Purple Dawn Till Dusk : dearest through the time -INDONESIA-

MERASA LELAH



MERASA LELAH

0"Apa yang sedang kau lakukan?"     
0

"Berpikir."     

"Dan apa yang kau pikirkan?" Senyuman lebar muncul di wajah Lin saat melihat sifatnya.     

"Apakah kau benar- benar berpikir bahwa aku adalah cucu yang hilang?" Akhirnya Senja mengalihkan pandangannya ke arah Lin dari lamunannya.     

Lin duduk di tepi tempat tidur dan mengelus dagunya dengan ringan. Dia tidak mengenakan jubah biru cerah seragam dokter yang dia kenakan sore ini, hanya gaun hitam putih sederhana dengan ikat pinggang indah tergantung di pinggang rampingnya. Rambut hitam panjangnya diikat di atas kepalanya.     

"Berdasarkan tato di pundakmu? Ya… tapi, aku belum pernah bertemu Kau sebelumnya. Sejujurnya, aku tidak tahu."     

"Bagaimana jika aku bukan dia?"     

"Pertanyaan yang sama. Bagaimana jika itu kau?" Dia menjawab pertanyaannya dengan pertanyaan "Meskipun setelah aku bertemu Kau secara pribadi, Kau tidak seperti yang aku bayangkan tetapi…"     

"Tidak seperti bayanganmu?" Senja memotong kata- katanya sebelum dia bisa menyelesaikannya. "Apa maksudmu?"     

"Yah…" Lin ragu- ragu sejenak, "Kau tahu, kau terkenal di seluruh negeri ini dengan namamu. Setiap orang yang menyebut Kau akan berbicara tentang betapa briliannya dirimu."     

"Brillian? Apa yang dia lakukan? Maksudku… apa yang aku lakukan sampai orang- orang menganggap aku seperti itu? "     

"Kau adalah dalang dari strategi untuk melawan pemberontakan di kerajaan selatan 3 tahun lalu. Saat itu kau baru berusia 13 tahun, itu adalah perang terakhir yang dipimpin oleh tetua Dam sebelum dia mundur dari posisinya."     

"Dia?"     

Senja duduk tegak dengan ekspresi yang tidak bisa dipercaya.     

Apa gadis nakal? Dia benar-benar memikirkan strategi militer?     

"Iya. Kau." Lin menekankan perkataannya. "Peristiwa itu sangat besar, setelah diakhiri, itu mengubah sistem mayoritas di seluruh bangsa, setidaknya itu semua karena melibatkan banyak petinggi yang telah merencanakan kudeta, strategimu sangat efektif, semua orang juga tercengang ketika tetua Dam mengatakan bahwa strategi itu awalnya berasal dari Kau."     

Ada sinar kekaguman di mata Senja.     

"Di usia mudamu, kau telah melakukan sesuatu yang luar biasa, tidak heran Tetua Dam benar-benar memperhatikanmu. Mungkin Kau tidak tahu bahwa dia mengamuk ketika dia tidak dapat menemukan Kau setelah menjungkirbalikkan seluruh bangsa. Rumor mengatakan, dia bahkan mengancam Kaisar."     

"Mengancam Kaisar? Betulkah?" Mata Senja melebar karena terkejut.     

Aku akan celaka jika kakek ini mengetahui bahwa aku bukan cucunya. Sebaliknya jika aku dapat menggunakan kesempatan ini dengan baik maka akan sangat menguntungkan aku.     

Lin mengangguk. "Itu adalah rumor di militer tingkat atas. Sejujurnya, aku tidak begitu jelas."     

"Aku mengerti."     

"Itulah kenapa aku tidak terlalu terkejut ketika aku mendengar bahwa kau juga orang di balik strategi ledakan."     

"Aku hanya membuat ledakan. Bukan rencana keseluruhan."     

"Kau terlalu rendah hati."     

"Sebenarnya ku pikir aku adalah tipe yang sombong."     

Lin tertawa terbahak- bahak mendengar jawaban Senja. Wajahnya bersemi dengan semburat kemerahan di pipinya, dia sangat menggemaskan.     

"Oh iya, karena besok kakekmu akan datang, bagaimana kalau besok pagi aku akan membawamu ke desa dekat untuk membeli baju wanita? Tidak akan bagus bagimu untuk muncul seperti ini di depan kakekmu. Bagaimana?"     

Senja mengangguk penuh semangat. Bisa keluar benar- benar melegakan baginya.     

"Ah!" Seolah dia baru saja teringat sesuatu, dia menatap Senja dengan takut- takut, "Aku tidak bisa memutuskan ini sendiri. Aku perlu meminta izin Komandan Xiao "     

Dan perasaan muram menyelimuti indra Senja. Namun, Itu bukan miliknya, tapi milik Lin. Perubahan mood yang begitu cepat membuat Senja kaget.     

Hentikan omong kosong ini, aku lelah untuk merasakan suasana hati orang lain.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.