Purple Dawn Till Dusk : dearest through the time -INDONESIA-

DIA MENGENALNYA



DIA MENGENALNYA

0"Dia berulang kali mengatakan bahwa dia harus pergi ke hutan mapel di Timur. Dia bahkan tidak ingat bagaimana bisa berada disini dan apa yang dilakukan setelahnya."     
0

"Dimana dia sekarang?"     

"Di penjara militer. Karena terus bersikeras bahwa dia tak bisa mengingat apapun atau memberikan informasi. Dia akan di eksekusi besok."     

"Tidakkah kau berpikir kalau itu sangat aneh? Kenapa tidak menyelidikinya lebih jauh lagi?"     

"Kami sudah melakukan segala cara untuk membuatnya bicara tapi dia menolak untuk mengatakan hal lain. Sangat sia-sia untuk menahannya disini." Katanya dengan tenang.     

Alis Senja terangkat. "Bagaimana dengan dia?" Senja menujukan pertanyaannya untuk penjaga bayangan.     

"Kau mengalihkan serangan terakhir pria itu dan membuatnya dapat bertahan. Dia masih hidup dan sedang dalam pemulihan sekarang." Xiao Tianyou memahami hal yang diperhatikan oleh Senja.     

Setelah itu, dokter tadi kembali dengan membawakan obat untuk Senja dan pergi setelah menyerahkannya kedapa Tetua Dam.     

"Berhenti bicara dan minumlah obatmu sekarang." Tetua Dam berkata dengan tegas, awalnya ia tidak setuju untuk memberitahu Senja akan hal itu dan membiarkannya tidak mengetahui apapun karena ia berpikir bahwa dengan begitu ia dapat melindungi Senja. Namun Xiao Tianyou menjelaskan hal itu dengan sendirinya, ia tidak bisa menghukumnya untuk itu.     

Senja menuruti perintah Kakeknya untuk meminum obat, kemudian Tetua Dam membantu Senja untuk memakan sup ayamnya.     

"Senja, kau sangat beruntung karena orang itu tidak langsung menyerangmu, bila hal semacam itu terjadi maka akan lebih baik jika kau menyembunyikan keberadaanmu." Utara menganggukkan kepalanya dengan lemah. "Itu adalah hal yang bagus, dan juga karena kau berada di dalam komplek militer, maka banyak tentara dan penjaga para penjaga bayangandidekatmu yang dapat langsung bertindak untuk mencegah terjadinya hal yang lebih buruk."     

"Sangat normal bagiku untuk berteriak, kan? Lagipula siapa yang dapat mengira kalau ada seseorang yang berani untuk melalukan kejahatan disini." Senja bergumam untuk membantah perkataan Utara.     

Utara terkekeh. "Baiklah, kau memang benar. Itu bukanlah suatu kejadian yang normal."     

Tetua Dam masih menyuapi Senja.     

"Tapi, berdasarkan apa yang dikatakan oleh kakek, penjaga bayangan adalah tentara khusus yang dilatih oleh klan pedang hitam dan memiliki kemampuan hebat dalam ilmu bela diri. Bagaimana bisa seorang tentara biasa mengalahkannya dengan mudah?"     

"Berhenti membicarakan hal ini, kau harus beristirahat." Tetua Dam berkata dengan kesal. Namun Senja mengabaikannya dan kemudian menatap Xiao Tianyou untuk menunggu jawabannya.     

"Aku tidak mendengar perkelahian mereka malam itu. Bagaimana bisa tentara itu dengan mudah meluncurkan serangan untuk penjaga bayangan?"Senja memeriksanya lagi.     

"Cukup! Kau juga, tak perlu menjelaskannya lebih jauh!" Tetua Dam menegur Xiao Tianyou ketika ia baru saja menggerakkan bibirnya untuk menjawab pertanyaan Senja.     

Merasa terganggu dengan Tetua Dam, Senja mengalihkan pandangannya kepada Tetua Dam dan menatapnya dengan tajam. "Kakek. Berhenti bersikap aneh! Seseorang hampir terbunuh di depan mataku dan tepat di luar jendela kamarku. Berapa lama kau akan membuatku tidak mengetahui apapun?" Suara senja masih terdengar serak namun penuh penekanan.     

Tetua Dam dan yang lain terdiam setelah mendengar kata-kata Senja. Tidak pernah terbayangkan oleh mereka ada seseorang yang berani menaikkan nada bicaranya kepada Tetua Dam dan berbicara dengan tegas.     

Sementara Tetua Dam tercengang dengan sikap Senja, ia tidak memberikan reaksi apapun selain menatapnya. Seakan Senja adalah seseorang yang berbeda dari cucu perempuan yang selama ini berada diingatannya.     

Senja menarik napas dalam dan menggenggam tangan kanan Tetua Dam dengan kedua tangannya, ia berbicara lebih halus kali ini. "Kakek, aku tahu bahwa kau akan selalu melindungiku, namun aku cukup berani untuk menghadapi ini." Ia mengucapkan kata-kata manis untuk menenangkan Tetua Dam.     

Kesunyian memenuhi ruangan setelah Senja mengatakan kalimat itu. Senja kembali menatap Xiao Tianyou untuk mencari jawaban. "Mereka mengenal satu sama lain. Mereka tinggal di desa yang sama sebelum bergabung dengan pasukan militer." Dengan kata lain, penjaga bayangan itu hanya mengira dia akan bertemu dengan teman lama, maka dia menjadi langah. Dia tidak tahu bahwa teman lamanya itu akan menyerangnya. Lagipula mereka berada di dalam komplek militer dan juga merupakan seorang tentara.     

