You Are Mine, Viona : The Revenge

Endurance Sky Building



Endurance Sky Building

0Keterkejutan para karyawan W Internasional tak berhenti dari melihat datangnya Fernando Grey Willan saja, mereka kembali mendapatkan kejutan saat mengetahui kalau sang ceo harus kembali ke Ottawa untuk mengurus perusahaan keluarga Willan yang ada di Ottawa. Meskipun berat akhirnya semua karyawan yang ada di di perusahaan itu akhirnya melepas kepergian sang ceo.      
0

"Tenang, perusahaanmu ini akan tetap menjadi milikmu dan Daddy sudah memerintahkan seseorang untuk mengambil alih kepemimpinan sementara saat kau pulang ke Ottawa. Jadi kau tak usah khawatir,"ucap Fernando pelan saat sudah ada di dalam mobil ketika akan meninggalkan kantor milik Abby.     

"Thanks Dad, hanya saja rasanya sedikit aneh ketika harus meninggalkan perusahaan yang selama beberapa bulan terakhir ini aku urus dengan sepenuh jiwaku,"jawab Abby jujur.     

Fernando terkekeh. "Itu karena kau sangat bertanggung jawab son, tenanglah mereka pasti akan tetap bisa menjalankan perusahaan dengan baik meskipun kau sudah tidak lagi memimpin mereka. Endurance Corporation sudah menantimu nak, perusahaan yang Daddy bangun dari nol siap untuk kau jalankan bersama adikmu Aaric."     

"Aaric juga Daddy minta pulang?"tanya Abby terkejut.      

"Tentu saja, mana mungkin Daddy membiarkan Aaric tetap berada di Korea hidup bersama para wanitanya itu. Daddy harus merubah cara hidupnya yang kacau, Daddy yakin jika mommy mu tahu dia pasti sangat sedih,"jawab Fernando pelan sambil memijat kepalanya. "Bayangkan saja, adikmu itu sudah tinggal bersama kekasihnya yang mahasiswi kedokteran. Daddy benar-benar tak habis pikir, bagaimana bisa dia melakukan hal itu."      

"Aku yakin Daddy sudah tahu jawabannya kenapa kami seperti itu,"celetuk Abby sambil tertawa lebar.     

Fernando menatap tajam anak pertamanya. "Daddy memang brengsek, tapi Daddy tak mau kalian mengikuti apa yang Daddy lakukan dulu. Daddy berharap kalian mengikuti Mommy kalian yang luar biasa, tapi kenyataannya justru bertolak belakang. Kalian sama seperti Daddy saat Daddy masih muda dulu, bahkan lebih parah. Kalian masih 20 tahun son."     

Abby tertawa terbahak-bahak mendengar perkataan sang ayah, sudah lama sekali ia tak sebahagia ini melihat ayahnya tersiksa akan kenakalan dirinya dan sang adik. Jordan dan Marco yang duduk di kursi belakang pun hanya bisa tersenyum simpul mendengar percakapan ayah dan anak yang baru bertemu itu, sementara Justin masih tetap sama. Ia masih memilih sibuk dengan tablet pintarnya memonitor Aaric yang masih ada di St Petersburg, Russia.      

Perjalanan menuju bandara pun terasa sangat cepat untuk Abby yang sebenarnya belum rela meninggalkan Italia, tempat tinggalnya selama lebih dari 2 tahun. Banyak hal yang ia sudah lewati di negara itu, mulai dari memimpin para mafia, menjadi mahasiswa dan membangun perusahaan yang sudah bangkrut. Akan tetapi karena baktinya pada sang ayah akhirnya Abby memilih untuk meninggalkan semua yang ia miliki, apalagi saat ini ibunya juga sudah sangat merindukan dirinya. Karena itulah Abby tak berpikir dua kali, dengan menaiki pesawat jet bertuliskan W I L A N, Abby akhirnya pergi meninggalkan Sisilia, Italia dan bersiap menuju Ottawa rumahnya. Sebenarnya Fernando ingin pergi ke Korea Selatan terlebih dahulu untuk menjemput Aaric, namun karena tahu saat ini putra keduanya itu masih menyelesaikan urusan kekasihnya akhirnya Fernando memilih untuk membawa Abby pulang terlebih dahulu sebelum kembali pergi ke Korea untuk membawa pulang putra keduanya.      

"Sebelum tiba di Kanada silahkan baca ini Tuan muda,"ucap Justin pelan menyerahkan salah satu tablet pintarnya dengan logo W pada Abby.     

"Apa ini?"tanya Abby bingung.     

