You Are Mine, Viona : The Revenge

Living together



Living together

0Keyla yang belum berpakaian lengkap langsung menyilangkan kedua tangannya didepan dada, melindungi dirinya dari tatap kelaparan Aaric.     
0

"K-kau sudah berjanji tak akan melakukan itu sampai aku siap bukan, kau tak akan mengingkari perkataanmu bukan?"     

"Sampai kapan aku harus menunggu?"tanya Aaric dengan cepat.     

Keyla menundukkan wajahnya. "Setidaknya tunggu aku selesai kuliah, aku harus menyelesaikan pendidikanku Alex. Aku harus menjadi dokter seperti yang diinginkan mendiang ibuku, karena kalau tidak maka ibu tiriku akan mengejekku dan ibuku selama-lamanya."     

Aaric menaikkan satu alisnya. "Apa hubungannya dengan keperawanan yang kau jaga itu dengan lulus kuliah?"     

Keyla menatap Aaric dengan mata berkaca-kaca. "Aku harus tetap perawan sampai saat itu Aaric, aku tak mau hamil sebelum meraih gelar dokter."     

Aaric terkekeh, ia kemudian bangun dari sofa dan mulai memakai celananya kembali. Aaric kemudian berjalan ke sebuah lemari yang ada didekat meja kerjanya, dimana dilemari itu sudah tersedia pakaian khusus wanita termasuk pakaian dalam yang tentunya adalah ukuran Keyla. Karena Aaric memang menyiapkan lemari itu untuk kekasihnya, setiap mereka making out seperti ini Aaric selalu memberikan pakaian baru untuk gadis cantik itu.     

"Bersihkan dirimu dan pakai ini,"ucap Aaric pelan sambil menyerahkan satu set pakaian bersih untuk Keyla.     

Keyla dengan cepat menerima pakaian pemberian Aaric, ia kemudian berjalan dengan cepat menuju kamar mandi. Membersihkan tubuhnya sesuai perintah Aaric, didalam kamar mandi Keyla meneteskan air mata. Ia merasa bersalah karena menolak Aaric. Walau bagaimana pun Aaric adalah pemiliknya, bukan hanya sekedar kekasih saja. Aaric adalah orang yang membiayai kehidupannya di Seoul yang sangat mahal ini, uang asuransi milik sang ibu yang selalu ia ambil tidap bulan tidaklah cukup untuk membiayai hidupnya di salah satu kota paling sibuk di dunia itu. Beruntung Keyla adalah mahasiswi cerdas sehingga ia mendapatkan beasiswa untuk kuliah sampai lulus, karena itu ia tak terlalu mengandalkan Aaric. Namun tetap saja ia berhutang sangat banyak pada pria tampan itu, karenanya ia merasa bersalah saat ini karena menolak memberikan kesuciannya pada Aaric.     

Sementara itu Aaric yang sudah kembali berpakaian rapi nampak sedang menikmati kopi pahit di kursi kerjanya, kedua matanya menatap beberapa file yang muncul di laptopnya. Pintu ruangannya pun kini sudah ia buka, tak terkunci lagi seperti beberapa menit yang lalu. Sehingga orang-orang bisa masuk dan menemuinya kembali.     

"Ini dokumen yang anda minta Tuan," ucap seorang staf wanita pada Aaric saat ia menyerahkan beberapa berkas pada Aaric, kedua mata staf wanita itu menatap tas milik Keyla yang berada di sofa.     

Aaric yang sedang menatap laptopnya berhasil melihat gerak-gerik staf yang masih berdiri didepan mejanya itu. "Sudah puas?"     

"Iya Tuan..."     

"Kau sudah puas menatap tas milik rekanku itu?"tanya Aaric dingin.     

Wajah staf wanita itu langsung memucat seketika saat menyadari kesalahannya. "Maaf Tuan, maafkan saya. Saya sudah lancang, maafkan saya."     

"Get lost, jangan sampai aku berubah pikiran dan memecatmu."     

Tanpa diperintah dua kali staf wanita itu langsung pergi dari ruangan Aaric, ia bahkan terlihat berlari kecil saat keluar dari ruangan Aaric. Loren dan Bruce yang melihat staf wanita itu lari terbirit-birit hanya bisa tersenyum, mereka berdua yakin staf itu sudah membuat tuan mereka marah. Karena itulah kedua pria tampan itu lebih memilih untuk tetap bekerja di ruangannya dan tak mendatangi sang tuan karena yakin kalau mood tuannya itu sedang tidak baik.     

Tepat ketika staf wanita itu pergi Keyla keluar dari kamar mandi, ia sudah memakai pakaian baru yang diberika Aaric. Langkah Keyla terlihat berat saat akan mendatangi sofa, ia takut kalau Aaric akan marah kepada dirinya karena menolak untuk bercinta.     

"Kemarilah." Suara khas Aaric terdengar jelas saat memanggil Keyla.     

Keyla yang sedang menunduk langsung mengangkat wajahnya dengan cepat, ia lalu menatap Aaric yang sedang tersenyum padanya.     