"Aku harus menemuinya sekarang." Ucap Senja secara tiba-tiba dan penolakan dari Tetua Dam langsung dirasakan setelah ia menyelesaikan kalimatnya. Namun Tetua Dam tidak mengatakan apapun, Senja menghargai cara Tetua Dam dalam menahan diri.     

"Tidak ada yang dapat kau lakukan sekalipun kau menemuinya." Xiao Tianyou yang melarangnya kali ini.     

"Aku tetap harus menemuinya." Ya, ia harus menemuinya. Ia harus membuktikan bahwa ada kaitan di antara pria itu dengan hutan mapel yang muncul di penglihatannya.     

"Err.. tapi Senja, aku tidak yakin bahwa kau mau menemui pria itu dalam keadaannya sekarang ini." Utara berkata dengan resah. "Dia sedang berada dalam kondisi yang tidak baik."     

Kenyataannya, untuk memancingnya mengatakan sebuah informasi, mereka harus menyiksanya dengan kasar.     

Senja memutar matanya. "Aku tahu. Tidak masalah selama dia masih bisa berbicara."     

Dengan melihat tidak adanya penolakan dari Xia Tianyou ataupun Tetua Dam, Utara memberikan saran.     

"Kalau begitu, aku akan menemanimu kesana."     

"Baiklah. Tapi…" Senja terlihat ragu-ragu untuk bangkit dari tempat tidurnya.     

"Apa?" Balas Utara untuk memastikan. Dirinya sendirilah yang sejak tadi ingin bertemu dengan pria itu, tapi sekarang Senja terlihat ragu-ragu.     

"Bolehkah aku makan satu mangkuk lagi?" Ia menatap Tetua Dam dan mangkuk kosong yang ada ditangannya dengan sorot mata yang polos.     

***     

Setelah Senja menyelesaikan makannya, Xiao Tianyou, Tetua Dam dan Utara membawa Senja kenpenjara. Tidak ada yang berbicara di sepanjang perjalanan dan Tetua Dam tak lagi merasa keberatan dengan keterlibatan Senja.     

Sesampainya mereka di penjara, Xiao Tianyou menuntun mereka masuk dan menyusuri sebuah lorong. Di sisi kanan dan kiri terdapat beberapa ruangan kecil untuk tahanan namun saat itu semua ruangan itu kosong.     

Sirkulasi udara di dalam penjara sangatlah buruk, sehingga menyebarkan bau yang tidak enak. Bau itu semakin buruk ketika mereka masuk semakin dalam ke sebuah ruangan kecil di ujung lorong.     

Ada 2 penjaga yang menjaga ruangan itu dan mereka memberi hormat kepada Xiao Tianyou, Tetua Dam, Utara dan Senja sebelum salah satu dari mereka membukakan pintu. Aromatidak enak yang kuat tercium oleh hidung Senja saat pintu itu terbuka.     

Disitulah dia, seorang tentara yang beberapa hari lalu ia lihat sedang berusaha membunuh seorang penjaga bayangan di luar jendelanya.     

Ia benar-benar berada dalam kondisi yang menyedihkan. Darah yang mengering menutupi seluruh wajahnya, jubahnya robek dan menunjukkan lukanya yang serius. Betapa kejamnya mereka menyiksa pria ini sampai ia tidak dapat menggerakkan satupun jarinya.     

Ia terbaring tanpa sedikitpun pergerakan di ujung ruangan. Hanya pergerakan di dadanya yang menandakan bahwa ia masih hidup.     

Senja terdiam di posisinya setelah melihat keadaan pria itu. Ia telah bersiap untuk menghadapi keadaan yang terburuk namun untuk bena-benar melihat keadaannya seperti itu, ia tidak dapat menahan tubuhnya yang bergetar karena ketakutan.     

Ia tanpa sadar bergerak satu langkah ke belakang dan mengalihkan pandangannya. Pikirannya sangat kacau.     

Tetua Dam berdiri dihadapannya untuk menghalangi pandangan Senja dan memegang lengannya untuk berjaga-jaga kalau saja kaki Senja menjadi lemas.     

"Ayo pergi.." Tetua Dam berkata dengan penuh perhatian. Namun, Senja menggelengkan kepalanya dengan tegas.     

"Aku baik-baik saja, Kakek."     

Ia menarik napas dalam dan berjalan pelan-pelan menghampiri tubuh yang meringkuk di tanah. Dari apa yang terlihat, sepertinya ia tidak sadarkan diri.     

Senja merasa tidak nyaman untuk melihat keadaannya sekarang, Ia harus menggertakkan giginya dan mengepalkan telapak tangannya. Menggali informasi dari pria ini adalah yang terpenting baginya sekarang.     

Ia berjongkok dan memeriksanya, menggoyangkan tubuhnya dengan pelan namun tidak ada respin darinya. Ia memiringkan kepalanya dan menatap Xiao Tianyou.     

"Dia tidak sadarkan diri." Ucap Senja melaporkannya.     

Xiao Tianyou tidak mengatakan apapun, ia hanya menatap ke dua penjaga yang berada di luar dan mereka mengerti akan pesan yang disampaikan oleh Xiao Tianyou. Sesaat kemudian, mereka kembali dengan seember air penuh dan menumpahkannya dengan kasar ke wajah pria itu.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.