You Are Mine, Viona : The Revenge

Found you



Found you

Saat Abby pulang Aaric sedang menikmati makan malamnya seorang diri, meski sebenarnya ia sudah makan namun Abby tetap menghampiri sang adik dan bergabung dengannya di meja makan.     

"Sepi, Mommy dan Daddy kemana?"tanya Abby pelan sambil meraih kentang goreng milik Aaric, padahal sebenarnya di atas meja tersaji banyak sekali jenis makanan yang lain.     

"Honeymoon."     

"Oh honey... what!!!"     

Aaric meletakkan garpu dan pisaunya diatas piringnya. "Iya, Mommy dipaksa Daddy pergi ke LA untuk berlibur beberapa menit yang lalu."     

"Jangan bergurau Aaric, pekerjaan kita masih banyak dan Daddy tak mungkin pergi disaat seperti ini bukan?"     

"Tanya saja pada Teddy, dia juga melihat bagaimana Mommy diseret pergi oleh Daddy naik ke helikopter tadi."     

Abby langsung menoleh ke arah Teddy yang berdiri tak jauh dari tempat mereka duduk.     

"Ta-tapi anda tak usah khawatir Tuan, sepertinya Tuan dan Nyonya hanya pergi sebentar. Besok juga sudah kembali,"jawab Teddy tergagap.      

"Iya tapi kenapa Daddy pergi mendadak seperti ini?"tanya Abby bingung sambil menoleh ke arah Aaric yang masih menikmati makan malamnya.     

"Jangan tanya aku, karena aku pun juga bingung. Aku tak tahu kenapa Mommy mau saja diajak pergi oleh Daddy seperti tadi, menyebalkan."      

Abby menaikkan satu alisnya, ia sepertinya berhasil mendapatkan sebuah petunjuk. "Apa yang sebenarnya sudah terjadi? Aku yakin sebelumnya pasti sudah terjadi sesuatu bukan?"     

Aaric menelan potongan daging yang belum sempurna ia kunyah dan langsung minum air putih untuk memperlancar tenggorokannya, setelah merasa cukup tenang akhirnya Aaric mulai menceritakan apa yang terjadi pada sang kakak hari ini di rumah sakit Global Bros. Bukannya marah Abby justru tertawa terbahak-bahak saat tahu adiknya mendapatkan nasib sial, menurutnya Aaric mendapatkan kesialan karena diperlakukan seperti bayi kecil dan hal itu membuatnya senang.      

"Shut up!! Daddy dan Mommy memang seperti itu sejak kita kecil, ingat kak KITA bukan hanya aku saja. Coba saja kalau kau yang sakit, mereka pasti akan sama paniknya seperti tadi,"sahut Aaric ketus mencoba menghentikan sang kakak yang terus menertawakan dirinya.      

"Karena itulah aku tidak mau sakit, karena kalau aku sakit mereka pasti akan memperlakukanku seperti saat aku masih berumur 10 tahun. Aku masih ingat jelas kejadian itu hari jadi, Daddy menghentikan seluruh kegiatan di sekolah hanya untuk menjemputku pulang dan membawaku ke rumah sakit pasca aku tertular flu darimu,"jawab Abby ketus saat mengingat masa kecilnya yang dipenuhi kekhawatiran Fernando dan Viona.      

Aaric terkekeh. "Itu namanya ikatan batin kak, seperti yang dikatakan orang-orang bahwa setiap anak kembar pasti memiliki ikatan batin yang tak bisa dijelaskan dengan logika. Jadi tak heran kalau misalkan aku sakit lalu kau juga ikut sakit jadi jangan salahkan aku."     

"Cih ikatan batin apanya, hari ini benar-benar aneh dan iya aku punya satu kejadian aneh juga."     

"Kejadian aneh apa?"tanya Aaric penasaran.      

