You Are Mine, Viona : The Revenge

Aura yang berbicara



Aura yang berbicara

0Incheon, Korea Selatan.     
0

Setelah berada di udara selama hampir 8 jam 45 menit akhirnya pesawat jet yang membawa Aaric dan Keyla mendarat dengan sempurna di bandara Incheon dan mereka harus meneruskan perjalanan menuju Seoul menggunakan mobil yang masih membutuhkan waktu 60 menit perjalanan, karena sudah terlalu puas tidur di pesawat akhirnya sepanjang perjalanan menuju apartemen Aaric dan Keyla terus berbincang sehingga mereka tak menyadari kalau sudah tiba di basement apartment mewah Aaric.     

Aaric mengajak Keyla untuk naik terlebih dahulu ke kamar mereka yang ada dilantai paling tinggi meninggalkan Loren dan Bruce yang mengurus barang-barang pribadi mereka, meskipun Aaric tahu kalau Keyla sedang datang bulan akan tetapi ia sudah tak sabar ingin bermesraan dengan wanitanya itu. Karena itulah ia mengajak Keyla untuk naik secepatnya.     

"Aku rindu padamu."     

"Jangan nakal, kau tahu kan kalau aku..."     

"Iya aku tahu, tapi apa itu tandanya aku tak boleh menyentuhmu sedikitpun? Tubuh atasmu saja Key, serius aku sudah kacau karena menahan kerinduan yang besar ini Key."     

Keyla terkekeh, sejak berada di lift sampai kini mereka sudah sampai di depan pintu apartemen Aaric masih terus merengek dan hal itu membuat Keyla kasihan sebenarnya. Akan tetapi karena ia tak mau terjadi hal yang tak diinginkan akhirnya Keyla dengan tegas menolak permintaan Aaric.     

Begitu pintu berhasil terbuka Keyla langsung masuk dan terus tertawa karena lucu melihat betapa menggemaskannya Aaric ketika sedang mengingingkan dirinya, saat sudah berhasil sampai di ruang tamu langkah Keyla terhenti mendadak. Senyuman di wajahnya juga sudah hilang saat melihat seorang pria berpakian rapi tengah berdiri menghadap jendela yang tirainya sudah dibuka, membelakangi dirinya.     

"Ya sudah, kalau begitu buatkan aku orange jus saja dan berikan batu es yang banyak dan..."     

"Setelah dua tahun sepertinya seleramu belum berubah nak,"ucap sang pria yang sedang membelakangi Keyla dengan lembut ketika Aaric tiba di belakang Keyla.     

Seketika Aaric pun langsung menutup rapat bibirnya saat berhasil mengenali si empunya suara yang baru saja berbicara dengannya.     

"Siapa Alex?"tanya Keyla lirih setengah berbisik.     

Aaric masih membatu, ia kembali mempertajam pandangan kedua matanya untuk menyakinkan diri kalau tidak sedang salah lihat. Begitu sang pria misterius yang berdiri menghadap jendela berbalik dan menatap mereka barulah Aaric yakin tidak sedang salah lihat.     

"Long time no see son."     

"Hi Daddy."     

Keyla pun langsung menutup rapat mulutnya menggunakan kedua tangannya saat Aaric memanggil 'Daddy' pada pria misterius yang wajahnya sangat mirip dengan Aaric itu.     

"Kau tak mau mau memperkenalkan Daddy pada kekasihmu?"tanya Fernando pelan sambil menarik keluar kedua tangannya dari dalam saku celananya, sungguh meski Fernando sudah tak muda lagi namun auranya masih mampu membuat semua orang takut padanya. Seperti Aaric saat ini yang tak sengaja memundurkan kakinya satu langkah ketika berhasil mengenali sang ayah sudah berdiri dihadapannya.     

"Son..."     

Aaric langsung tersadar dari lamunannya ketika dipanggil lagi oleh sang ayah. "Hmmm Key, ini Daddyku dan Daddy ini Keyla."     

"I know her, she is Keyla Sharov a young doctor who just graduated,"ucap Fernando pelan dengan suara khasnya tersenyum penuh arti menatap Keyla yang terlihat sedang sangat bingung saat ini.     

"You investigate her?"     

"Sure."     

Aaric menghela nafas panjang. "Kenapa Dad? Ini hidupku, kau tak berhak ikut campur."     

Fernando terkekeh. "Selelah dua tahun ternyata kau tak berubah nak. Masih saja suka membantah, tapi Daddy suka. Karena itu artinya kau belum berubah dan Daddy senang."     

"Ayolah dad..."     

