You Are Mine, Viona : The Revenge

Bahagia ( yang belum usai )



Bahagia ( yang belum usai )

0Hari demi hari dilalui dengan penuh kebahagiaan oleh Fernando dan Viona, melihat perkembangan anak-anak membuat Fernando enggan kembali ke kantor. Tapi karena kantor membutuhkan kehadirannya sebagai CEO akhirnya Fernando pun memutuskan untuk kembali bekerja di kantor, walaupun dengan berat hati. Setelah mengumumkan keberadaan Abby dan Aaric pada semua orang melalui sebuah wawancara khusus nama Fernando dan Viona berhasil memuncaki pencarian di hampir seluruh media sosial. Begitu pula dengan Abby dan Aaric yang berhasil menjadi idola baru, sejajar dengan bayi-bayi para artis yang selama ini di idolakan hampir semua orang.      
0

Fernando memutuskan untuk memberitahukan kepada semua orang perihal keberadaan anak-anaknya setelah Natasya benar benar pergi meninggalkan Kanada, meskipun Nessi belum diketahui keberadaannya namun bagi Fernando dengan tidak adanya Natasya ia yakin Nessi tidak akan berani berbuat macam-macam karena Fernando tahu otak dari semua kejahatan Nessi adalah Natasya. Dokter Cecilia pun juga sudah diperbolehkan pulang dengan catatan ia masih harus berada di ranjang selama satu minggu kedepan dan membuatnya otomatis harus mengambil cuti yang mana secara otomatis Andrew juga harus berada dirumah untuk menjaga istrinya itu. Cutinya dokter Cecilia pun akhirnya membongkar rahasia tentang kehamilannya dan membuat para profesor kaget, mereka yang selama ini menjaga kabar kehamilan istri-istri mereka dari dokter Cecilia ternyata justru dibuat terkejut saat mengetahui fakta bahwa dokter Cecilia sudah hamil.     

"Aku benar-benar sangat senang, akhirnya dokter Cecilia hamil juga,"ucap profesor Dexter penuh syukur saat menikmati segelas kopi pahit kesukaannya di kantin.     

"Iya, setidaknya dengan kehamilannya kita tak perlu lagi menyembunyikan kabar kehamilan istri kita darinya,"sahut profesor William sambil tersenyum.      

Profesor Frank yang sedang makan pun hanya tersenyum mendengar perkataan kedua profesor yang sedang duduk di hadapannya itu, sejak mengetahui kalau dokter Louisa hamil kembali profesor Frank menjadi lebih kalem dan lebih bijaksana. Ia lebih mudah tersenyum dan mau menegur staf lainnya terlebih dahulu, sehingga citranya sebagai profesor yang kejam pun perlahan memudar.      

"Oh iya Frank aku hampir lupa, aku ingin memberikan ini padamu,"ucap profesor Dexter tiba-tiba sembari memberikan sebuah amplop putih pada profesor Frank.      

"Apa ini?"     

"Surat cuti untuk dokter Louisa,"jawab profesor William dengan cepat mendahului profesor Dexter.      

Profesor Frank hampir tersedak mendengar perkataan profesor William. "Ja-jadi kau sudah membuat surat cuti untuk istriku?"     

"Yes dan surat cuti itu berlaku satu tahun." Profesor William kembali menyerobot profesor Dexter yang mau menjawab pertanyaan profesor Frank.      

"Awww!! Kau kenapa Dexter,"pekik profesor William kesakitan saat tiba-tiba profesor Dexter mencubit lengannya. "Seperti wanita saja mencubit lengan orang."     

"Rasakan, makanya jangan menyela pembicaraan orang,"sahut profesor Dexter tanpa rasa dosa.      

"Menyela? Siapa yang menyela!!!"tanya profesor William dengan suara meninggi.     

Profesor Dexter meletakkan gelas yang sejak tadi ia pegang dan berkata, "Ya kau itu, kau lah yang sejak tadi memotong perkataanku."     

"Mana ada ya, aku hanya menjawab pertanyaan Frank saja tidak lebih,"ucap profesor William tak merasa bersalah.     

"Nah itu, seharusnya aku yang menjawab pertanyaan Frank bukan kau Will. Aku direktur rumah sakit ini, aku yang berhak menjelaskan perihal surat cuti yang aku berikan pada dokter Louisa,"ketus profesor Dexter jengkel.     

