You Are Mine, Viona : The Revenge

Kedatangan mafia Italia



Kedatangan mafia Italia

0Denise yang tak tahu kalau kedua kakak sepupu beserta pamannya sedang meeting dengan klien penting langsung menerobos masuk begitu saja ke ruangan meeting, kehadirannya pun sontak membuat semua orang yang ada di ruangan itu terdiam. Termasuk Zabina yang sedang memberikan penjelasan kepada semua orang.     
0

"Maaf, aku tak tahu jika sedang ada meeting."      

Fernando menghela nafas panjang, ia kemudian bangun dari kursinya dan berjalan mendekati Denise. "Lanjutkan meeting tanpa diriku."     

"Yes Dad." Aaric dan Abby menjawab kompak.     

Zabina dan timnya juga memberikan sebuah anggukan kecil tanda mengerti, setelah bicara seperti itu Fernando kemudian mengajak putri kesayangannya keluar dari ruang meeting.     

"Maaf Daddy, aku tak bermaksud mengganggu kalian,"ucap Denise lirih merasa bersalah sambil menundukkan kepalanya.     

Fernando terkekeh. "Daddy tak marah, jangan takut. Katakan ada kekuatan apa yang membuat the one and only princess Willan datang terburu-buru seperti tadi?"     

Denise langsung menghentikan langkah kakinya. "Papa, papa membuatku dipecat dari tempatku bekerja dan lebih parahnya lagi aku kini dikawal pria tanpa ekspresi sebanyak sepuluh orang kemana-mana. Aku bukan anak kecil Daddy, aku sudah besar. Aku bahkan kini seorang dokter."     

Denise bicara dengan meluap-luap, emosinya langsung datang saat mengingat pemecatannya yang baru saja terjadi beberapa menit yang lalu. Dengan penuh kasih Fernando membelai rambut Denise, ia benar-benar memperlakukan Denise seperti putri kandungnya sendiri. Tanpa bicara Fernando kemudian mengajak Denise berjalan menuju ke sebuah kursi yang berada di taman gantung Endurance Sky Building.      

"Dengar nak, kau adalah satu-satunya putri seorang Franklin Justin Willan. Dia adalah orang yang sangat keras kepala, bahkan saat dulu ia menikahi ibumu Daddy tak percaya. Daddy menganggap apa yang diinginkan oleh papamu itu hanyalah sebuah gurauan, sampai akhirnya papamu bener-bener nikah dengan mamamu. Mereka menunggu lama sekali untuk mendapatkan princess cantik sepertimu hadir, karena itulah sejak kau lahir mereka memberikan semua yang terbaik untukmu dan bukan hanya mama dan papamu saja yang melimpahkan kasih sayangnya padamu dengan besar. Daddy dan Mommy juga ikut membesarkanmu dengan penuh kasih sayang bersama kedua kakakmu, jadi wajar saja kalau sekarang ketika kau sudah tumbuh menjadi seorang gadis yang sangat cantik kami semua khawatir dan was-was. Apalagi sejak kasus perundungan yang kau terima di kampus, kami semua menjadi…"     

"Wait, kalian tahu soal Claire dan Saga?"potong Denise dengan cepat.     

Fernando menatap Denise dengan geli. "Kota ini milik kita, milik keluarga Willan. Mana mungkin hal seperti itu tak kami ketahui Denise, meski kedua kakakmu itu tak bicara tapi Daddy punya banyak mata yang bisa memberikan Daddy informasi. Kau adalah harta berharga kami Denise, jadi wajar kalau kami memberikan penjagaan yang ketat padamu. Jadi jangan salahkan papamu yang membuat direktur rumah sakit memecatmu, karena sebenarnya Daddy lah yang bertanggung jawab akan hal itu. Kalau apra bodyguard itu baru tanggung jawab papamu."     

Kedua mata Denise membeliak, ia tak percaya ternyata apa yang terjadi padanya ada campur tangan seorang Fernando Grey Willan.      

"Sekarang kau pulang dan istirahat, besok pagi temui Paman William di Global Bros. Kau akan mulai bekerja disana mulai besok."     

Lagi-lagi Denise kehabisan kata-kata mendengar perkataan sang Daddy, ia tak percaya semuanya sudah diatur dengan sangat rapi. Tanpa sepengetahuannya, Denise lupa kota Ottawa ada dibawah kendali seorang Fernando Grey Willan.      