"Itu adalah perusahaan yang akan anda pimpin nanti Tuan muda,"jawab Justin sambil tersenyum.      

"Lho kenapa aku harus membacanya lagi? Bukankah aku akan bekerja di Endurance Corporation?"     

Justin tersenyum. "Memang Tuan, akan tetapi saat ini Endurance Corporation sudah dibagi dua oleh Tuan. Kantor anda dan kantor tuan muda Aaric akan berbeda gedung, meski dalam satu grup yang sama akan tetapi perusahaan kalian berbeda."      

"Tunggu, jadi maksudnya Daddy sudah memecah Endurance Corporation menjadi dua perusahaan?"     

"Betul sekali Tuan, karena itulah kenapa tuan Fernando menjemput anda pulang,"jawab Justin sambil tersenyum.      

Abby menelan ludahnya, ia kemudian memainkan jemarinya diatas layar tablet pintar milik Justin dan langsung terkejut saat melihat komplek kantor milik sang ayah kini sudah sangat berubah. Saat ini di komplek kantor Endurance Corporation sudah ada 2 gedung pencakar langit yang baru dan kantor lama Endurance Corporation, kantor yang masih digunakan Fernando untuk bekerja.      

"Nama tempat itu adalah Endurance Sky Building, dua gedung baru itu akan menjadi kantor anda dan kantor tuan Aaric. Sementara gedung lama Endurance Corporation akan tetap menjadi kantor tuan Fernando,"ucap Justin pelan menjelaskan gambar yang sedang dilihat Abby.     

"Jadi selama dua tahun ini Daddy sudah…"     

"Ya, Tuan Fernando membangun gedung-gedung berlantai 90 itu selama dua tahun dan kini tempat itu siap menunggu pemimpinnya datang." Justin memotong perkataan Abby sambil tersenyum.     

Abby menelan ludahnya kembali, ia tahu kemampuan ayahnya. Akan tetapi membangun dua gedung pencakar langit dengan 90 lantai dalam waktu dua tahun benar-benar luar biasa apalagi dengan segala fasilitas mewah yang ada di dalamnya, Abby benar-benar tak menyangka kegilaan ayahnya masih separah ini.      

"Kenapa Daddy yakin sekali kalau aku dan Aaric mau kembali, mungkin saja bukan kalau kami berdua menolak untuk memimpin perusahaan yang sudah Daddy bangun,"celetuk Abby pelan.     

Fernando yang baru saja pergi ke meja bar untuk mengambil wine favoritnya tersenyum, ia lalu memberikan putranya satu gelas kosong. "Kau seorang Willan, tak mungkin Daddy yang seorang Willan senior tak mampu membawa pulang Willan junior yang aku ciptakan. Jadi jangan berpikir terlalu jauh son, Daddy yang pertama kali memelukmu saat kau masih sebesar botol ketika menunggu giliran minum asi pada mommy mu kala itu. Jadi mana mungkin Daddy tak berhasil membawamu pulang hemm."      

Abby tersenyum lebar mendengar perkataan ayahnya, ia benar-benar tak bisa menang berdebat melawan ayahnya. Fernando Grey Willan memang masih sangat tangguh untuk dilawan dan Abby tahu persis akan hal itu, ada kebanggaan tersendiri melihat ayahnya masih bersinar di Amerika Utara disaat usianya sudah tak muda lagi.      

Karena tak mau ayahnya yang menuangkan wine, Abby akhirnya meraih botol wine yang baru saja diletakkan ayahnya diatas meja dan langsung menuangkan isinya ke dalam gelas sang ayah terlebih dahulu sebagai bentuk penghormatannya baru mengisi gelasnya sendiri. Setelah selesai mengisi gelasnya dengan wine Abby lalu mengangkat tinggi gelasnya mengikuti apa yang dilakukan ayahnya.      

"Demi kemajuan Endurance Corporation,"ucap Fernando dengan suara baritonnya yang khas.      

"Demi Endurance Corporation dan Willan,"sahut Abby dengan cepat     

"Dan demi kejayaan keluarga kita."     

"Demi kejayaan keluarga kita." Abby mengulangi perkataan ayahnya sebelum akhirnya membenturkan gelasnya dengan perlahan sebelum akhirnya menenggak habis wine mahal itu dengan sekali tenggak.     

Melihat cara Abby minum Fernando tersenyum, ia kemudian meletakkan gelasnya dimeja dan memeluk salah satu putra kebanggaannya dengan erat.      

"Welcome back Abraham Alexander Willan, my son."     

Bersambung     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.