Purple Dawn Till Dusk : dearest through the time -INDONESIA-

IMAJINASI NAKAL



IMAJINASI NAKAL

0Senja tidak memberikan respon secara langsung, tapi dapat ia katakana bahwa inisiatif Yoda lumayan bagus. Setelah itu, kedua mata Senja berubah menatap Yoda dengan nakal. "Kau cukup berani sekarang, kau bahkan memesan ruangan di rumah bordil itu dengan uang yang ku berikan?"     
0

"Huh?" Ekspresi wajah Yoda menjadi kebingungan, tidak mengerti apa yang dimaksud oleh Senja.     

"Bagaimana jika aku tidak berencana memintamu kesana untuk melakukan penyelidikan?"     

"Hmm? Kau punya rencana lain?"     

"Akankah kau kesana dan menikmati malam?"     

Perlahan, wajah Yoda terlihat memerah ketika akhirnya ia memahami apa yang Senja maksud. "Senja! Imajinasimu sangat kotor!" Sekarang Yoda merasa sulit untuk mempercayai rumor sebelumnya bahwa Senja adalah seorang wanita mulia dari keluarga klan kerajaan dengan sikap dan perilaku baik, karena perempuan yang ada di hadapannya sekarang ini tidak kurang dari seorang anak kecil nakal dengan pikiran yang kotor.     

Senja tertawa terbahak-bahak ketika mendengar tuduhan Yoda hingga perutnya terasa sakit. "Baiklah, aku hanya menggodamu. Tapi harus kukatakan bahwa tindakan inisiatifmu untuk memesan kamar hotel itu sangat bagus, namun…" Senja berhenti dan menatap Yoda dengan nakal. "Aku tidak tahu apakah itu inisiatif atau instingmu."'     

"Senja!" Yoda berseru dengan perasaan frustasi ketika ia mendengar Senja yang tertawa lagi. "Senja hentikan itu!"     

Tiba-tiba Senja merasakan aura yang seram dan mencekam merayap dari belakangnya kemudian terdengar cibiran dingin dari dekat jalanan.     

"Ternyata, begini perilaku dari Nona Muda Senja dari Klan Pedang Hitam? Makan bersama dengan penjaga rendahan di pinggir jalan pada malam hari?" Sana mencibir saat ia turun dari kereta kudanya dengan bantuan salah seorang pengawal. "Sungguh sikap yang sesuai." Sana berkata dengan menyindir.     

Ia berjalan perlahan menghampiri meja makan Senja dan Yoda bersama 4 pelayannya mengikuti dari belakang. Sudah pasti, kehadiran Sana menarik perhatian bagi sebagian orang yang berada di sekitar mereka. Mereka hanya rakyat biasa, dengan gaun mewah yang Sana kenakan, kereta kuda besar yang mengagumkan dan beberapa pelayan serta pengawal yang mengikutinya, tentu saja orang-orang yang melihatnya merasa gugup. Takut bila mereka secara tidak sengaja melakukan kesalahan, dan kemudian wanita kerajaan ini tidak akan melepaskan mereka dengan mudah.     

Secara otomatis, beberapa orang melangkah mundur beberapa meter untuk membiarkan Sana berjalan ke depan tanpa halangan. Namun, rasa penasaran mereka membuat mereka tetap berada di tempat setelah mengambil jarak aman.     

Senja merasa terganggu dengan perempuan ini, "Tidak bisakah dia berhenti memamerkan diri? Aku bertaruh bahwa dia bahkan tidak bisa melepas sepatunya tanpa bantuan dari pelayan." Senja mendengus kesal kepada Yoda.     

Yoda berdiri secara langsung ketika melihat Sana dan melipat lengannya ke depan dada untuk memberi hormat kepada Sana, tapi Sana merasa tidak puas dengan itu dan membentak Yoda, "Kau harus berlutut ketika melihatku!"     

Yoda mengangkat kepalanya karena terkejut dan terlihat ragu untuk melakukan perintah Sana, namun ia tidak bisa menunjukkan sikap yang tidak hormat kepada Sana dan ketika ia siap untuk melakukan apa yang Sana perintahkan, Senja berkata dengan lesu. "Aku menantangmu untuk membuatnya berlutut."     

Dibandingan dengan penampilan Sana dalam balutan gaunnya yang berwarna merah muda terang dan bermacam-macam perhiasan dari kepala hingga kakinya, dapat dikatakan Senja saat ini sedang tidak berpenampilan bagus. Ia hanya mengenakan baju berwarna hitam biasa dan jubah milik Xiao Tianyou yang diberikan kepadanya pada hari pertama mereka tiba di Roccaleaf Tea House untuk menutupi rambutnya.     

