Purple Dawn Till Dusk : dearest through the time -INDONESIA-

BERDANDAN



BERDANDAN

0Karena Senja tidak begitu tahu bagaimana cara menata rambut, ia hanya dengan sederhana membentuk sebuah bun dari rambutnya yang di kepang dan menyelipkan alat penusuk rambut perwarna putih. Tepat ketika Senja selesai, Yoda mengetuk pintu kamarnya untuk mengingatkan bahwa makan malam akan segera dimulai.     
0

Senja menatap dirinya sendiri di dalam pantulan cermin satu kali lagi sebelum ia berjalan keluar dan membuka pintu. Ia membuka pintu secara perlahan dengan sikap yang lembut untuk menyesuaikan citranya yang mulia seperti saat ini.     

Ketika pintu terbuka sepenuhnya dan menampakkan sosok Senja, Yoda dan Hu Feng merasa sangat tercengan. Mereka terlalu terkejut bahkan hanya untuk bicara. Hu Feng megusap matanya beberapa kali dengan lucu, tidak percaya dengan apa yang ia lihat sementara Yoda berbicara dengan gagap.     

"Senja… Nona Muda Senja.. Apa yang terjadi denganmu?"     

"Kenapa?" Raut wajah Senja berubah menjadi cemberut karena melihat reaksi dari mereka berdua. Senja sangat yakin bahwa ia tidak memberikan terlalu banyak riasan di wajah, sebenarnya ia hanya memakai sedikit lipstick dan tidak ada yang lain. Bahkan di era sekarang, ini bukan sesuatu yang berlebihan kan?     

"Kenapa kau berdandan seperti itu?" Yoda sangat terkejut hingga tidak dapat memberhatikan sikapnya, jadi ia menatap terpaku pada gaun Senja. Terlebih lagi, ketika tidak ada siapapun di sekitarnya, Yoda akan memperlakukan Senja sebagai adik perempuannya.     

"Kenapa? Apa ini jelek?" Senja sedikit kesal.     

"Tidak, Tidak." Yoda dan Hu Feng menggelengkan kepala mereka di waktu yang bersamaan. "Senja, kau hanya akan makan malam untuk menyambut kedatangan Nona Muda Sana."     

"Jadi?"     

"Tidakkah kau pikir bahwa kau terlalu rapi untuk itu?"     

"Aku suka ini."     

"Senja, kita sedang berada dalam penyamaran sekarang, kita harus tetap terlihat biasa saja." Yoda mengingatkan Senja.     

"Aku sudah merendah beberapa hari terakhir sejak aku sampai di tempat ini. Hanya sekali saja setelah sekian lama aku ingin melakukan apa yang aku suka."     

"Senja…" Yoda bicara dengan nada yang menenangkan. "Kau tidak bisa lakukan ini… kau akan menarik perhatian banyak orang."     

"Aku suka untuk menjadi pusat perhatian." Senja berkata dengan centil dan berjalan pergi.     

Melihat sosok senja yang perlahan menghilang, Hu Feng menarik lengan baju Yoda. "Kakak, apakah Kak Senja akan berada dalam masalah jika ia berdandan seperti itu?"     

"Tidak, ku pikir dia sendirilah yang akan menyebabkan masalah."     

Sepanjang jalan ke ruang makan malam pribadi, Senja mendapatkan apa yang ia inginkan. Semua orang termasuk Penjaga Bayangan yang sedang bersembunyi pun tidak bisa memalingkan pandangan mereka dari Senja. Sosoknya bahkan sangat cantik mempesona saat ini, tapi dengan rambut ungunya sebagai sorotan, kecantikannya pun seakan tak terlihat.     

Senja berjalan dengan sangat percaya diri sambil mengangkat dagunya. Sudah sangat lama sejak terakhir kali ia bisa memperlihatkan rambutnya dan memakai sebuah gaun yang sangat bagus. Maka itu, ia tidak akan mempedulikan semua perhatian yang diberikan kepada orang-orang itu untuknya.     

Penjaga Bayangan yang menjaga pintu sampai hampir lupa untuk memberikan hormat kepada Senja ketika ia melihatnya, hingga Senja berjalan melewatinya yang sedang mengumpulkan kembali kesadarannya dan sibuk membukakan pintu untuk Senja.     

"Apa aku terlambat?" itu adalah kalimat pertama yang Senja ucapkan ketika ia memasuki ruangan dan menatap semua orang yang berada di dalam ruangan itu.     

