You Are Mine, Viona : The Revenge

666 gone



666 gone

0Natalie Oliveira mengemudikan mobilnya dengan kecepatan tinggi, Natalie ingin meminta bantuan ayahnya untuk mencari Abby. Perjalanan dari kampus yang biasanya ditempuh selama 50 menit pun hanya ditempuh sekitar 30 menit oleh Natalie. Setelah memarkirkan mobilnya di depan rumah secara sembarangan, Natalie langsung masuk ke dalam rumah dan mengabaikan banyaknya mobil yang berjajar rapi di area parkir.      
0

"Daddy...i need your help!!"     

"Dadd…."     

Natalie langsung terdiam saat melihat ada banyak pria berpakaian serba hitam tengah berada di ruang tamu rumahnya, menghadap sang ayah.      

"Kau sudah pulang Nate?"sapa Ruben Oliveira, ayah Natalie.      

"Iya Dad, a-aku naik ke atas ya."      

Tanpa berbicara lagi Natalie langsung bergegas menuju tangga untuk naik ke kamarnya yang ada di lantai dua, saat sedang menaiki tangga dari ekor matanya Natalie sempat melihat kedua kakaknya dan sang ibu berdiri di belakang sang ayah yang duduk di kursi kebesarannya menghadap sekitar 20 orang pria berpakaian serba hitam.      

"Apa yang terjadi Senyo?"tanya Natalie pada seorang pelayan pria yang kemayu saat ia tiba dilantai dua.     

"Nona, maaf Senyo tak bisa mengatakan apa-apa. Senyo tak punya hak untuk menjawab pertanyaan nona."     

"Lebih baik kau jawab aku atau kita bermusuhan,"geram Natalie mengancam pelayannya.      

Senyo terlihat berpikir beberapa saat, mendapat ancaman dari Natalie membuat Senyo takut. Akhirnya pria kemayu itu menarik tangan Natalie masuk ke kamarnya dan mulai menceritakan apa yang ia tahu pada sang nona bungsu keluarga Oliveira.      

"Serius? Kau gak bohong bukan?"     

Kedua mata Senyo membulat. "Senyo mungkin bisa berbohong pada orang lain tapi tidak dengan anda Nona."      

"Lalu apa yang harus aku lakukan Senyo, kalau Daddy memperluas wilayah kekuasaannya maka keluarga kami akan mendapat banyak musuh,"ucap Natalie sedih.     

Senyo yang sedang berkacak pinggang lalu mendekati Natalie yang sedang menunduk. "Begitulah kehidupan mafia nona, kalau tidak memperkuat diri maka akan menjadi sasaran dari kelompok lain. Maka dari itu sebenarnya yang dilakukan oleh tuan besar itu tidak salah, karena apa yang dia lakukan untuk kebaikan kita semua termasuk aku dan anda."     

"Tapi aku tak mau dikenal sebagai putri mafia Senyo, kau tak tahu bukan betapa sulitnya aku menutupi identitasku dari teman-teman di kampus. Aku tak mau kalau mereka tahu kalau aku adalah putri dari Ruben Oliviera, aku selalu mengatakan bahwa Oliviera ayahku adalah Oliviera yang lain bukan Ruben Oliviera yang mereka kenal,"sahut Natalie lirih, hanya dengan Senyo saja Natalie bisa mengeluarkan segala keluh kesah di hatinya. Senyo adalah satu-satunya orang yang ia percayai untuk tempat berbagi cerita bahkan sang ibu saja tidak tahu kalau selama ini Natalie punya banyak rahasia yang ia simpan rapat.      

Senyo menghela nafas panjang, niatnya untuk memeluk Natalie pun hilang setelah ia merasa kalau duduk dilantai lebih nyaman.     

"Tapi sebenarnya aku justru bangga kalau misalkan memiliki ayah seorang pemimpin organisasi mafia Nona, kau tahu kenapa?"tanya Senyo dengan nada centilnya.      

"Kenapa?"     

"Karena banyak pria tampan yang bisa aku lihat setiap hari hahahaha."     

Natalie yang sudah siap mendengarkan perkataan Senyo secara serius terlihat kecewa, secara reflek Natalie melempar bantal segitiga yang berada disampingnya ke arah Senyo. Akan tetapi bantal itu tertangkap oleh Senyo dan membuat Natalie bertambah kesal.     

"Lebih baik kau keluar Senyo, kau tambah merusak suasana hatiku saja,"sengit Natalie benar-benar marah.      

