You Are Mine, Viona : The Revenge

Tampon



Tampon

0Meskipun sudah sampai di St Petersburg namun Aaric tak langsung bisa pulang ke rumah Keyla, pasalnya hari sudah sangat malam dan hal ini akan mengganggu banyak orang jika ia memaksakan pulang ke rumah Keyla yang berada disekitar sungai neva. Karena itulah ia memutuskan untuk menginap di hotel, meskipun duduk dengan nyaman di pesawat namun tetap saja setelah terbang selama berjam-jam akan membuat lelah.      
0

Setelah memilah-milah akhirnya pilihan Aaric jatuh pada Four Season Hotel Lion Palace St Petersburg, hal ini bukan tanpa alasan. Selain karena hotel ini adalah hotel bintang 5, rumah Keyla juga sebenarnya terlibat dari hotel ini. Maka dari itu Aaric dengan mantap memilih Four Season Hotel Lion Palace.      

"Alex, itu rumahku. Apa tidak sebaiknya kita…"     

"Ini sudah jam 2 dini hari, aku yakin orang-orang di rumahmu pasti sudah tidur dan aku tak mau mengganggu mereka. Selain itu aku yakin sekali kehadiranmu pasti tidak akan disambut disana, maka dari itu lebih baik kita tinggal di hotel ini malam ini dan besok pagi baru kita datang ke sana bersama-sama dan ingat kau harus tetap merahasiakan identitasku. Aku tak mau keluargamu tahu siapa aku sebenarnya."     

Keyla menganggukan kepalanya perlahan merespon perkataan Aaric, ia pun akhirnya tak bisa menolak lagi ajakan Aaric untuk menginap di hotel yang sejak kecil selalu ia lihat. Bahkan ketika masih berusia 13 tahun saat kedua saudara tirinya datang ke hotel untuk menghadiri acara ulang tahun teman mereka kala itu, Keyla tak diperbolehkan ikut masuk. Namun kini saat ia sudah menjadi dokter setelah perjuangan panjang Keyla bisa menginap di hotel bintang 5 itu di kamar paling mewah bersama seorang pria tampan yang sangat ia cintai.      

"Selamat istirahat Tuan,"ucap Bruce dan Loren kompak pada Aaric setelah mereka selesai membawakan koper besar yang berisi pakaian Aaric dan Keyla.      

"Terima kasih, kalian juga harus istirahat. Aktivitas kita besok masih panjang."      

"Siap Tuan, kami mengerti. Kalau begitu kami permisi."      

Aaric tersenyum, ia mempersilahkan kedua asistennya untuk masuk ke kamar mereka yang berbeda lantai dengannya. Keyla yang sudah berdiri di jendela, menatap rumahnya yang terlihat jelas dari kamar hotelnya tak menyadari kalau Aaric sudah selesai bicara dengan Bruce dan Loren. Bahkan saat ini Aaric juga sudah melepas semua pakaiannya dan hanya menyisakan celana boxernya saja pun Keyla tak sadar, gadis itu benar-benar terhipnotis bisa kembali melihat rumah yang ia tinggalkan sejak 5 tahun yang lalu.      

"Alexx…"desah Keyla lirih saat merasakan bibir Aaric mendarat di lehernya.      

"I want you."      

"Tapi kita baru saja sampai, aku yakin kau pasti lelah. Lebih baik kita istirahat dulu, setelah itu baru..awww.."     

Aaric yang sudah tak tahan langsung meraih tubuh Keyla dan membawanya ke ranjang besar yang berada tak jauh dari kaca tempat Keyla berdiri.      

"Alex…"     

"Aku tak bisa menahan diri lebih lama lagi Key,"erang Aaric dengan serak.      

Keyla menatap Aaric yang berada diatas tubuhnya, kedua mata Aaric menatapnya penuh harap. Dan hal itu membuat Keyla tak tega, apalagi Aaric adalah dewa penyelamat sekaligus orang yang ia cintai. Keyla tak sejahat itu untuk menolak permintaan Aaric yang menginginkan dirinya.      

"Kamar mandi, kita bersihkan tubuh dulu dikamar mandi. Setelah itu lakukan apa yang ingin kau lakukan."     

Kedua mata Aaric yang sayu langsung berbinar. "S-serius..kau tak sedang menggodaku bukan?"     

Keyla menggeleng perlahan. "Aku tak mungkin menggodamu, karena aku pun…"     

"Aku apa?"     

"Aku pun menginginkanmu,"jawab Keyla lirih, senyumnya tersungging lebar saat bicara.      

Aaric terkekeh mendengar perkataan Keyla, tanpa menunggu waktu lama Aaric langsung bangun dan menggendong Keyla di pundaknya seperti karung beras menuju kamar mandi. Meski Keyla berontak dan minta diturunkan namun Aaric tak memperdulikan hal itu, ia terus saja berjalan menuju kamar mandi dengan sesekali memukul bokong Keyla dengan keras sehingga membuat Keyla terperanjat. Meski sakit namun Keyla menikmatinya, saat ini Keyla bahkan sudah sangat bisa mengimbangi permainan Aaric yang membuatnya habis tenaga ketika sudah selesai.      