Brakk     

Tiba-tiba profesor Frank memukul meja yang ada di hadapannya mereka dengan keras, sehingga membuat kedua profesor yang sedang bertengkar itu diam seketika.      

"Kalian berdua tak pantas jadi petinggi rumah sakit ini, kalian sama-sama seperti anak kecil. Sepertinya aku harus bicara pada kakakku untuk mencari pengganti kalian,"ucap profesor Frank dingin sambil menatap profesor William dan profesor Dexter secara bergantian, tak lama kemudian ia pun berjalan pergi meninggalkan kantin menuju ruangan kerjanya lagi sambil membawa surat cuti untuk dokter Louisa yang diberikan profesor Dexter sebelumnya. Dan pada saat meraih surat cuti itu profesor Frank sengaja memukul meja kembali dengan keras.      

Profesor William dan profesor Dexter pun nampak saling pandang beberapa saat, sampai akhirnya mereka berdua berlari menyusul profesor Frank meninggalkan kantin dan membuat para staf medis yang lain tertawa melihat tingkah ketiga petinggi rumah sakit itu. Meskipun mereka terlihat bertengkar, namun kenyataannya mereka tidaklah benar-benar bertengkar.      

Bukan demi bulan pun berlalu, suasana rumah sakit perlahan menjadi lebih ramai karena banyak dokter-dokter muda lainnya yang bergabung di rumah sakit untuk mengisi beberapa posisi kosong. Terutama untuk menggantikan posisi dokter Louisa dan dokter Cecilia, yang diberikan perlakuan sama seperti yang Viona dapatkan sebelumnya. Mengingat apa yang terjadi pada kedua dokter wanita itu akhirnya pihak rumah sakit pun memberikan kebijaksanaan untuk mereka cuti selama masa kehamilan ini dan diperbolehkan masuk kerja lagi setelah mereka melahirkan. Andrew yang mendengar kabar ini pun sangat bahagia, ia langsung menghubungi Fernando untuk mengucapkan terima kasih. Karena ia tahu apapun yang terjadi di rumah sakit Global Bros pastinya melewati persetujuan seorang Fernando terlebih dahulu, maka dari itu ia langsung menghubunginya.      

Viona sendiri pun secara khusus memberikan pengalamannya kepada keempat temannya yang sedang hamil itu, ia memberikan beberapa tips untuk keempat wanita itu saat menghadapi beberapa masalah selama hamil.      

"Trimester ketiga adalah masa yang cukup rawan, jadi kalian harus hati-hati. Kalian mengerti maksudku kan?"ucap Viona pelan mengulangi perkataannya yang sebelumnya saat bicara pada Anastasia, Aurelie, dokter Louisa dan dokter Cecilia yang saat ini sedang melakukan konferensi call melalui aplikasi zoom itu.      

"Iya dokter, saya mengerti,"jawab Aurelie yang pertama menjawab perkataan Viona.     

"Siap dokter, saya paham." Anastasia yang sedang menikmati cemilannya berbicara dengan mulut mengembang karena penuh makanan.     

"Kunyah dulu makananmu, awas tersedak Anastasia,"ucap dokter Cecilia khawatir.      

"Biarkan saja Cecil, aku juga sudah lelah menasehatinya, nanti kalau tersedak juga dia sendiri yang rugi,"imbuh dokter Louisa ketus, ia kesal sekali melihat cara makan Anastasia akhir-akhir ini.      

"Sudah-sudah jangan bertengkar, kalian ini. Dan untukmu Anastasia tolong lebih perhatikan masukan-masukan dari kami ya, ini demi kebaikanmu dan si kecil. Kau tak mau kan membahayakannya jika kau makan dengan cara seperti itu." Viona yang sejak tadi menjadi penonton pertengkaran kecil ketiga wanita hamil di depannya itu akhirnya melerai mereka. "Ingat usia kandungan kalian semua akan memasuki sembilan bulan, aku minta kalian lebih hati-hati menjaga diri dan perhatian pola istirahat serta olahraga kecil. Aku mau adik-adik Abby dan Aaric lahir dengan selamat dan sehat, begitu juga dengan aunty-aunty anak-anakku."      

