You Are Mine, Viona : The Revenge

Boneka Adam Collins



Boneka Adam Collins

0Sejak pesawatnya mendarat Aaric terus berbicara dengan kedua orangtuanya sampai tiba di apartemen khusus yang sudah disiapkan untuknya, sudah tak terhitung berapa kali ia menegaskan pada sang ibu kalau saat ini ia baik-baik saja. Namun ibunya terus menerus memberikan pertanyaan yang sama kepada dirinya.     
0

"Mom, aku lelah. Aku baru sampai apartemen, nanti kalau aku sudah istirahat aku akan menghubungi Mommy lagi,"ucap Aaric pelan ketika akan menutup video call dari sang ibu.     

"Baiklah, tapi janji ya setelah kau bangun kau harus menghubungi Mommy,"sahut Viona dengan cepat.     

"Yes Mom, bye mom."      

Aaric meletakkan ponselnya begitu saja diatas meja, setelah menempuh perjalanan udara yang cukup lama dari Kanada seluruh tubuhnya terasa sakit. Meskipun duduk di kursi bisnis, akan tetapi tetap saja ia tak bebas. Pasalnya selama ini ia bepergian bersama kedua orangtuanya Aaric selalu bisa berbaring di ranjang yang ada di pesawat jet milik sang ayah, karena itu saat ini ia sudah tak sanggup lagi berdiri. Seluruh tulang dalam tubuhnya terasa remuk dan butuh diluruskan, tanpa berganti pakaian Aaric lalu membanting tubuhnya diatas ranjang yang super nyaman itu. Meskipun tinggal di luar negeri, akan tetapi semua kebutuhan Aaric benar-benar sudah disiapkan oleh kedua orang tuanya dengan sempurna. Sehingga ia bisa langsung beristirahat di apartemennya yang tanpa mengalami kesulitan sama sekali, tak lama kemudian suara dengkuran halus pun terdengar dari ranjang besar Aaric.      

Sementara itu Elsa yang juga sudah berada di kamar apartemen sederhananya nampak sedang membuka laptopnya, ia harus memastikan kalau ia berada dalam satu jurusan yang sama dengan anak Fernando Grey Willan yang ia benci itu. Setelah memastikan kalau namanya sudah tercantum dalam daftar mahasiswa yang berada satu kelas dengan sasarannya, Elsa lalu menghubungi sang taman yang berada di Kanada menggunakan panggilan video yang sudah ia setting dengan cepat.      

"Baguslah, kau memang gadis pintar anakku. Ya sudah kau istirahatlah, paman yakin kau pasti lelah. Nanti setelah kau bangun kau hubungi paman lagi, paman akan memberitahu informasi lagi padamu,"ucap pria yang memperkenalkan namanya dengan nama belakang itu dengan lembut, saat Elsa melaporkan apa yang sudah ia lalui selama perjalanan menuju Paris.      

"Baik paman, aku akan istirahat. Paman jaga kesehatan baik-baik, tenang saja paman. Aku pasti tak akan membuatmu kecewa, keluarga Willan pasti akan membayar mahal apa yang sudah mereka lakukan pada kita,"sahut Elsa pelan, saat menyebut nama keluarga Willan emosi Elsa pasti langsung memuncak.      

Paman Collins hanya tersenyum mendengar perkataan Elsa, gadis yang sudah ia cuci otaknya dengan sempurna untuk dijadikan senjata balas dendamnya itu. Tak lama kemudian sambungan video itu pun terputus, Elsa lalu menutup laptopnya kembali dan berjalan menuju ranjang ukuran single yang cukup nyaman baginya itu. Tanpa berganti pakaian Elsa pun merebahkan tubuhnya diatas ranjang, kedua matanya menatap langit-langit kamar apartemen barunya yang berukuran studio itu dengan tajam.      

"Tenang ayah, aku akan membalaskan dendammu pada keluarga itu. Meskipun Elsa perempuan tapi Elsa yakin Elsa mampu membalaskan dendam kalian, jaga Elsa dari surga yah. Akan kubuat kau tersenyum dari atas sana dengan kematian mengenaskan satu persatu keluarga Willan, itu sumpahku...sumpah Elsa Wesley,"ucap Elsa lirih saat akan memasuki alam mimpi.      