Ketika sudah sampai di kamar mandi Aaric langsung menurunkan Keyla di dalam bathtub yang masih kering, tanpa menunggu lama Aaric pun melepas satu persatu pakaian yang Keyla gunakan. Akan tetapi pada saat Aaric akan membantu Keyla membuka celana panjangnya tiba-tiba Keyla langsung mencekal tangan Aaric.     

"Ada apa?"tanya Aaric bingung.      

"Sepertinya aku datang bulan Alex, aku baru saja merasakannya."      

"Mana mungkin, kau itu baru saja…"     

Aaric langsung menghentikan perkataannya saat melihat ada bercak darah di celana dalam Keyla, saat ia melepaskan celana jeans yang Keyla gunakan.      

"Maaf Alex, aku tak tahu kalau…"     

Aaric tersenyum. "Untuk apa minta maaf?"tanyanya pelan saat sudah kembali berdiri di hadapan Keyla.      

"Aku lupa jadwalku."     

"Datang bulan adalah sebuah proses alami dalam tubuh seorang wanita, lalu kenapa kau harus meminta maaf?"     

Keyla tertunduk, ia tahu saat ini Aaric pasti kecewa padanya.      

"Ya sudah sekarang kau mandi, bersihkan tubuhmu. Pasti rasanya tak nyaman sekali, oh iya apa kau membawa pembalutmu?"     

"Tidak, aku tak membawanya." Keyla menjawab lirih tanpa berani mengangkat wajahnya menatap Aaric yang sedang tersenyum kepadanya saat ini.      

"Ya sudah kalau begitu aku akan bertanya pada resepsionis hotel, apakah mereka punya pembalut atau tidak,"ucap Aaric pelan sembari menyambar piyama mandi yang masih terlipat rapi di tempatnya.     

"Tunggu…"     

Aaric menghentikan langkahnya dan menoleh pada Keyla yang hanya tinggal memakai celana dalam saja. "Ada apa?"     

"Biasanya di hotel seperti ini pembalut wanita disediakan, coba kau periksa di kotak p3k"     

"Oh ya? Baiklah aku akan memeriksanya, tapi dimana kotak p3k itu?"     

"Itu." Keyla langsung menunjuk sebuah kotak p3k yang berada tak jauh dari tempat Aaric berdiri.      

Aaric tersenyum ketika melihat kotak p3k yang ditunjuk Keyla, dengan cepat ia membuka kotak berlogo plus berwarna merah itu dan langsung memeriksa isinya. Kedua matanya membulat ketika melihat sebuah kotak yang terlihat tulisan sanitary pad namun ia merasa janggal dengan bentuk dari gambar yang berada di kardus itu.      

"Pembalut apa ini?"tanya Aaric bingung sambil menunjukkan kardus yang baru saja ia temukan kepada Keyla.     

"Itu tampon bukan pembalut,"jawab Keyla sambil tersenyum.      

"Tampon?"     

"Sama saja fungsinya dengan pembalut wanita biasa hanya saja cara menggunakannya langsung dimasukkan ke dalam…"     

"Dimasukkan ke dalam vagina?"Aaric langsung memotong perkataan Keyla.      

Keyla menganggukkan kepalanya perlahan, pada detik yang sama Aaric langsung banting kardus berisi tampon yang baru saja ia temukan dengan kekuatan penuh ke lantai.      

"Fuck, kau tak diizinkan menggunakan barang seperti itu lagi. Hanya boleh aku yang memasukimu Key, kau dengar Key!!!"     

Keyla terkejut, ia tak menyangka Aaric akan bereaksi seperti itu saat mengetahui kegunaan tampon. Padahal sebenarnya menggunakan tampon sama sekali tidak terasa apa-apa baginya, karena alat itu hanya akan masuk ke dalam dirinya sedikit untuk menyerap darah menstruasi yang keluar tanpa memberikan efek apapun.      

"Kau dengar aku Key!!"hardik Aaric kembali.      

"Iya aku dengar."     

"Ya sudah tunggu disini, aku akan turun ke resepsionis untuk meminta pembalut normal yang biasa digunakan wanita bukan alat menjijikkan seperti itu."     

Keyla menganggukan kepalanya menjawab perkataan Aaric, ia tak mau membuat Aaric bertambah marah pada dirinya. Karena itu ia tak berbicara banyak selain mengiyakan apa yang diperintahkan kekasihnya, cara memberi kesan kepada Keyla tak lama kemudian Aaric pun keluar dari kamar mandi dan langsung menggunakan pakaiannya kembali untuk segera turun ke resepsionis.     

"Dia cemburu pada tampon, benar-benar menggemaskan sekali,"ucap Keyla lirih sambil tersenyum pias menatap kardus tampon yang sudah diinjak oleh Aaric sebelum ia keluar dari kamar mandi.      

Keyla pun memutuskan untuk mandi karena sudah tidak nyaman merasakan banyaknya darah yang keluar dari kewanitaannya.      

Bersambung     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.