You Are Mine, Viona : The Revenge

Lovesick



Lovesick

0Sasan Wu yang tak bisa melihat sang putri bersedih langsung pergi ke Seoul menggunakan pesawat jet pribadi bersama 6 orang anak buah terbaiknya, Sasan Wu tak berpikir dua kali untuk pergi ke Seoul saat mendapatkan telepon dari sang putri semata wayangnya. Walaupun sebenarnya ia masih memiliki jadwal yang lain, namun karena sang putri menghubunginya akhirnya Sasan Wu memutuskan untuk meninggalkan pekerjaannya dan pergi menuju Seoul Korea Selatan.      
0

Sebagai orangtua tunggal sejak kematian istrinya 15 tahun yang lalu, Sasan WU memang sangat memanjakan Cindy putri semata wayangnya. Baginya Cindy adalah hidupnya, karena itulah ia akan menuruti apapun yang Cindy minta walaupun kadang-kadang permintaan Cindy diluar logika.      

Cindy masih duduk di ruang tamu sambil bersandar di sofa saat sang ayah tiba di apartemennya.     

"Sayangku…"     

Cindy menoleh ke arah sumber suara dan terdiam saat melihat sang ayah sudah berdiri di hadapannya, tanpa pikir panjang ia langsung berlari mendekati ayahnya dan menangis sejadi-jadinya di pelukan sang ayah. Dengan penuh kasih Sasan Wu memeluk putri tercintanya, menjadi seorang ayah sekaligus seorang ibu membuat Sasan Wu menjadi lebih mahir menghadapi putri tunggalnya itu.      

"Jangan menangis sayang, ayo katakan pada Daddy siapa yang sudah membuatmu bersedih seperti ini."      

Cindy mengangkat wajahnya dan menatap sang ayah yang sedang tersenyum penuh kasih padanya. "Tapi berjanjilah Daddy akan membantuku."     

"Pasti sayang, jangan khawatir. Daddy akan melakukan apapun untukmu princess."      

Cindy menyeka air mata yang mengalir di wajahnya, ia kemudian menceritakan segala gundah dalam hatinya pada sang ayah. Mulai dari pertemuannya dengan Alex sampai akhirnya ia ditolak mentah-mentah oleh pria pertama yang membuatnya jatuh cinta itu.      

"Alexander, hanya itu nama yang diketahui oleh banyak orang. Aku juga tak memiliki banyak info tentangnya, hanya saja aku benar-benar sudah sangat menyukainya Daddy. Aku belum pernah jatuh cinta pada pria lain, baru kali ini aku jatuh cinta dan hiks..cintaku ditolak huaaa.."     

Sasan Wu memeluk putri semata wayangnya dengan penuh kasih, ia juga mendengarkan semua yang dikatakan oleh putri tunggalnya itu dengan serius.      

Setelah puas menangis Cindy akhirnya tertidur, sebuah kebiasaan dari kecil yang selalu ia lakukan. Dengan penuh kasih Sasan Wu membawa putri kecilnya ke atas ranjang, meski saat ini Cindy sudah berusia 18 tahun namun Sasan Wu selalu memperlakukan putrinya itu seperti anak berusia 3 tahun. Pasalnya saat umur 3 tahun itulah Cindy kehilangan ibunya, karena itu Sasan selalu memanjakan putri tunggalnya itu dan memutuskan untuk tidak menikah lagi. Walaupun sebenarnya ia tidak pernah kehilangan satu wanita pun dalam hidupnya selama ini dengan mudah Sasan bisa mendapatkan wanita-wanita cantik yang bisa memuaskannya di atas ranjang baik, yang masih muda maupun yang sudah matang. Mulai dari artis pendatang baru, model, hingga para mahasiswa yang butuh uang sudah pernah Sasan rasakan kehangatan tubuhnya. Namun tak ada satupun dari mereka yang berhasil menjadi nyonya Wu, pasalnya Sasan hanya mau tidur dua kali dengan para wanita itu. Setelah itu ia tak melanjutkan lagi untuk hubungan ke taraf yang lebih lanjut, baginya hanya ada satu wanita yang pantas mendampinginya sebagai Nyonya Wu yaitu mendiang istrinya yang sudah meninggal 15 tahun yang lalu.     

"Tuan besar lihat ini."      

Sasan Wu yang baru keluar dari kamar sang Putri langsung mendekati anak buahnya yang sedang berkutat di depan laptop, kedua matanya melebar mencoba melihat lebih jelas apa yang ditunjukkan anak buahnya.      

"Alexander, CEO dari Ailex Entertainment yang masih berumur 25 tahun ini masih single. Mendirikan Ailex Entertainment dalam waktu 2 tahun dan berhasil membuat Ailex Entertainment menjadi agensi yang diperhitungkan di dunia industri Korea Selatan."      