"Jangan buat aku mengulang ucapanku Key."Aaric kembali meminta Keyla datang.     

"Tunggu sebentar, aku akan mengambil ponselku di tas..."     

"Keyla!! Kau ingin menguji kesabaranku!!"hardik Aaric dengan keras memotong perkataan Keyla.     

Dengan wajah pucat Keyla berjalan mendekati Aaric, ia lupa peraturan nomor satu jika sedang bersama Aaric adalah tidak memainkan ponsel. Apapun alasannya dan Keyla baru saja hampir akan melanggar peraturan itu secara terang-terangan yang bisa diartikan sebagai sebuah pemberontakannya pada Aaric, saat Keyla berjalan kedua mata Aaric terus menatap gadis itu dengan tajam. Ketika Keyla sudah berada didekatnya secara tiba-tiba Aaric langsung menyambar tangan Keyla dan menududukan gadis itu dipangkuannya.     

"Temani kau bekerja dan jangan membantah,"ucap Aaric dingin.     

Keyla yang terkejut karena ditarik dalam pangkuan Aaric masih diam dan tak bicara apa-apa. "Kau tak takut aku membocorkan rahasia perusahaan jika aku duduk dipangkuanmu seperti ini?"     

"Membocorkan rahasia perusahaan?"     

"Iya, bukankah banyak kasus seperti itu. Seperti drama yang sering aku tonton,"jawab Keyla tanpa rasa bersalah.     

Aaric menipiskan bibirnya. "Hiduplah di dunia nyata, jangan terlalu banyak berkhayal."     

"Aku serius Alex, apa kau tak takut padaku jika aku..."     

"Mengkhianatiku begitu?" Aaric langsung memotong perkataan Keyla.     

Keyla menganggukan kepalanya merespon perkataan Aaric, ia tak punya nyali untuk mengatakan hal itu secara langsung pada Aaric. Aaric yang gemas pada Keyla kemudian menggerakkan tangannya ke arah pangkal paha gadisnya itu dan menekan kuat di kewanitaan Keyla, sehingga membuat Keyla mengangkat wajahnya dan menatap Aaric dengan kaget.     

"Apa kau punya keberanian untuk mengkhianatiku?"     

"Tidak Alex, aku tak mungkin mengkhianatimu,"jawab Keyla dengan cepat.     

"Bagus, karena jika itu terjadi maka kau akan tahu konsekuensinya,"ucap Aaric kembali sambil mencubit kewanitaan Keyla dengan kuat sehingga membuat Keyla memekik keras, wajahnya berubah merah saat Aaric melakukan itu.     

"Aku tak berani Alex, aku setia padamu,"gumam Keyla lirih sambil memegangi kemaluannya yang baru saja dicubit oleh Alex.     

Aaric tersenyum mendengar perkataan Keyla, ia kemudian kembali bekerja dengan Keyla masih duduk dipangkuannya. Meski Keyla belum menyerahkan kesuciannya pada dirinya namun Aaric sangat menyayangi Keyla, bahkan dari sekian banyak wanita yang pernah Aaric tiduri hanya Keyla yang diizinkan datang kekantornya. Aaric tahu Keyla gadis baik, karena itulah ia sengaja membebaskan gadis itu datang kekantornya. Dengan parasnya yang cantik Keyla bisa saja menjadi artis atau idol namun ia tak memiliki keinginan itu sama sekali, padahal jelas-jelas hampir setiap hari ia datang ke Ailex Entertaiment namun ia tak memiliki keinginan untuk menjadi artis sama sekali. Ia masih fokus pada cita-citanya menjadi dokter dan hal inilah yang membuat Aaric memberikan nilai plus pada Keyla.     

Setelah 30 menit berlalu pekerjaan Aaric selesai, Loren dan Bruce pun masuk ke ruangannya. Kedua pria itu terkejut saat melihat Keyla tertidur pulas dalam pangkuan sang bos besar.     

"Tuan, anda punya janji dengan pengusaha asal shanghai itu,"ucap Loren pelan mengingatkan jadwal Aaric.     

Aaric menganggukkan kepalanya, menjawab perkataan Loren. Ia tak mau membuat Keyla terbangun karena suaranya.     

"Kalau kita pergi nona Keyla..."     

"Dia ikut denganku, mulai malam ini dan seterusnya ia akan tinggal bersamaku di apartement,"jawab Aaric dengan cepat memotong perkataan Bruce.     

Bruce dan Loren membeliak, keduanya tak percaya mendengar perkataan Aaric. Mereka tak mengira sang tuan akan membawa Keyla si gadis cantik calon dokter itu tinggal bersama.     

"Anda yakin Tuan?"Loren kembali bertanya.     

Aaric tak mengalihkan pandangannya dari Keyla yang masih terlelap dalam pangkuannya. "Sangat yakin, aku harus menjaga barang yang aku sudah rawat dengan baik selama ini bukan?"     

Bersambung      


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.