"Jadi tadi siang aku aku meninggalkan kantor karena tiba-tiba Jordan dan Morgan mengatakan kalau rivalku saat masih berada di Italia datang ke Kanada untuk berlibur, saat itu aku mengingat kalau banyak foto kita terpajang di berbagai tempat yang strategis untuk mempromosikan proyek mega besar Endurance Corporation di Mesir. Karena itulah aku langsung berusaha datang ke tempat dimana foto-foto itu terpasang untuk minta diturunkan, namun pada saat aku sudah tiba di salah satu mall yang paling banyak dikunjungi turis aku teringat kalau rivalku itu tidak akan mungkin bisa mengenali wajahku. Seperti yang kau tahu bahwa selama aku memimpin organisasi di sana, aku selalu menggunakan topeng dan tak pernah melepasnya sekalipun dihadapan semua rivalku kecuali pada saat aku di kampus yang notabene tak ada satupun orang yang mengenalku. Karena itulah aku tidak meneruskan niatku untuk meminta orang-orang itu menurunkan foto-foto kita dan akhirnya aku memutuskan makan bersama Marco dan Jordan di sebuah restoran Cina yang ada di mall itu, pada saat aku hampir sampai di di restoran itu tiba-tiba ada seorang gadis aneh yang menghentikan langkahku. Gadis itu seperti mencoba mengajakku bicara walau pada kenyataannya dia tidak mengucapkan apa-apa, namun dari body language aku bisa menilai kalau ada sesuatu yang ingin disampaikan gadis itu padaku. Apalagi dari caranya mempertahankan diri saat berusaha disingkirkan oleh Marco dan Jordan dari hadapanku,"jawab Abby panjang lebar berusaha mengingat kejadian tadi siang.      

Kedua mata Aaric langsung membulat sempurna. "Gadis, gadis seperti apa? Maksudnya ciri-cirinya?"     

"Cantik, gadis itu cantik meski tak menggunakan makeup. Hanya saja.."     

"Hanya apa?"     

"Hanya saja aku tak bisa melihat seluruh wajahnya karena dia menggunakan kacamata hitam,"jawab Abby dengan cepat.     

Aaric langsung terdiam, otaknya bekerja dengan cepat. Secara tiba-tiba ia bangun dari kursi dan langsung berlari keluar dari rumah meninggalkan sang kakak tanpa bicara apa-apa.      

"Isshh..tadi kau menggerutu, tapi ternyata kau juga aneh Aaric. Menyebalkan, sebenarnya ada apa dengan orang-orang. Kenapa mereka bersikap aneh hari ini,"umpat Abby kesal saat menyadari kalau ia menjadi satu-satunya orang yang ada di rumah pasca ditinggalkan kedua orangtuanya yang mendadak pergi ke LA dan sang adik yang baru saja pergi tanpa pamit.     

Karena kesal Abby pun memilih naik ke kamarnya di lantai dua untuk beristirahat, meski hari ini ia tak sepenuhnya ada di kantor namun tetap saja tubuhnya butuh istirahat.     

Sementara itu Aaric yang sudah berada di dalam mobilnya tengah terlibat perbincangan serius dengan Bruce dan Loren melalui telepon.     

"Cek imigrasi, aku yakin Keyla Sharov ada di Kanada. Aku mau datanya segera kau kirim padaku Bruce,"ucap Aaric dengan cepat saat sedang mengendarai mobilnya.      

"Siap Tuan, aku akan memastikan sekarang."     

"Ok, kirimkan datanya secepatnya padaku. Saat ini aku sedang dijalan menuju ke tempat terakhir dia berada dan….."     

Aaric menghentikan perkataannya saat ia melihat ada seorang gadis menyeberang jalan secara tiba-tiba, secara spontan Aaric langsung menginjak rem mobilnya dengan kuat sehingga membuat ponsel yang ia letakkan di kursi jatuh kebawah saat ia mengerem mendadak.      

"Hallo Tuan...anda tidak apa-apa kan? Anda baik-baik saja kan Tuan?"tanya Bruce di ujung telepon panik, ia mendengar kegaduhan secara tiba-tiba.      

Aaric hanya keningnya menghantam setir berusaha duduk. "Aku baik-baik saja, ya sudah aku tutup panggilan teleponmu."     

"Tapi Tuan...Bipp…"     

Aaric yang merasa sedikit pusing langsung mematikan teleponnya dan keluar dari mobilnya untuk memeriksa gadis yang membuatnya melakukan rem mendadak, kedua mata Aaric menyipit saat melihat seorang gadis tengah terduduk di tengah jalan raya dengan kedua lututnya yang terluka. Perlahan Aaric mendekati gadis itu dan berlutut di hadapannya dengan gentle.      

"Kau tidak apa-apa Nona?"     

Gadis berambut hitam pekat yang sedang menunduk itu perlahan mengangkat wajahnya untuk melihat siapa yang sedang berbicara dengannya, seketika kedua matanya berbinar saat melihat sosok pria yang ada di hadapannya.      

"Alex!!!! Akhirnya aku menemukanmu!!!"     

Bersambung     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.