Dengan lancar Sasan Wu membaca data diri Alex, seorang pemuda yang membuat putri semata wayangnya tergila-gila.      

"Kau yakin dia masih single?"tanya Sasan Wu penasaran.      

"Yakin Tuan, bahkan dalam artikel ini tidak terlihat satupun berita tentang kedekatannya dengan para gadis sepertinya pria ini benar-benar menyembunyikan dengan rapat kisah cintanya dari media,"jawab Li Han sang tangan kanan Sasan Wu     

Sasan Wu tersenyum samar. "Untuk seorang CEO agensi besar sepertinya pasti akan menyembunyikan kisah cintanya Han, itu sudah pasti. Apalagi dia masih muda dan tampan, aku yakin sekali sudah puluhan gadis cantik yang naik ke atas ranjangnya."     

Li Han menganggukkan kepalanya merespon perkataan sang tuan. "Lalu bagaimana dengan nona Cindy?"     

"Cindy akan ku lindungi dengan segenap jiwa ragaku, tak akan kubiarkan pria sembarangan menyentuhnya,"geram Sasan Wu dingin.     

"Tapi sepertinya nona sangat menyukai pemuda ini tuan." Li Han kembali bicara dengan hati-hati.      

"Aku tahu, karena itulah aku datang ke Seoul. Hubungi dia Han, aku akan menemuinya malam ini,"titah Sasan Wu tanpa mengalihkan pandangannya dari laptop yang sedang menampilkan profil CEO Ailex Entertainment.      

Li Han menganggukkan kepalanya, ia pun meraih ponselnya dan langsung mencoba menghubungi Ailex Entertainment. Awalnya Li Han ditolak, namun sewaktu ia mengatakan ingin menemui sang CEO dari Ailex Entertainment untuk membahas penawaran kerjasama akhirnya pihak Ailex Entertainment menyambungkannya dengan Loren sang tangan kanan CEO Ailex Entertainment.      

***     

Aaric yang sedang disibukkan dengan berkas-berkas para trainee yang akan debut bulan ini ini nampak terkejut saat mendapatkan laporan dari Loren.      

"Pengusaha asal Shanghai?"     

"Yea, Li Han nama orang yang baru saja menghubungiku. Dia mengatakan kalau bos besarnya ingin bertemu denganmu selaku CEO dari agency ini, karena bosnya itu ingin menanam saham di agensi kita,"jawab Loren menjelaskan.      

Kedua alis Aaric terangkat. "Menanam saham? Aneh... kondisi saham kita stabil dan kita tak membutuhkan suntikan dana dari siapapun, kita juga tak memasang iklan yang mengatakan perusahaan membutuhkan suntikan dana. Lalu bagaimana bisa orang itu tiba-tiba ingin menanam saham."     

"Bukankah ini bagus Tuan?" Bruce yang sejak tadi diam akhirnya ikut bicara.      

Aaric menatap kedua orang kepercayaannya itu. "Ini aneh, tapi aku penasaran apa tujuan orang itu sebenarnya. Ya sudah, atur jadwal dengannya Loren. Setelah semua pekerjaanku sore ini selesai kita temui pengusaha asal Shanghai itu."     

"Siap Tuan."      

Loren pun bergegas pergi dari ruangan itu, meninggalkan Bruce bersama sang tuan untuk melanjutkan pekerjaan mereka.      

"Apa ada yang janggal bos?"tanya Bruce pelan, ia bisa membaca ekspresi Aaric yang sedang berpikir keras.     

Aaric tersenyum tipis. "Semuanya, tapi ya sudah lah kita lihat saja nanti. Kalau tebakanku benar berarti dia tak bisa diremehkan."     

Loren yang tak mengerti kemana arah pembicaraan sang tuan hanya bisa menganggukkan kepalanya saja, hari ini televisi menyiarkan laporan kematian Kim Hyun yang ditemukan tewas bunuh diri diapartemetnya. Para polisi pun menyatakan kalau Kim Hyun tewas karena bunuh diri karena persoalan ekonomi, sesuai harapan Aaric sebelumnya Ailex Entertainment pun bersih dari perihal kematian salah seorang staf Ailex Entertainment itu.      

Saat Aaric dan Bruce sibuk tiba-tiba pintu ruangan Aaric terbuka dari luar dan masuklah seorang gadis cantik berambut pirang yang merupakan warga negara Rusia, gadis itu adalah Keyla Litvinova satu-satunya gadis yang berhasil menjadi kekasih Aaric terlama.      

"Keyla…"     

"Alex, aku rindu!!"     

Bersambung     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.