"Ayahmu baru datang ke tempat tinggalmu dan kau terus mengajaknya berbicara seperti ini tanpa mempersilahkannya duduk?"     

Aaric menggeram. "Silahkan duduk Dad, dimana pun kau suka."     

"Benar-benar anak nakal, ayp Keyla kau juga harus duduk. Banyak hal yang paman ingin ketahui tentangmu."     

"Hmmm i-iya paman..."     

Langkah Keyla terhenti saat Aaric mencekal tangannya. "Keyla tak ikut terlibat dalam pembicaraan kita Dad."     

"Kenapa? Daddy ingin mengenalnya lebih jauh, lagipula nak Keyla juga tidak keberatan."     

"Aku yang keberatan Dad,"sahut Aaric singkat dan tegas.     

Keyla terdiam saat mendengar perdebatan antara ayah dan anak itu, ia tak bisa berbuat apa-apa sampai akhirnya ia terpaksa harus masuk ke kamar saat Aaric memaksanya pergi. Walau sebenarnya Keyla ingin berbincang lebih lama dengan ayah sang kekasih namun akhirnya ia harus menurut dan langsung masuk ke kamar tanpa berani menoleh.     

Melihat Keyla masuk ke dalam kamar Fernando tersenyum lebar. "Gadis penurut, pantas saja kau suka padanya."     

"Sudahlah Dad, katakan terus terang. Apa mau Daddy datang ke Seoul, aku belum berhasil seperti yang Daddy mau. Jadi aku belum bisa pulang, jadi Daddy tak perlu melakukan hal ini sebenarnya,"ucap Aaric tanpa jeda, ia merasa kalau kedatangan ayahnya kali ini punya maksud lain.     

"Kau ini terlalu buru-buru, padahal sebenarnya Daddy ingin bicara banyak denganmu membahas agensi idol yang kau dirikan itu. Daddy sangat penasaran, sama seperti rasa penasaran Daddy pada kekasihmu itu."     

Kedua mata Aaric langsung menyipit, kini ia tahu kemana arah pembicaraan ayahnya. "Aku mencintai Keyla, kami sudah saling mengenal lebih dari satu tahun dan untuk informasi lain sepertinya aku sudah tak perlu menjelaskan lagi karena aku yakin Daddy sudah tahu."     

"Kau memang putraku, melihatmu seperti ini membuat Daddy teringat masa lalu dimana Daddy melawan granpa mu kala itu. Tapi sayangnya Daddy tak punya pilihan lain saat itu selain menuruti kemauan granpa dan menjadi anak yang baik untuknya,"ucap Fernando pelan sambil tersenyum.     

"Aku berbeda dengan Daddy, aku lebih mirip Mommy!"sahut Aaric ketus.     

Fernando langsung tertawa terbahak-bahak mendengar perkataan putra keduanya yang mengaku lebih mirip ibunya, padahal jelas-jelas dari sisi wajah dan postur tubuh saja mereka sangat mirip. Bak pinang dibelah dua, belum lagi dengan kepribadian dan sifatnya yang tak mau di atur. Apa yang ada pada Aaric saat ini adalah warisan Fernando seutuhnya, sedangkan Viona benar-benar tak memberikan andil apapun untuk kedua putranya itu.     

"Coba berkaca, lihat wajahmu. Apakah ada yang Mommy berikan padamu, hidung, mata, bibir, rahang dan semua bagian tubuhmu adalah warisan Daddy. Jadi bagaimana bisa kau sebut kalau kau mirip dengan Mommymu, son,"ucap Fernando penuh kebanggan.     

"Memang secara wajah aku mirip dengan Daddy, tapi tidak dengan sikapku. Aku sama seperti Mommy yang lemah lembut dan..."     

"Mommy kalian adalah gadis paling baik dan sempurna saat menikah dengan Daddy dulu, Daddy adalah cinta pertama dan terakhirnya. Coba pikir dari sifat Mommy kalian yang seperti itu mana yang kau miliki?"Fernando langsung memotong perkataan Aaric dengan langsung menyentil egonya.     

Aaric pun langsung mati kutu, dibanding sang ibu ia memang tak ada apa-apanya.     

"Baiklah langsung ke inti, apa mau Daddy datang jauh-jauh ke Seoul?"tanya Aaric dengan sopan, ia tak mau berdebat lagi dengan ayahnya.     

Fernando melirik pada Justin dan Justin pun langsung melakukan apa yang Fernando perintahkan, perlahan ia meletakkan tablet pintarnya diatas meja tepat dihadapan Aaric.     

"Apa ini?"tanya Aaric bingung.     

"Endurance Sky Building, kantor barumu."     

Bersambung     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.