Purple Dawn Till Dusk : dearest through the time -INDONESIA-

IDE GILA



IDE GILA

2Dalam ruangan di tempat tinggal Tetua Dam.      0

Setelah sekian lama berusaha menenangkan dan memastikan bahwa Senja sudah lebih tenang, kemudian ia meninggalkan Senja sendirian.     

Ketika Tetua Dam pergi dan hilang dari pandangannya, Senja menyeka air matanya dan isakan lembutnya berhenti secara tiba-tiba. Ia memeriksa sekelilingnya dengan waspada untuk memastikan tidak ada orang di dekatnya, khususnya pria tanpa emosi itu, Xiao Tianyou.     

Sudah beberapa kali ia memergoki Senja dan membuatnya terkejut, Senja harus lebih berhati-hati terhadapnya. Meskipun ia percaya bahwa Xiao Tianyou tidak akan berani untuk menerobos masuk ke tempat yang ditinggali oleh Tetua Dam, tapi siapa tahu bahwa dia cukup nekat untuk melakukan hal itu.     

Dengan pikiran itu Senja tak dapat menahan rasa gelisahnya.     

Ia mondar-mandir di dalam ruangan itu, hal lain yang mengisi pikirannya adalah Gu Xie, tentunya. Tak peduli bagaimanapun caranya ia harus menemui pria itu lagi. Senja merasa cukup yakin bahwa ia dapat bertemu dengannya lagi dan mendapatkan informasi lain.     

Apa yang ia lakukan sebelumnya memberikan efek kepada pria itu, pikirannya pasti sudah lebih jernih sekarang.     

Namun, bila ia tidak melakukan apapun sekarang, kesempatannya akan hilang karena Gu Xia akan di eksekusi besok. Maka kesempatan terbaiknya adalah malam ini untuk melakukan sesuatu.     

Ia menjatuhkan tubuhnya di atas tempat tidur yang empuk sambil menatap langit-langit ruangan itu     

Sejauh yang ia rasakan, ada lima penjanga bayangan yang menjaganya saat ini.     

Bukan masalah besar baginya untuk menyelinap keluar dari ruangannya dan menipu para penjaga bayangan itu, lagipula menyelinap adalah keahliannya. Jika ia bisa mencuri barang berharga dengan pengamanan yang ketat dan CCTV yang tersebar dimana-mana, menipu penjaga bayangan bukan suatu masalah besar, kan?     

Masalahnya adalah, bagaimana ia bisa masuk ke dalam penjara itu. Salah satu alasan mengapa ia bersikeras untuk datang sendiri ke penjara itu adalah agar ia dapat menganalisa keadaan tempat itu. Tapi, seperti yang ia ketahui, tidak ada pintu masuk dan pintu keluar lain, selain pintu yang ia lalui tadi.     

Itu artinya, ia harus memancing penjaga yang ada di dalam penjara untuk keluar maka ia bisa masuk dan mengalihkan mereka lagi agar dapat keluar.     

Sangat tidak mungkin baginya untuk menghipnotis semua panjaga bayangan terlebih ia tidak memiliki banyak energi saat ini untuk melakukan itu     

Senja menutup wajahnya, merasa frustasi karena sebuah ide muncul di pikirannya sekarang dan itu benar-benar gila.     

***     

Malam semakin larut. Dengan semua obor yang menyala, itu cukup untuk menerangi sebagian besar dari benteng.     

Namun, selalu ada bagian yang tetap gelap dan tidak terkena cahaya.     

Senja hampir memahami tiap sudut dari benteng ini karena ia selalu berada disini dan tidak banyak yang bisa ia lakukan untuk menghibur diri, jadi ia hanya bisa berkeliling di tempat ini.     

Ada 2 tempat penting yang memiliki penjagaan yang lemah saat ini, kandang kuda dan dapur. Tidak akan ada banyak orang yang menjaga tempat itu, jadi itu akan menjadi tempat yang sempurna untuk menimbulkan keributan agar dapat mengalihkan perhatian.     

Semakin besar keributan, semakin banyak orang yang datang akan semakin lebih baik, karena Senja harus menyimpulkan kemungkinan ia akan tertangkap.     

Ia telah mengganti gaun panjangnya dengan sebuah jubah hitam sederhana, pakaian yang selalu ia kenakan sebelum Lin mengajaknya pergi untuk membeli beberapa gaun yang layak.     

Mengikat rambutnya ke atas dan menutupinya dengan turban, ia harus berusaha sangat keras dalam hal ini karena rambutnya sangat panjang dan tebal, ide untuk memotong rambutagar menjadi lebih mudah terlintas di pikirannya namun ia menyingkirkan ide itu. Ia masih menyukai rambutnya yang panjang.     