Disisi lain, di kediaman seorang pria cacat yang memendam rasa sakit hati yang mendalam pada Fernando nampak baru saja memanggil para pelacur untuk memuaskannya malam ini. Pria yang memperkenalkan diri sebagai sahabat ayah Elsa itu adalah Adam Collins, putra Morgan Collins mantan pengacara kepercayaan Fernando yang sudah dihancurkan oleh Fernando karena kepergok menghianatinya. Pasca ia disidang oleh Fernando di sebuah gudang Adam dibuang begitu saja di pinggir jalan dengan kaki berlumuran darah karena luka tembak, ia pun tak bisa berbuat apa-apa ketika semua aset kekayaan keluarganya di sita Fernando. Beruntung sang ibu Emilia Collins masih menyimpan beberapa emas batangan yang ia tanam di taman yang ada di rumah besar yang juga disita oleh Fernando itu, sebenarnya mereka masih bisa hidup dengan nyaman dengan puluhan batang emas itu. Akan tetapi karena Emilia Collins yang terbiasa hidup mewah mulai sering bertengkar dengan suaminya akhirnya perpecahan dalam keluarga kecil itu pun terjadi, sampai akhirnya Morgan Collins memilih bunuh diri dengan menggantung dirinya di pohon yang ada di belakang rumah kecil yang mereka sewa. Melihat suaminya bunuh diri, Emilia Collins hilang kesadaran. Ia menjadi gila dan terus berteriak, mengucapkan sumpah serapah pada Fernando mengutuk pria yang sudah memberikannya kehidupan mewah selama bertahun-tahun sebelum mereka menghianatinya.      

Dan karena Adam yang waktu itu tak bisa terus menerus menjaga sang ibu yang hilang akal, akhirnya ia memasukkan ibunya itu ke rumah sakit jiwa. Dalam kondisi kaki yang belum sembuh Adam mengendarai mobilnya dari rumah sakit jiwa pasca memasukkan ibunya ke tempat mengerikan itu, karena belum benar-benar sembuh di jalan Adam Collins menabrak seorang pria yang menyeberang jalan secara sembarangan karena tak bisa menginjak rem dengan cepat. Dengan rasa bersalah dan rasa takut yang besar Adam berusaha menolong pria malang itu, ia bersusah payah meminta bantuan banyak orang untuk membawanya ke rumah sakit. Namun karena luka yang ia alami terlalu parah akhirnya pria malang itu meninggal saat tiba di rumah sakit, tak lama setelah pria malang itu meninggal seorang wanita yang sedang hamil datang ke rumah sakit. Ia adalah istri dari pria itu, begitu mengetahui suaminya meninggal wanita itu shock dan jatuh pingsan dalam posisi tengkurap. Padahal ia sedang mengandung sembilan bulan, para petugas rumah sakit pun berusaha menyelamatkan ibu dan anak itu. Namun karena banyaknya darah yang keluar akhirnya wanita malang itu pun meninggal menyusul sang suami, meninggalkan seorang bayi perempuan yang cantik dan sehat.      

Ketika melihat bayi itu Adam Collins tersentuh, ia meminta izin pihak rumah sakit untuk mengurusnya. Awalnya pihak rumah sakit menolak permintaan Adam Collins, namun setelah ia mengaku sebagai sahabat dari sepasang suami istri yang merupakan orang tua dari bayi malang itu akhirnya pihak rumah sakit memberikan izin. Dengan berbekal identitas dari pria yang sudah ia tabrak, Adam Collins membawa pulang bayi itu ke alamat keluarga ayah si bayi malang di sebuah desa kecil yang bernama Westport. Setelah tiba di desa itu Adam mengarang cerita saat memberikan bayi cantik yang kehilangan kedua orangtuanya karena dirinya itu pada sang nenek, ia mengarang cerita perihal bagaimana tewasnya orang tua dari bayi malang itu pada pihak keluarganya. Sehingga akhirnya Adam Collins sang pembunuh dianggap sebagai malaikat oleh keluarga dari bayi malang itu.      

"Master… kami datang,"ucap dua orang pelacur yang diundang Adam dengan keras saat mereka tiba sehingga membuat lamunan Adam hilang.      

"Tunggu, tunggu sebentar aku datang,"sahut Adam dengan keras, ia lalu meletakkan foto kecil Elsa Wesley bayi malang ayahnya ia tabrak, dimana bayi itu sudah dewasa dan sudah berada di Paris untuk membalaskan dendam pada keluarga Willan yang ia benci.      

Bersambung     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.