Purple Dawn Till Dusk : dearest through the time -INDONESIA-

AKU MENGENALNYA



AKU MENGENALNYA

0Namun sebelum Senja sempat mengeluarkan suaranya, pria itu sudah berdiri dan mengucapkan kata perpisahan. "Aku akan datang menemuimu dua bulan lagi dari sekarang, sampai saat itu tiba kau harus berhenti mengoceh tentang dirimi sebagai 'Senja' jika kau masih mau kepalamu terhubung dengan tubuhnya."     
0

Ketika pria itu menyelesaikan kalimatnya, ia berlari menuju dedaunan hutan yang lebat dengan sangat gesit, meninggalkan Senja yang masih terduduk di tanah dan gemetar. Apa yang dia maksudkan dengan hal itu?     

Senja meneguk liurnya dan mencoba sebisa mungkin untuk menyingkirkan masalah itu dari kepalanya untuk sekarang ini, ia harus memprioritaskan hal yang lebih penting sekarang ini karena Yoda sedang dalam keadaan darurat.     

Senja merangkak mendekat ke arah Yoda, ia menatap dengan lekat darah yang masih keluar dari mulut Yoda. Darahnya sudah berhenti keluar namun Yoda masih belum sadarkan diri. Senja sedang memikirkan pilihannya antara meninggalkan Yoda disini untuk mencari bantuan, tapi dengan adanya kelompok pembunuh yang masih berlalu lalang di dalam Carnation Resost dan kemungkinan tidak ada yang masih hidup, dari mana dia bisa mendapatkan bantuan?     

Atau pilihan kedua adalah dengan menarik Yoda bersamanya untuk menemukan penduduk lain, tapi itu sangat mustahil karena ia tidak bisa menggendong Yoda dan itu akan memakan waktu lama sebelum ia bisa menemukan bantuan terdekat. Senja juga takut jika harus menggeser Yoda dengan sembarangan.     

Ketika ia masih memutuskan pilihannya, suara tenang yang terdengar tidak asing terdengar di dalam hutan yang jauh itu dan memberinya rasa lega.     

"Apa yang kau lakukan?" Xiao Tianyou berjalan pelan-pelan menghampiri gadis yang terduduk di atas tanah itu dengan linglung, kemudian gadis itu perlahan mengangkat kepalanya dan menyingkirkan rambut ungunya yang menghalangi wajahnya.     

Ia tidak menangis namun tubuhnya gemetar dengan hebat, ia tidak berteriak dalam ketakutan namun suaranya tertahan di isak tangisnya yang bisu.     

"… Yoda terluka." Ia berkata dengan lemah sambil menunjukkan jarinya untuk menyenggol tubuh Yoda yang tidak bergerak. "Ia berdarah…"     

Xiao Tianyou tidak mengatakan apapun ketika ia berjongkok di samping Senja dan memeriksa kondisi Yoda. Ia memang bukanlah seorang dokter namun pengalamannya di medan perang cukup membantunya untuk mengenali beberapa luka serius.     

"Dia akan baik-baik saja." Xiao Tianyou berkata dengan tenang. Organ dalam Yoda terluka, itulah kenapa ia mengeluarkan darah namun hal itu tidak akan mengambil nyawanya. Selain dua tulang rusuknya yang patah, ia tidak memiliki luka lain lagi.     

Pembawaannya yang tenang adalah apa yang dibutuhkan Senja saat ini, setelah semua kejadian mengejutkan itu dan seorang pria gila yang hampir membunuh Yoda, juga perasaan yang muncul menyaksikan seseorang hampir mati tepat di depan mata, rasanya sangat tak tertahankan. Ketenangan Xiao Tianyou dan kalimatnya yang melegakan yang mengatakan bahwa 'Yoda akan baik-baik saja', akhirnya menenangkan ketakutan Senja dan memberikan rasa aman.     

Senja hanya mengangguk ketika mendengar Xiao Tianyou dan tak lama, dua anggota Crescent Moon muncul untuk membawa Yoda dengan hati-hati.     

"Ayo pergi." Ucap Xiao Tianyou sambil bangkit berdiri dari posisinya, namun Senja tetap diam terduduk di atas tanah dan tidak memperlihatkan tanda-tanda bahwa ia akan bergerak dari tempatnya. Xiao Tianyou mengamati tubuh Senja, tidak ada luka, tidak ada memar dan kecuali sedikit terlihat kotor, ia baik-baik saja.     