"Kedua kakakmu yang sudah merantau ke Korea dan Italia saja kembali ke Endurance Corporation, bagaimana bisa seorang Denise Jolie Willan yang seorang dokter hebat bekerja untuk rumah sakit lain. Hancur harga diri Daddy mu ini princess, jadi jangan marah lagi, jangan kesal lagi. Karena semua ini atas ide Daddy, papamu hanya melakukan apa yang Daddy perintahkan untuk memberikan pengawalan kepadamu,"imbuh Fernando kembali menambahkan perkataan yang sebelumnya, suara baritonnya terdengar jelas dan penuh perintah yang tak bisa dibantah.      

Seketika semua kemarahan Denise pun hilang, ia tahu melawan sang Daddy bukanlah ide yang bagus. Tak ada yang bisa melawan Fernando Grey Willan.      

"Ya sudah kalau begitu aku pulang,"ucap Denise lirih.     

"Good, Daddy akan memantau keberadaanmu sesampai di rumah. Ingat Denise, Daddy mu ini adalah penguasa Amerika Utara jadi jangan khawatir tak akan ada lagi yang berani membully putri kesayangannya. Sampai rumah langsung kabari Daddy, ok."     

Denise menganggukkan kepalanya dengan memasang wajah yang di lipat, ia benar-benar tak bisa berkata-kata lagi saat ini. Ternyata keputusannya datang ke kantor sang Daddy salah, setelah mendapatkan kecupan di pucuk kepalanya Denise kemudian berjalan dengan langkah lesu menuju lift untuk turun ke lobby.      

Fernando hanya tersenyum melihat tingkah keponakan yang sudah ia anggap sebagai putrinya itu, Fernando pun memutuskan kembali ke kantornya dan tak melanjutkan meeting bersama kontraktor asal Ukraina itu. Ia sudah mempercayakan semuanya pada kedua putra kebanggaannya.      

"Baik, karena kita setuju maka kami akan mulai mengirim semua barang-barang ke Mesir mulai besok bersamaan waktunya dengan keberangkatan orang-orang dari Endurance Corporation yang akan memeriksa besi-besi penopang untuk pemasangan panel-panel surya itu,"ucap Zabina Petrov saat mengakhiri perkataannya.     

"Ok, see you there, Miss Petrov,"jawab Aaric ramah.      

"See you there,"sahut Zabina kembali.      

Karena anak buahnya sudah selesai merapikan barang-barang, Zabina pun pamit pada Aaric. Ia tak berbicara dengan Abby karena Abby sedang sibuk menerima telepon dari seseorang, terlihat sangat serius dan Zabina tak mau mengganggu.      

"Kau yakin, mereka ada di Ottawa?"     

"Yakin Tuan, bahkan putri bungsunya juga ikut."     

Abby memijat keningnya dengan keras, Ruben Oliviera ada di Ottawa adalah sebuah masalah untuknya. Wajahnya terpasang dimana-mana saat ini, berdua dengan adiknya. Dan Abby yakin sekali Ruben Oliviera yang kini menjadi pemimpin organisasi terbesar di Italia akan mudah mengenalinya, apalagi Natalie Oliveira teman kuliahnya. Memikirkan hal itu membuat Abby cemas, ia tak mau kehidupan lamanya di Sisilia 2 tahun lalu diketahui oleh sang ibu.      

Meski meeting dengan vendor sudah selesai, namun sebenarnya Abby tidak diperkenankan pergi meninggalkan kantor pasalnya ia masih harus menghadap sang ayah untuk menjelaskan hasil meeting yang baru selesai. Akan tetapi karena mengingat soal keberadaan Ruben Oliviera di Ottawa akhirnya Abby memutuskan untuk segera pergi meninggalkan kantor dan memberikan pesan kepada adiknya untuk menyampaikan permintaan maafnya pada sang Daddy.      

"Penting katanya, cih... menyebalkan,"gerutu Aaric pelan saat melihat sang kakak pergi dari ruangan meeting meninggalkan setumpuk pekerjaan kepadanya.      

Abby terus berlari begitu keluar dari lift, Iya tak menghiraukan banyak staf yang menyapanya. Dalam pikirannya saat ini adalah ingin menyingkirkan semua foto-foto dirinya dan sang adik yang terpasang di beberapa titik strategis yang berada di pusat kota.      

"Tidak, mommy tak boleh tahu aku seorang mafia,"ucap Abby dalam hati saat sudah berada di dalam mobil kesayangannya menuju jalan raya, begitu mobil Abby keluar dari area Endurance Sky Building lima mobil hitam yang dipimpin Marco dan Jordan yang memberitahukan soal kedatangan Ruben Oliviera dan keluarganya ke Ottawa pada Abby.      

Bersambung     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.