You Are Mine, Viona : The Revenge

We save you Mommy



We save you Mommy

018 tahun kemudian     
0

Setelah Abby dan Aaric berusia satu tahun Fernando mengajak Viona dan anak-anaknya pulang ke istananya, rumah pertama dimana ia dan Viona menjalin semuanya. Ia memutuskan untuk membawa anak-anak dan istrinya pulang ke istana lamanya, karena ia merasa anak-anaknya butuh ruang terbuka lebih banyak untuk beraktivitas. Awalnya Viona sedikit keberatan namun setelah Fernando mengatakan kalau semuanya akan baik-baik saja akhirnya Viona pun menurut, kehidupan mereka pun berjalan dengan sangat baik dan penuh kebahagiaan. Viona dan Fernando tak memiliki anak lagi, mereka memutuskan hanya ingin memiliki Abby dan Aaric saja. Fernando tak mau membagi tubuh istrinya untuk satu bayi lagi dan keputusan Fernando itu disetujui oleh Viona.      

Meskipun anak kembar Abby dan Aaric memiliki sifat yang sangat berbeda jauh, keduanya benar-benar mirip Viona dan Fernando. Abby sang anak pertama yang mirip Fernando dan Aaric yang mirip Viona, padahal awalnya dari kecil Abby lebih mirip Viona sifatnya akan tetapi seiring bertambah usia ia justru mewarisi sifat sang ayah. Walaupun memiliki kepribadian yang jauh berbeda akan tetapi mereka tumbuh dengan sangat sempurna menjadi pemuda-pemuda tampan yang akan membuat siapapun terpesona, dengan ketampanan yang mereka warisi dari sang ayah membuat Abby dan Aaric menjadi idola di sekolah mereka masing-masing.      

"Habiskan makananmu Abby,"ucap Fernando pelan pada anak pertamanya yang nampak hanya mengacak-acak makanan yang ada di piringnya.      

"Aku kenyang dad,"jawab Abby asal bicara.      

Viona tersenyum, meskipun sudah memiliki dua anak yang beranjak dewasa akan tetapi kecantikannya tak luntur. Dengan cepat ia meraih garpu yang masih dipegang sang putra pertamanya itu dan mengambil sepotong daging dari piring dan mengarahkannya ke mulut Abby.      

"Open your mouth,"pintanya lembut.     

Seperti anak kecil dengan cepat Abby membuka mulutnya dan langsung mengunyah daging sapi terbaik itu dengan lahap.     

"Cih, like a baby!!"ucap Aaric pelan menyindir sang kakak.     

Abby menoleh ke arah sang adik yang hanya berbeda beberapa menit itu dengan tatapan tajam. "Bilang saja kau iri,"ujarnya membela diri.      

"Iri? Aku? Oh tidak mungkin,"sahut Aaric dengan cepat sambil mengibaskan tangannya di udara menolak tuduhan yang diberikan oleh sang kakak.      

Fernando yang sangat mengenal sifat kedua anaknya itu lalu menusuk sepotong daging menggunakan garpunya dan langsung mengarahkannya ke mulut Aaric.      

"Aaa…"     

"Dad please!!!"     

"Ayo, tangan Daddy pegal ini,"sahut Fernando dengan tegas.     

Tanpa melawan lagi Aaric pun membuka mulutnya dan menerima suapan dari sang ayah yang mana apa yang baru saja dilakukan oleh Aaric langsung mau buat Abby tertawa terbahak-bahak.      

"Berkacalah Aaric hahaha…"     

Aaric yang sedang mengunyah potongan daging wagyu yang diberikan oleh sang ayah tak bisa berkata apa-apa saat sang kakak menggoda dirinya seperti itu, yang bisa ia lakukan adalah terus mengunyah supaya ia bisa membalas sang kakak lagi. Akan tetapi sepertinya niatnya tak bisa terlaksana karena sang ayah justru memberikan makanan lagi padanya, begitu juga dengan Abby yang masih terus menikmati makanan yang diberikan oleh sang ibu. Alhasil karena keduanya sama-sama makan dari tangan ayah dan ibunya kedua anak kembar itu pun tak jadi saling ejek, Fernando dan Viona memang punya cara yang tepat untuk menyudahi pertengkaran kecil kedua anak lelakinya yang sudah mulai beranjak dewasa itu.      

Teddy dan para pelayan yang berdiri tak jauh dari meja makan itu pun hanya tersenyum melihat pemandangan yang hangat itu, mereka sangat senang melihat kedua tuan muda kecilnya yang sudah mulai dewasa itu sangat patuh kepada ayah dan ibunya. Yang mana biasanya untuk anak-anak seusia mereka justru lebih banyak membangkang kepada kedua orang tuanya, tak lama kemudian Fernando pun meninggalkan meja makan karena ia sudah selesai menyuapi anak kesayangannya begitu juga Viona. Sepasang suami istri itu lalu berjalan menuju ruang keluarga untuk bersantai meninggalkan kedua anak kembarnya yang masih menikmati desert, meskipun sudah tumbuh menjadi pemuda yang menjadi idaman para gadis namun saat dirumah kedua titisan Fernando itu seperti anak kecil. Mereka masih suka menikmati desert setelah makan, seperti kali ini. Namun karena makan pagi kali ini mereka mendapatkan dessert sour cream panna cotta with strawberry jadi mereka bisa membawa desert menyehatkan itu ke ruang keluarga menyusul ayah dan ibunya sambil menikmati dessertnya.      

