Purple Dawn Till Dusk : dearest through the time -INDONESIA-

KESAKSIAN



KESAKSIAN

0Dengan mendengar saran dari Xiao Wu Xie, kesenangan Sana meluap di dalam hatinya dan ia mencoba untuk menahannya. Ini adalah saat yang ia tunggu-tunggu. Kali ini ia benar-benar akan mengalahkan Senja.     
0

"Ya, ada banyak pelayan dan pengawal yang datang bersamaku malam itu, mereka bisa bersaksi untukku." Sana berkata dalam nada yang pelan sehingga mungkin bisa mendapatkan simpati dari orang lain karena sosoknya yang menyedihkan.     

Senja di sisi lain merasakan kegembiraannya dan secara tiba-tiba senyuman meledek muncul di bibirnya. Perempuan murahan ini benar-benar menggunakan tipuan murah… ia melipat lengannya dengan terhibur. Sana hanya menggali kuburnya sendiri dengan memanggil para pelayan dan pengawal itu.     

"Seseorang masuk!" Xiao Wu Xie secara langsung memanggil seorang penjaga dan memberinya perintah untuk memanggil semua pelayan dan pengawal yang terlibat malam itu tanpa melewatkan satu orangpun.     

Itu tidak memerlukan waktu yang lama untuk penjaga itu kembali dan membawa 7 orang. Ada 4 orang wanita pelayan, 2 pengawal dan seorang pengemudi.     

Mereka semua menundukkan kepala sangat rendah ketika mereka masuk ke dalam ruangan dengan takut-takut.     

Menilai mood orang-orang itu, sekarang Senja merasa sangat yakin dengan tebakan sebelumnya. Sana benar-benar tidak membiarkannya. Karena Senja tahu apa yang akan terjadi selanjutnya, ia dengan malas menyandarkan tubuhnya ke dinding sambil menatap kuku-kuku jarinya yang berharga.     

Tetua Dam menjadi sangat kebingungan dengan sikap riang Senja. Dan untuk Xiao Tianyou?     

Sejujurnya, ini adalah bagian yang paling ia tunggu, hanya dengan melihat ketidakpeludian Senda ia tahu bahwa masalah ini sudah berada di dalam genggaman gadis ini. Tapi, untuk bagaimana ia akan mengeksekusinya, Xiao Tianyou menunggu akan hal itu.     

"Ya, mereka semua adalah pelayan yang datang bersamaku malam itu." Sana membuat pernyataan tentang kebenaran bahwa semua pelayan itu berada bersamanya malam kemarin dan Sana mengarahkan tatapannya kepada Senja, "Nona Muda Senja, kenapa kau tidak bertanya kepada mereka? Mereka akan mengatakan kebenarannya."     

Senja bahkan tidak mengangkat kepalanya ketika menjawab dengan congkak, "Kau tanya mereka."     

Sana mengepalkan telapak tangannya, namun ia menahan kemarahannya ketika berkata dengan nada yang lembut, "Mereka semua adalah pelayanku, tidak akan adil untukmu jika aku yang bertanya kepada mereka."     

Senja sedikit mengangkat kepalanya dan menujukan tatapannya langsung kepada Xiao Wu Xie, "Dalam masalah ini, kenapa kita tidak membiarkan Pangeran Xiao Wu Xie yang meginterogasi mereka? Itu akan adil untuk semua orang." Senja berkata dengan lesu, namun itu hampir seperti hinaan secara tidak langsung untuk Xiao Wu Xie. Ia adalah seorang Pangeran, kenapa ia harus menginterogasi pelayan biasa?     

Ia adalah seorang Pangeran! Dan baginya untuk menginterogasi para pelayan biasa mengenai masalah diantara dua anak kecil yang bertengkar satu sama lain, benar-benar tidak sepadan! Namun dengan situasi yang aneh ini, karena masalahnya menjadi semakin serius ia tidak bisa menolaknya. Bahkan kedua orang tua itu saling menghunuskan pedang mereka, dan bahkan di sisi lain ia tidak mampu untuk melawan Tetua Dam. Ia ingin mengakhiri isu sepele ini secapatnya.     

Xiao Wu Xie menggertakkan giginya karena merasa kesal dengan Senja. Ia tahu bahwa Senja tidak menyukainya, karena mereka memiliki sedikit masalah di awal pertemuan. Gadis ini beran-benar mambu mengambil keuntungan dari situasi.     