Ada lima orang yang terdiam karena melihat Senja. Tidak disangka, Utara juga ada bersama dengan mereka, ternyata ia telah sampai tak lama sebelum acara makan mala mini dimulai bersama Pemimpin Pasukan Unit, Mo Ling Tian.     

Itu adalah pertama kalinya bagi Ketua Mo dan Sana untuk bertemu dengan Senja secara langsung, walaupun nama Senja cukup terkenal di kalangan mereka, namun karena ia jarang pergi keluar dari kediaman Klan Pedang Hitam, maka tidak banyak orang yang pernah melihatnya secara langsung.     

Malam ini Sana memakai gaun berwarna biru dangan bulu-bulu putih di lehernya dan di tepian lengan bajunya, ia memakai sebuah cincin berwarna biru di jari telunjuknya yang dapat membuat orang-orang memperhatikan jarinya yang ramping. Ia membiarkan setengah rambutnya terurai dan membuat simpul yang terlihat rumit namun indah pada setengah rambutnya lagi. Jika Senja tidak disana, Sana akan menjadi satu-satunya yang mengenakan gaun yang mewah dan menjadi pusat perhatian di dalam ruang makan ini. pada akhirnya, Senja memutuskan untuk berdandan bukanlah sebuah kesalahan juga.     

Jika Sana terlihat seperti wanita yang berhati murni dan baik dangan perilaku baik, serta memancarkan aura dingin dan membuat orang yang melihatnya tidak bisa memalingkan pandangan, tapi menundukkan kepala mereka dengan hormat. Maka,     

Senja adalah sebuah jiwa liar di dalam balutan gaun merah tuanya yang penih dengan gairah. Ia terlihat seakan berbahaya seperti ia dapat membunuhmu sambil tersenyum dengan manis, tapi di saat yang sama menarik orang-orang untuk menghampirinya atau sekedar hanya untuk melirik citranya.     

Senja berjalan dengan pelan dan duduk tepat di sebelah Tetua Dam dan Xiao Tianyou yang berada di seberangnya. Yang membuat Senja terkejut, bahkan Xiao Tianyou yang selalu terlihat tenang itu menjadi tercengang dengan matanya yang bingung. Ia menatap Senja secara terbuka hingga hembusan napas tipis keluar dari mulutnya yang sedikit terbuka.     

Ketika Senja melihat ekspresi Xiao Tianyou, entah bagaimana ia menjadi lebih bahagia dan tersenyum lebar kepada Xiao Tianyou. Namun, Xiao Tianyou justru meraih gelasnya dan meminum air yang berada didalamnyadan kembali menjadi Xiao Tianyou yang tenang seperti biasa.     

Dan lagi, Tetua Dam memergoki sikap aneh dari mereka berdua.     

"Malam ini kedua Nona-nona Muda terlihat sangatlah cantik." Kata-kata Pangeran Xiao Wu Xie itu memecah keheningan di dalam ruangan dan membuat semua orang kembali ke akal mereka msing-masing.     

Namun, Utara sesekali melirik Senja. Ia tidak percaya dengan sikap Senja akhir-akhir ini. Bukankah Xiao Tianyou membawanya ke Carnation Resort untuk melakukan interogasi terhadapnya? Bagaimana bisa ketika ia melihatnya lagi ia tidak merasa malu karena Xiao Tianyou membongkar kebohongannya tapi ia malah menjadi semakin berani. Karena ia belum berhubungan lagi dengan Xiao Tianyou sejak mereka berpisah, Utara tidak tahu apa yang terjadi. Ia bertekad untuk mencari tahu apa yang telah terjadi selama waktu interogasi.     

Senja tidak memiliki nafsu makan yang besar seperti terakhir kali mereka makan bersama. Itulah mengapa ketika Tetua Dam mulai mengisi mangkuknya, ia menolak.     

"Kenapa? Apa makanan ini tidak sesuai dengan seleramu?" Tetua Dam bertanya kepada Senja dengan khawatir.     

Senja menggelengkan kepalanya dan terkekeh kecil. "Bukan itu masalahnya, Kakek. Aku sudah makan terlalu banyak siang hari ini saat berjalan-jalan keluar."     

Tetua Dam tidak mengatakan apa-apa lagi, namun ia hanya mengurangi porsi makanan itu saat mengisi mangkuk Senja.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.