, ia pasti sedang bermimpi. Dalam istilah menipu dan memanipulasi orang, Senja sudah sangat tidak asing dengan hal itu, semua teori itu sudah berada di dalam genggamannya. Tipuan dan rencana sudah mengalir di dalam pembuluh darahnya, Senja terlahir untuk melakukan semua hal itu.     

"Dalam kata lain, Nona Muda Sana berkata bahwa karena aku berkeliaran ke luar di sekitar jalanan lalu membuat semua orang mengenaliku dan menyalahkan penjagaku karena ia gagal mencegah hal semacam itu untuk terjadi dank arena Nona Muda Sana datang di waktu yang tepat, aku bisa diselamatkan dari keributan para penduduk. Apa aku benar?"     

Senja menyimpulkan cerita Sana.     

Senja mengedipkan matanya karena menjadi semakin tertarik, ia melihat ke arah Xiao Tianyou yang masih mengenakan jubah perjalanannya dan bersandar di sebuah pilar. Ekspresinya tidak menunjukkan apapun selain rasa bosan.     

Orang itu benar-benar tidak mencoba untuk menunjukkan perhatiannya kepadaku. Ada apa dengan tatapan itu? Jika ia merasa bosan, maka haruskah aku…. Membuat situasinya menjadi semakin menarik? Senja memikirkan hal itu kemudian sebuah senyum jahat terbentuk di bibirnya.     

Sana menjadi bingung ketika ia melihat senyum miring Senja, tapi ia tetap mengagguk. "Itu benar. Memang seperti itu kejadiannya."     

Tepat pada saat itu, sebuah tamparan keras mendarat di pipinya setelah ia menyelesaikan kalimatnya. Ia terjatuh ke belakang, tapi berusaha untuk menenagkan dirinya.     

Semua orang yang berada di dalam ruangan itu tercengang ketika mereka melihat kejadian yang terjadi dihadapan mereka dengan mulut yang menganga.     

Kedua mata Ketua Mo melebar karena rasa terkejutnya sedangkan Xiao Wu Xie dan Utara yang tidak berbicara sama sekali semenjak tadi bergerak sedikit lebih maju untuk mengantisipasi kejadian kurang baik yang mungkin akan terjadi. Dan Xiao Tianyou, ia menegakkan tubuhnya karena khawatir.     

Tetua Dam yang berada di sebelah Senja terdiam kaku setelah melihat Cucu perempuannya yang lembut baru saja menampar seseorang dengan kasar.     

"Senja! Kau bertindak sangat kasar!" Sana berteriak kesakitan sambil menutupi pipi kirinya yang terasa amat panas saat ini.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.