Xiao Tianyou dengan baik mengulurkan tangannya untuk membantu Senja berdiri tapi Senja hanya menatap telapak tangannya tanpa pergerakan apapun. Alis Xiao Tianyou berkerut.     

"Apa kakimu terluka?" Ia bertanya sambil menujukan tatapannya ke kaki Senja.     

Senja menggelengkan kepalanya dan menatap Xiao Tianyou dengan kosong. "Aku sangat takut jadi aku tidak bisa berdiri."     

Xiao Tianyou menatap wajahnya seakan ia bertanya apa yang Senja inginkan.     

"Gendong aku." Senja berkata dengan cemberut.     

Tanpa menunggu waktu lama Xiao Tianyou memutar tumitnya dan berbalik kemudian berkata dengan dingin. "Kau bisa menunggu hingga rasa takutmu hilang dan kembali." Lalu ia pergi.     

Senja menatap punggung Xiao Tianyou yang perlahan menjauh, Ia tahu bahwa reaksinya pasti akan begini tapi Senja sungguh tidak bisa berdiri saat ini. Ia merasa sangat ketakutan dank arena ia duduk terlalu lama dalam posisi berlutut, kedua kakinya mati rasa sekarang. Sangat sakit untuk digerakkan.     

Senja menghela napas berat setelah sosok Xiao Tianyou menghilang dari pandangannya. Ia menggerakkan kakinya perlahan dan meluruskannya. Ia menekuk tubuhnya kedepan dan menopang tubuhnya dengan dua tangan sebelum ia bergerak jadi ia tidak akan duduk di betisnya lagi. Rasa sakit itu membuatnya menggigit bibir untuk mencegahnya agar tidak menangis.     

Setelah ia berusaha dengan susah payah untuk meluruskan kakinya, perlahan ia memijatnya, dan tanpa sadar, air mata secara pelan mengalir diwajahnya.     

Ia adalah anak perempuan yang dimanjakan di dalam keluarganya, semua kakak laki-lakinya selalu memanjakannya dan tidak akan membiarkannya terluka sedikitpun walau hanya sedikit dan mereka akan memastikan keamanannya. Jika bukan karena ia bersikeras untuk berpartisipasi ke dalam misi, mereka tidak akan pernah menyetujuinya.     

Sejak ia datang ke dunia ini, banyak hal yang sama sekali belum pernah ia rasakan sebelumnya terjadi dan setuap kejadian yang terjadi selalu membuat hidupnya berada dalam bahaya, ia berjuang dengan keras untuk bertahan.     

Dan sekarang ia disini, terluka, takut dan ditinggalkan dengan kaki yang terasa sakit. Ia merasa bahwa ia sedang berada di tempat yang salah dan di waktu yang salah.     

"Kau sangat tidak berdaya." Xiao Tianyou muncul entah dari mana. Punggungnya menghadap ke sinar matahari, membuat bayangannya menghalangi Senja. Jubahnya hitamnya terlihat pas dengan tubuhnya yang tinggi secara sempurna dan ekspresi tenangnya yang tidak dapat dibedakan itu membayangi bekas lukanya.     

Tak lama, Xiao Tianyou berjongkok lagi di hadapan Senja sambil mencubit betis Senja. Mungkin saja itu adalah energy dalam terkenal yang hanya bisa digunakan oleh seniman bela diri handal di level yang tinggi dan Xiao Tianyou menggunakannya untuk kaki Senja. Sebuah kehormatan untuk kakinya, bukan?     

Dan jugam kenyataan bahwa ia kembali sebagai bentuk rasa peduli kepadanya, membuat hati Senja terasa hangat. Ia tidak benar-benar meninggalkannya ketika ia pergi. Sebuah senyuman tipis terbentuk di bibir Senja.     

"Lebih baik?" Xiao Tianyou bertanya kepada Senja yang sedang menatapnya. Dan Senja mengangguk.     

"Lebih baik?" Xiao Tianyou bertanya kepada Senja yang sedang menatapnya. Ia mengangguk.     

"Berdiri." Xiao Tianyou memegang siku Senja untuk membantunya berdiri sambil Senja menggerakan kakinya yang tidak lagi terasa sakit. Ia bangun sambil memegang jubah bagian depan milik Xiao Tianyou. Xiao Tianyou tidak menyingkirkan tangan Senja ketika Senja memegang jubahnya, ia malah menbantunya dengan penuh perhatian untuk memantapkan langkahnya.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.