Tapi, sebelum Xiao Wu Xie mulai menanyakan orang-orang itu, Senja membuka mulutnya. "Senja ingin berterimakasih kepada Pangeran Xiao Wu Xie untuk kesediaannya. Ini adalah cara yang paling adil. Lagipula, konsekuensi karena berbohong kepada Keluarga Kerajaan akan sangat mengerikan." Senja mengarahkan pandangannya pada ketujuh pelayan itu, ia dapat melihat mereka bernapas dengan gelisah karena mendengar kalimatnya. Siapa yang tidak tahu mengenai konsekuensinya? Itu bisa dianggap sebagai Pelanggaran Negara.     

Ketujuh orang itu gemetar. Namun mereka telah menerima sogokan dari Sana maka itu satu-satunya cara mereka bisa aman adalah dengan memihak Nyonya mereka. Bahkan Nona Muda Senja tidak mungkin bisa membuktikan yang sebaliknya, kan?     

"Bicara sekarang." Xiao Wu Xie merasa sangat kesal. Kelihatannya Senja memanfaatkan statusnya sebagai Pangeran untuk mengancam para pelayan itu.     

Satu per satu dari mereka berbicara dengan suara yang bergetar. Di akhir cerita yang mereka beritahukan terdengar seperti pengulangan dari cerita Sana.     

"Itu telah membuktikan kebenaran cerita Sana!" Ketua Mo berteriak. "Aku menuntut permintaan maaf dari Senja!" Ia menatap Tetua Dam dengan tatapan mengancam.     

Dan bagi Tetua Dam, ia tidak membalas kata-katnya karena para pelayan itu memberikan saksi terhadap cerita Sana dan ia tidak bisa membuktikan yang sebaliknya. Tapi, ia juga tidak mau membuat Senja harus meminta maaf.     

Dengan ekspresi kesulitan ia menatap Senja yang tiba-tiba berjalan pelan ke arah para pelayan itu.     

Ketua Mo yang melihat Senja berhenti tepat di hadapan para pelayan itu mendengus. "Apalagi sekarang? Kau akan menampar mereka satu per satu? Haruskah aku meminta seseorang untuk membantumu?" Sindiran terdengar dengan jelas dalam kalimatnya.     

Namun, Senja hanya berdiri disana tanpa mengatakan apapun dan setelah beberapa waktu ketika orang-orang menjadi tidak sabar dengan sikapnya, ia menolehkan kepalanya untuk menatap Ketua Mo. "Tidak perlu, tapi jika Ketua Mo bisa mengabulkan permintaanku aku akan sangat berterimakasih."     

"Sekarang kau masih ingin membuat permintaan? Kau benar-benar tidak tahu bagaimana untuk menyesali kesalahanmu!" Ketua Mo mengejek dengan penuh penghinaan.     

Di sisi lain Xiao Tianyou merasa kagum sambil menatap gadis cerdik yang ada di hadapannya itu. Berbeda. Benar-benar berbeda.     

"Jika ini bukan kesalahanku, maka apakah Leade Mo bersedia untuk menampar keponakannya untuk memberikannya pelajaran, agar jangan sampai ia tidak menyesali kesalahannya lain kali." Senja mengeluarkan pernyataannya.     

"Aku akan menaparnya sepuluh kali!" Ketua Mo menyetujuinya tanpa berpikir panjang, ia mengira bahwa masalah ini berada di dalam genggamannya. "Tapi, aku menginginkan hal yang sama. Jika kau salah, aku ingin Mantan Komandan Dam untuk menamparmu dan memberikanmu pelajaran, agar jangan sampai kau tidak menyesali perbuatanmu lain kali."     

Senja terkekeh ketika mendengar Ketua Mo menggunakan kalimat yang sama untuk melawannya. Orang tua ini sangat tidak kreatif untuk merangkai kalimatnya sendiri.     

"Tidak. Biarkan Nona Muda Sana melakukannya. Itu akan membuatnya puas." Senja menunjukkan dagunya kepada Sana. "Benar, Nona Muda Sana?"     

"Tidak, aku tidak akan melakukan hal yang kejam seperti itu." Walaupu kalimat itu yang ia katakana, tapi yang sebenarnya adalah ia meledak Senja dengan mengatakan caranya adalah kejam, namun karena ini adalah sesuatu yang Senja tawarkan sendiri, pada akhirnya itu adalah hak Sana untuk menamparnya. Maka ia menjadi semakin bersemangat dengan saran dari Senja, ia menantikan saat dimana ia bisa menapar Senja. Tapi, kenyataannya adalah Senja tidak dapat membuktikan kebohongan pelayan-prlayan itu.     

Dengan mendengar penolakan naïf dari Sana, Senja melambaikan tangannya dengan malas, "Tidak apa-apa, kau bisa menamparku sampai hatimu merasa puas. Lagipula aku tidak mau melukai tangan Kakekku.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.