Senyo terkekeh, ia senang berhasil menggoda sang nona yang terlihat benar-benar marah itu. Tanpa rasa takut Senyo bergeser mendekati Natalie yang sudah duduk di samping ranjang. "Tadi aku mendengar samar nona, bahwa keputusan tuan untuk memperluas kekuasaannya dikarenakan kelompok 666 pimpinan Xander membubarkan diri. Dan karena daerah kekuasaan kelompok 666 tak jauh akhirnya tuan memutuskan untuk mengambil alih ke bekas kekuasaan 666, begitu nona yang aku tahu."     

"Membubarkan diri? Kenapa?"     

Senyo menggeleng. "Tak ada yang tahu nona, bahkan pimpinan mereka yang bernama Xander saja sangat misterius. Pria itu selalu memakai topeng untuk menyamarkan identitas yang sebenarnya, sehingga selama ini tak ada yang tahu seperti apa wajah dari pria itu. Makanya pada saat 666 membubarkan diri banyak kelompok lain mencoba untuk mengambil tindakan dengan memperluas kekuasaan ke bekas wilayah 666, namun karena Tuan Ruben lebih cepat akhirnya beliaulah yang berhasil menguasai daerah itu sehingga saat ini Tuan Ruben menjadi naik tingkat lebih tinggi nona."     

"Naik tingkat lebih tinggi? Apa maksudmu Senyo?"     

Senyo menghela nafas panjang, ia benar-benar dibuat gemas oleh nona bungsu keluarga Oliveira yang tak tahu apa-apa ini. "Jadi dalam dunia mafia ada tingkatan atau rank, terbagi dalam 3 rank. Rank S untuk level paling tinggi, rank A untuk level tinggi dan rank D untuk rank biasa. Sebelumnya Tuan Ruben ada di rank A, akan tetapi setelah beliau berhasil menguasai daerah kekuasaan 666, akhirnya beliau naik menjadi rank S yang artinya berada di tingkat paling tinggi dan dengan itu Tuan Ruben menjadi pemimpin yang disegani oleh kelompok-kelompok yang lain."     

Natalie diam, ia mencoba mencerna penjelasan Senyo. Meski tak terlalu paham aturan dalam dunia mafia, namun setidaknya untuk penjabaran soal rank yang baru saja diucapkan Senyo ia bisa memahami.      

"Kalau misalkan Daddy ada di rank tertinggi lalu pertanyaannya adalah kelompok 666 yang menghilang itu ke mana? Bukankah sangat aneh kalau misalkan tiba-tiba mereka menghilang tanpa jejak seperti itu, padahal setahuku kelompok 666 itu sering sekali dibahas oleh kak Victor dan kak Nelly. Rasanya sangat aneh Senyo, bagaimana mungkin kelompok yang cukup besar tiba-tiba menghilang begitu saja meninggalkan kekuasaannya,"celetuk Natalie tiba-tiba.      

"Nah itu dia masalahnya Nona, karena itulah saat ini di lantai satu banyak orang. Pasalnya mereka sedang membahas kemungkinan-kemungkinan yang mungkin terjadi atas menghilangnya kelompok 666 dan pemimpinnya tanpa jejak itu, bahkan tadi aku sempat dengar juga kalau tempat tinggal mereka benar-benar kosong seperti tidak ada penghuni. Mereka raib, bak ditelan bumi. Menghilang tanpa meninggalkan jejak."     

Natalie pun semakin penasaran soal kelompok 666, otaknya bekerja keras mencoba mencari kemungkinan yang paling besar. Akan tetapi tetap saja apa yang ia pikirkan masih tak bisa menemukan alasan yang pas atas menghilangnya kelompok mafia yang cukup terkenal itu.      

"Akhhh entahlah, aku tak mau berpikir. Untuk apa aku memikirkan mereka, mereka tak mengenalku dan aku juga tak perduli pada mereka,"jerit Natalie kesal karena kepalanya tiba-tiba sakit memikirkan hal yang sangat tidak masuk akal itu.     

Melihat Natalie kesal Senyo tersenyum geli, perlahan ia mengeluarkan ponselnya dan mencari foto Xander pemimpin 666 yang menghilang.      

"Lihat ini, pria ini yang bernama Xander. Sang pimpinan dari 666 yang menghilang,"ucap Senyo pelan sembari memberikan ponselnya kepada Natalie.      

"Akh sudahlah, aku tak peduli dan aku tak mau tahu."     

Senyo terkejut mendengar perkataan Natalie, ia kemudian menarik tangannya yang sedang menjulurkan ponselnya ke arah Natalie. Akan tetapi tiba-tiba gerakan tangannya terhenti karena Natalie sudah merebut ponselnya, rupanya Natalie penasaran dengan sosok yang disebutkan oleh Senyo.      

"Bagaimana Nona, pria itu tampan bukan. Meski memakai topeng tapi aku yakin dibalik topeng itu pasti ada wajah yang…."     

"Abby,"gumam Natalie tanpa sadar.      

Bersambung     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.