Setelah ia mengganti pakaian dan menutupi rambutnya, ia bergerak dengan cepat di antara bayangan-bayangan obor, dan dalam waktu singkat ia telah berhasil menyelinap keluar tanpa satupun penjaga bayangan yang mengetahuinya.     

Berkali-kali ia hampir menubruk beberapa tentara yang sedang berjaga ada penjaga bayangan yang bersembuyi di sekitarnya, namun berkat kemampuan barunya untuk dapat mendeteksi keberadaan orang-orang itu disekitarnya, ia dapat dengan mudah bergerak menuju ke dapur dan arah Utara dari benteng itu.     

Cahaya lampu masih terlihat terang di dapur dan ada 2 orang di dalamnya. Satu orang sedang membersihkan sebuah meja yang besar sedangkan yang satu lagi nemeriksa kompor untuk memastikan tidak ada api yang tersisa.     

Tidak membutuhkan waktu yang lama untuk mereka menyelesaikan pekerjaannya dan mematikan sumber cahaya terakhir. Seketika ruangan menjadi gelap, hanya pancaran cahaya masuk dari jendela yang menerangi ruangan itu dan membantu Senja sehingga tidak kegelapan.     

Dapur itu tidak terlalu besar, hanya ruangan berbentuk persegi panjang setengah kayu dan setengah bata dengan dua kompor di sediap sisi dinding, sebuah lemari kaca besar di dekat pintu, dan beberapa tong besar di depanjang dinding serta sebuah meja besar yang panjang di tengah ruangan.     

Tubuh Senja teruntai di antara tiang penopang atap, ketika ia mendengar mereka menutup pintu dan langkah kaki mereka perlahan menghilang, matanya dengan cepat menelusuri seisi dapur. Pandangan Senja tertuju kepada sebuah tong di dekat lemari kaca yang mengeluarkan aroma kuat, ia berjalan pelan-pelan dan membuka penutupnya.     

Didalamnya, ia mlihat tong itu terisi penuh dengan minyak tanah, mereka menggunakan minyak ini untuk menyalakan api di kompor mereka. Di sebelah tong ada sebuah toples kecil, Senja mengambilnya dan mengisi toples itu dengan minyak tanah hingga penuh dan menutupnya. Setelah itu ia menyirami sekelilingnya dengan minyak itu.     

Ketika ia selesai, seluruh dapur mengeluarkan bau tidak enak dan terasa sangat lembab.     

Senja mengambil sebuah lilin dan beberapa lap dari atas meja, ia membelah lilin itu menjadi dua bagian sehingga menjadi sangat pendek lalu menyelupkan lap itu ke minyak tanah dan menyusunnyadi sekeliking lilin itu.     

Kemudian Senja memeluk toples itu dan berjalan keluar dari dapur.     

Sasaran selanjutnya adalah kandang kuda yang berada di sisi utara benteng.     

Rencana awalnya adalah untuk melakukan pembakaran di kedua tempat itu, dapur dan kandang kuda. Namun sesampainya Senja disana dan melihat ratusan kuda jantan di dalamnya, ia tidak tega untuk membakar mereka hidup-hidup.Kemungkinannya, pasti sebagian besar dari kuda jantan itu akan terluka serius sebelum seseorang dapat memadamkan apinya.     

Senja menyukai hewan, jadi rencana ini membuatnya merasa sakit kepala.     

Secara tidak sadar ia mengulurkan tangannya ke seekor kuda hitam disana dan seakan mengerti niat Senja, kuda itu menundukkan kepalanya agar Senja dapat mengusapnya. Kuda itu bersuara karena merasa senang dengan perlakuan Senja.     

"Huh… lalu apa yang harus kulakukan?" Ia berbicara kepada dirinya sendiri.     

Senja menatap kuda yang berada dihadapannya dengan tatapan kosong, memikirkan cara terbaik untuk menyelesaikan masalah tanpa harus melukai banyak makhluk ini. Pandangan Senja tertuju kepada deretan kunci di sebuah palang.     

Terdapat sekitar tujuh buah kunci disana.     

Ia mengeluarkan sebuah jarum berukuran sedang dari ikat pinggangnya dan memulai sihirnya pada kunci-kunci itu. Berkat ajaran dari Tian, sekarang semua itu dapat sangat berguna. Tidak ada satupun kunci yang tak dapat ia buka.     

Dalam waktu yang singkat, semua kunci itu jatuh ke tanah dan Senja pun tersenyum puas kepada dirinya sendiri. Ia mendengus angkuh.     

"Aku bangga padamu, Senja!" Ucapnya dengan nada yang sedikit nakal.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.