Tidak tahu apakah Senja lupa untuk mengembalikannya atau memang ia benar-benar tidak ingin mengembalikan jubah itu kepada pemiliknya. Tapi sesekali Senja akan memakainya jika ia keluar di malam hari, karena cuaca belakangan ini sudah semakin dingin.     

Senja masih duduk di kursinya dengan tangan kanan yang menopang kepalanya sambil menatap Sana dengan menantang.     

"Kau masih tidak mau berlutut?!" Sana mengabaikan kata-kata Senja dan melirik Yoda yang masih berdiri dengan canggung di tempatnya.     

"Nona Muda Sana, apa kau seorang permaisuri? Seorang Putri? Atau keluarga kerajaan?" Senja menatap kukunya dengan penuh perhatian. Bertindak seakan kukunya membutuhkan lebih banyak perhatian daripada Sana. "Jika kau bukan salah satu dari mereka yang kusebutkan tai, kenapa kau memintanya untuk berlutut kepadamu? Jangan menganggap dirimu terlalu tinggi, karena kau tidak setinggi itu."     

"Senja! Kau menjadi semakin kurang ajar!" Sana menunjukkan jari telunjuknya pada Senja yang sedang duduk dengan jarak beberapa meter darinya.     

Orang-orang yang berkerumun pun merasa terkejut dengan jawaban Senja yang sangat berani, Wanita yang memakai gaun merah muda terang itu tidak perlu mengatakan bahwa ia memiliki status yang tinggi, tapi perempuan biasa yang mengenakan jubah abu-abu itu berani melawannya? Siapa dia? Wanita itu memanggilnya Senja? Apakah ia… 'Senja'?     

Ada suara bising yang dapat terdengar dengan jelas di antara kerumunan, mereka berbicara dengan orang-orang yang berada di sebelahnya masing-masing dan perlahan jumlah orang-orang yang menonton disana semakin banyak.     

Senja berdiri dengan sikap yang mengesankan, walaupun ia tidak setinggi Sana, namun caranya membawa diri penuh dengan martabat yang tidak bisa diabaikan begitu saja.     

"Sana!" Senja membentaknya kembali, "Kau menyebutku kurang ajar tapi kau sendiri memerintah penjagaku untuk berlutut kepadamu?"     

"Jadi, apa masalahnya jika aku memintanya berlutut? Tidak bisakah aku membuat penjaga biasa bersikap lebih hormat?"     

"Tidak. Kau tidak bisa!" Suara Senja yang tegas dengan jelas terdengar di antara kerumunan. "Karena dia adalah rakyatku!"     

Senja berseru dengan berani, membuat Yoda tertegun. Tanpa ada seseorang untuk bergantung dan tidak ada satupun yang pernah membelanya sebelum ini, ia sudah terbiasa untuk direndahkan. Tapi, ketika Senja menyatakan bahwa ia adalah rakyatnya, ia merasakan perasaan yang tidak bisa dijelaskan, ia merasa dihargai. Itu adalah perasaan aneh yang menyerangnya.     

Ia tahu bahwa Senja melakukan hal itu untuk membuat Sana kesal, namun Yoda tetap tidak bisa menahannya, ia merasa sangat bersyukur walaupun Senja tidak terlihat seperti seorang wanita bermartabat seperti apa yang dirumorkan. Kepribadian Senja sebenarnya sengat sederhana dan mudah didekati. Yoda melirik Senja yang masih berdiri dengan angkuh dengan dagu yang terangkat.     

Sana yang mendengar Senja terlihat marah hingga wajahnya berubah menjadi kemerahan, seperti yang senja perkirakan, itu adalah hal yang sangat mudah untuk menghasutnya, sebuah senyuman lemah terbentuk di ujung bibirnya dan ia melanjutkan, "Tidakkah kau mengetahui siapa aku?"     

Yoda menegakkan tubuhnya setelah mendengar apa yang Senja tanyakan. Apakah itu berarti ia akan mengungkapkan identitas dirinya? Tidak, itu tak bisa dibiarkan.     

Kerumunan itu terdengar menghembuskan napas serentak karena terkejut ketika mereka mendengar Senja, pernyataan ini adalah apa yang mereka tunggu setelah mengetahui bahwa wanita yang satu itu adalah Nona Muda Sana dari keluarga Dama, namanya cukup terkenal di antara orang-orang itu karena sikap bangganya bersama dengan fakta bahwa ia bisa berbicara menggunakan beberapa bahasa dan juga cukup pintar dalam beberapa kepustakaan, ia telah membuat namanya terangkat. Namun karena sikapnya yang buruk, beberapa orang tidak menyukainya.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.