"Kalian ini, tak bisakah disiplin sedikit,"hardik Fernando cukup keras saat melihat kedua anaknya membawa gelas berisi sour cream panna cotta mereka ke ruang tamu, Fernando tak suka sekali kalau melihat anak-anaknya makan di sembarang tempat. Karena menurutnya tempat makan adalah meja makan.      

"Maaf Daddy,"sahut Aaric dan Abby kompak sambil menundukkan wajahnya dan berniat kembali lagi ke meja makan.     

Namun pada saat akan melangkahkan kakinya menuju meja makan Viona langsung mencekal tangan kedua anak kesayangannya itu, ia bahkan langsung mengajak kedua anaknya duduk di sampingnya tepat persis dihadapan Fernando.     

"Babe, come on.."     

"Jangan terlalu kaku, lagipula mereka hanya makan dessert. Bukan makanan berat dan yang pasti tak akan mengotori ruang tamu ini, jadi kau tak usah khawatir." Viona langsung memotong perkataan Fernando dengan ketus membela kedua anaknya yang ingin makan bersamanya di ruang tamu.      

"Setiap ruangan itu sudah dibuat sesuai fungsinya, jadi bukankah lebih baik kalau makan itu ada di tempatnya bukan di ruang keluarga seperti ini. Ruang keluarga adalah ruangan untuk bersantai untuk kita bercengkrama, berbagi cerita bukan untuk tempat makan. Aku melakukan ini hanya ingin menunjukkan pada mereka untuk disiplin saja babe, anak-anakmu sudah besar dan mereka adalah laki-laki yang akan memimpin banyak orang nantinya. Dan untuk memimpin banyak orang mereka harus disiplin dan disiplin itu dimulai dari hal-hal kecil seperti ini,"ucap Fernando panjang lebar.     

Viona menghela nafas panjang mendengar perkataan sang suami, ia tak percaya setelah bertahun-tahun menikah Fernando masih sangat menyebalkan. Tanpa bicara ia pun bangun dari sofa dan mendekati Fernando yang duduk di hadapannya, dengan sedikit menunduk Viona mendekati tubuh Fernando dan berbisik, "Kalau memang begitu jadi jangan harap kau bisa melakukan itu lagi di tempat lain selain di ranjang."      

Blush      

Wajah Fernando langsung memerah mendengar perkataan Viona, ia tak percaya istrinya akan berkata seperti itu kepada dirinya dihadapan kedua anaknya yang sudah beranjak dewasa itu.     

"Babe…"     

"Itukan maumu?"tanya Viona dengan cepat tanpa rasa bersalah sambil mengedipkan satu matanya menggoda Fernando, setelah berkata seperti itu Viona lalu melangkahkan kakinya menuju tangga untuk naik ke kamarnya meninggalkan kedua anaknya dan sang suami yang kini sudah terkena jebakan yang ia pasang.      

Melihat Viona pergi Fernando lalu mengikutinya dari belakang meninggalkan kedua anaknya yang tak mengerti dengan apa yang terjadi, Fernando mempercepat langkahnya dan berhasil menyusul Viona yang sudah sampai di anak tangga menuju lantai dua. Ia pun kemudian merayu istrinya itu agar menarik kata-kata yang sudah ia ucapkan sebelumnya, meskipun sudah menikah cukup lama dengan Viona akan tetapi gairah Fernando untuk bercinta tidaklah surut sama sekali. Ia bahkan seperti anak muda kembali yang senang sekali mencoba beberapa posisi seks yang baru dan melakukannya di berbagai tempat yang ada di kamar, mulai dari kamar mandi sampai ruangan khusus pakaian yang menjadi saksi betapa dahsyatnya gairah mereka berdua ketika bercinta.      

Dari sofa Abby dan Aaric menggelengkan kepalanya melihat tingkah sang ayah yang sedang merayu ibunya.      

"Apakah kita akan punya adik lagi kak?"tanya Aaric frustasi.      

"Jangan gila, mana mungkin!!"sahut Abby dengan ketus.     

"Tapi itu Daddy ke mommy…"     

Abby langsung berdiri secara tiba-tiba dan membuat Aaric kaget. "Tak akan mungkin ku biarkan hal itu terjadi Aaric, ayo kita susul Mommy. Selamatkan ia dari monster ganas itu."     

"Baik!!!"sahut Aaric singkat, ia kemudian melangkahkan kakinya mengikuti sang kakak menuju ke tangga namun ia masih sempat menikmati sour cream panna cotta kesukaannya sambil berjalan.      

Bersambung     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.