Mendengar perkataan Viona membuat Anastasia, Aurelie, dokter Louisa dan dokter Cecilia terharu. Mereka benar-benar merasa sangat beruntung sekali mengenal Viona yang selama sembilan bulan ini mendampingi masa kehamilan mereka, tak lama kemudian obrolan rutin mereka sebelum tidur pun ditutup karena Abby dan Aaric tiba-tiba menangis karena ulah Fernando yang terus menggoda anak-anaknya yang sudah semakin menggemaskan dan sangat mirip dengannya itu.      

Viona menyimpan laptopnya dengan rapi di atas meja, di area yang tak terjangkau oleh anak-anaknya yang sudah semakin aktif itu dan mendekati Fernando yang sedang tertawa puas melihat kedua anaknya berguling-guling di lantai yang sudah dialasi karpet dari Turki. Viona menggelengkan kepalanya melihat kejahilan Fernando.     

"Apalagi sekarang babe? Please jangan ganggu anak-anak, kau ini suka sekali melihat anak-anak menangis,"ucap Viona pelan saat mencoba meraih kedua anaknya yang sedang merajuk.     

"Aku tak melakukan apa-apa, aku hanya membuat mereka berolahraga saja,"jawab Fernando tanpa rasa bersalah.      

"Akh kau ini, sudah sana mandi. Pulang dari kantor itu langsung mandi dan berganti pakaian Daddy, setelah itu baru main dengan anak-anak. Jangan dibiasakan, bajumu itu banyak kuman. Kau tak mau kan kalau kuman-kuman itu menempel pada anak-anak,"sahut Viona ketus.     

"Mana mungkin, aku sehari ini dikantor dan tak bertemu siapapun."Fernando langsung membela diri dengan cepat.      

"Sama saja, ya sudah sana cepat mandi atau malam ini aku tidur dengan anak-anak ya,"ucap Viona dengan pelan penuh intimidasi.      

Mendengar perkataan sang istri Fernando langsung bangun dari lantai dan bergegas menuju kamarnya untuk mandi, meninggalkan Viona bersama anak-anak di kamar bermain kedua putra kebanggaannya yang sudah sangat luar biasa itu. Melihat Fernando pergi begitu saja Viona pun tersenyum dan kembali menimang-nimang kedua anaknya yang sedang ia peluk.      

"Terima kasih atas kebahagiaan ini Tuhan, terima kasih,"ucap Viona lirih dengan mata berkaca-kaca, sampai detik ini ia tak menyangka akan bisa hidup sebahagia ini bersama Fernando dan anak-anaknya. Padahal jika mengingat awal-awal pernikahannya dengan Fernando yang penuh tangis itu, Viona tak pernah membayangkan akan melewati masa-masa bahagia seperti saat ini. Oleh karena itu ia selalu mengucap syukur atas semua kebahagiaan yang ia dapatkan sekarang.      

Ketika Viona bahagia dengan anak-anaknya, di sebuah rumah sakit kecil di dekat kediaman Shane Williams terlihat sedang sibuk karena Nessi yang sedang hamil sembilan bulan terjatuh di taman yang mengharuskannya melahirkan secara caesar untuk menyelamatkan sang bayi.      

"Oeekk oeekkk…" Seorang bayi wanita cantik pun berhasil dikeluarkan dari rahim Nessi, bayi cantik yang memiliki wajah teduh seperti sang ayah itu berhasil diselamatkan oleh tim dokter.      

Nessi yang masih sadar perlahan menoleh ke arah bayinya dan Shane, senyumnya mengembang ketika melihat putrinya yang sangat cantik itu.      

"Mommy memang gagal menjadi nyonya Willan, tapi kau tak boleh gagal anakku. Kau harus menjadi salah satu istri dari anak-anak Fernando, kau harus membuat Viona gila karena melihat anak-anaknya tergila-gila padamu. Kau harus tumbuh menjadi gadis yang luar biasa putriku, Cleopatra ku,"ucap Nessi dalam hati penuh tekad, begitu mengetahui kalau bayi yang sedang ia kandung adalah perempuan Nessi pun menjaga kandungannya dengan sangat baik. Nessi pun bertekad menjadikan anaknya sebagai petaka bagi keluarga Willan, alat balas dendamnya pada Viona.      

END     

******     

See you soon on season 2 dan terima kasih atas semua cinta kakak-kakak semua :red_heart:     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.