Purple Dawn Till Dusk : dearest through the time -INDONESIA-

MEMBAYAR LEBIH UNTUK MEMUKUL LAGI



MEMBAYAR LEBIH UNTUK MEMUKUL LAGI

0"Ku pikir temanku memberi Kau lebih banyak uang daripada harga obat yang sebenarnya, tidakkah Kau ingin memberinya kembalian?" Tanya Senja santai.     
0

Dia memiringkan kepalanya dan mendengus. "Kenapa, aku harus memberinya kembalian?! Anak itu mencuri obat- obatanku, aku sudah sangat baik dengan membiarkannya pergi."     

"Jadi menurutmu itu adil?" Senja bertanya dengan tenang.     

Lin menarik jubah Senja di sampingnya, memberi isyarat padanya untuk berhenti. Senja tidak menggubrisnya.     

"Tentu saja tidak!" Orang itu ingin mengatakan bahwa anak itu masih berhutang maaf padanya tapi tiba-tiba dia menerima tendangan di dadanya yang membuatnya terjatuh ke belakang.     

Sebelum dia bisa berdiri, tendangan lain jatuh ke pantat dan punggungnya. Dia berteriak kesakitan.     

Lin yang melihat peristiwa ini terpana dengan aksi Senja dan saat ia sadar kembali, Senja sudah menghajar lelaki tersebut hingga babak belur.     

"Kurasa begitu." Ucap Senja dengan santai setelah selesai menendangnya. Tentu saja tidak adil, dia menghajar anak itu tetapi ingin pergi tanpa cedera? Jangan mimpi.     

Senja tahu bahwa pria ini tidak tahu seni bela diri, maka dari itu dia berani menghajarnya. Senja tidak akan sebodoh itu menyinggung seseorang yang lebih terampil darinya, bukan?     

Merasa puas Senja berbalik, berniat untuk pergi. Saat dia membalikkan punggungnya, dia merasa ada seseorang yang akan menyerangnya kembali.     

Senja siap untuk menghindari serangan mendadak ini. Dengan itu, dia bergerak ke kiri dan berbalik dengan niat untuk menendang sang penyerang, tetapi sebelum Senja bisa mengangkat kakinya dia melihat Xiao Tianyou dengan ekspresi muram memblokir tinju pria berjubah putih tadi.     

"Ada apa dengan orang-orang ini!!" Pria berjubah putih itu berteriak dengan marah kepada Xiao Tianyou namun ketika dia melihat wajahnya, dia bergidik, menarik tinjunya dan menundukkan kepalanya.     

Tubuhnya gemetar di bawah tatapan Xiao Tianyou. "Gadis ini memukuliku… Aku hanya ingin mencari keadilan." ucapnya malu- malu.     

"Apa yang terjadi di sini?" Utara berlari di belakang kerumunan. "Lin, apa yang terjadi?" Dia bertanya pada Lin ketika dia mencapai mereka.     

Lin memberi tahu mereka berdua tentang apa yang terjadi.     

"Kau mengalahkan dia?" Utara bertanya pada Senja dengan ekspresi bingung.     

Senja mengangguk dengan cemberut. "Dia yang cari gara- gara."     

"Kapan aku minta dipukuli?!!" Pria itu berseru.     

"Kau setuju denganku bahwa itu tidak adil, kan?" Kata Senja polos, dia bahkan mengedipkan matanya.     

"TIDAK. Itu karena bocah itu masih berhutang maaf padaku!" Dia berkata dengan gelisah.     

Senja menutup mulutnya dengan kedua tangan, tampak kaget dengan ucapan lelaki berjubah putih itu.     

"Oh, semuanya salah paham kalau begitu." ucap Senja sambil menoleh ke arah bocah yang masih berjongkok di tanah "Minta maaf pada paman."     

Anak laki- laki itu bingung tapi tidak berani mengatakan apapun. Dia melakukan kowtow di tanah tiga kali dan meminta maaf dengan patuh.     

"Sekarang adil," ucap Senja riang.     

Semua penonton termasuk Lin dan Utara tercengang melihat betapa liciknya Senja.     

Sementara Xiao Tianyou mengerutkan alisnya. Dia tidak pernah tahu kalau Senja memiliki sisi seperti ini.     

"Bagaimana bisa? Dia memukuliku!" pria itu berkata dengan gusar.     

"Ya, benar. Tapi kau juga memukulinya, kan? Kami membayar untuk obat- obatan yang dia curi, tapi bagaimana Kau membayarnya untuk memar dan luka yang dia alami?" Senja meliriknya dengan senyum jahat di bibirnya. "Kami membayar lebih untuk obatmu. Bukankah itu berarti Kau harus menerima lebih banyak pukulan juga?"     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.