You Are Mine, Viona : The Revenge

Aaric in action



Aaric in action

Aaric masih berada di area parkir bar yang saat ini sudah dipenuhi oleh para polisi itu, ia masih penasaran bagaimana bisa ada pengunjung yang terkena bisa ular taipan. Yang mana ular taipan adalah jenis ular paling mematikan yang mampu membunuh 100 orang dalam satu kali gigitan dan ular jenis ini hanya hidup di Australia dan Papua, maka dari itulah semua orang bingung bagaimana bisa ada ular seperti itu di sebuah bar ternama di kota Paris.     

"Jadi bar itu di tutup?"tanya Aaric pelan pada Loren yang baru masuk kembali kedalam mobil.     

"Iya tuan, bahkan satu persatu meja dan kursi yang ada di bar itu juga dikeluarkan untuk mencari apakah ular itu masih ada ada tau tidak,"jawab Loren dengan cepat sambil membersihkan tangannya menggunakan hand sanitizer.      

Aaric terdiam mendengar perkataan Loren, kedua matanya masih menatap tajam ke arah bar yang kini sangat kacau itu. "Aku penasaran, bagaimana bisa orang-orang di bar itu tahu kalau wanita yang meninggal itu terkena bisa ular taipan. Padahal itu di bar, kalau kejadiannya di hutan atau tempat penangkaran ular mungkin aku tak akan bingung. Tapi ini di bar Loren, aneh sekali."     

"Oh soal itu, ia maaf saya belum mengatakannya pada anda tuan. Jadi di dalam ada seorang ahli zoologi dan orang itulah yang mengatakan pertama kali kalau wanita itu terkena bisa ular taipan,"jawab Loren dengan cepat.      

"Kalau memang benar dia adalah seorang ahli zoologi, lalu kenapa semua meja dan kursi yang ada di bar itu dikeluarkan? Bukankah seharusnya ia tahu kalau misalkan di dalam bar itu ada ular atau tidak, tanpa harus membongkar isi dalam bar itu,"ucap Aaric kembali.     

"Memang benar Tuan, tapi pembongkaran bar itu adalah perintah dari sang pemilik bar Tuan. Setelah ia diberitahu kalau ada seorang wanita meninggal karena terkena bisa ular, sang pemilik tempat itu langsung memerintahkan semua pegawainya untuk membongkar bar untuk mencari apakah ada ular atau tidak di dalam bar,"jawab Loren kembali.      

Aaric terdiam, ia terlihat berpikir keras mencerna perkataan Loren. "Lalu apa yang dilakukan oleh ahli zoologi yang kau sebutkan itu sebelumnya Loren?"     

"Dia tak melakukan apapun Tuan, dia sekarang justru tengah dimintai keterangan oleh polisi." Loren menjawab dengan cepat.     

"Ayo pergi ke kantor polisi, temui ahli zoologi itu,"ucap Aaric tiba-tiba.      

"Anda serius?"     

Aaric menganggukan kepalanya tanpa bicara, ia lalu memasang sabuk pengaman yang terpasang di tubuhnya. Melihat sang tuan muda memasang sabuk pengaman Loren pun bergegas menuju kantor polisi yang berada tak jauh dari bar, tempat dimana ahli zoologi yang menyebutkan kalau wanita malang itu meninggal karena racun ular.      

Saat Loren dan Aaric beserta para bodyguardnya tiba di kantor polisi, ahli zoologi yang dibawa dari bar sebelumnya sudah babak belur. Rupanya para polisi itu justru menuduhnya sebagai dalang dari peristiwa itu, dia dituduh sebagai orang yang sudah membunuh wanita penghibur itu dan dipaksa mengaku tuduhan itu. Namun karena sang ahli zoologi itu tak merasa sudah melakukan kejahatan ia menolak tuduhan yang diberikan padanya, sehingga para polisi yang sudah dibayar pemilik bar itu kalap. Pasalnya mereka diminta untuk mencari tersangka dalam kasus ini supaya nama baik bar itu tak hancur dan sang ahli zoologi lah yang akan dijadikan tersangka karena dia adalah orang pertama yang mengatakan kalau wanita itu terkena racun ular taipan.     

"Tuan…"     

"Tunggu Loren, aku sudah merekam semua perkataan mereka. Tunggu mereka selesai terlebih dahulu, aku ingin lihat apakah ahli zoologi itu mengikuti perintah mereka atau tidak,"sahut Aaric dengan cepat memotong perkataan Loren yang sudah tak sabar melihat sang ahli zoologi menjadi bulan-bulanan 3 orang polisi.      

"Bodoh kau, cepat mengaku."     

"Jangan sampai kau mati sia-sia disini bodoh, cepat akui saja kalau kau adalah orang yang menyebabkan pelacur itu mati."     

"Kau benar-benar ingin mati konyol rupanya, baiklah jangan salahkan kami kalau kau akan mati sia-sia ditempat ini."      

Bug     

Bug     

Bug     

Suara tendangan dan pukulan pun menghujani tubuh sang ahli zoologi yang tak bersalah itu, darah dari hidung dan mulut sang pria tak bersalah itu mulai berceceran di lantai. Aaric yang sebenarnya sudah muak melihat kekejaman oknum polisi bayaran itu, namun karena ia ingin mengumpulkan banyak bukti ia masih menunggu waktu yang tepat sekaligus ingin memastikan sesuatu.      

"Aarrgghhhh…"     

Sebuah pekik memilukan dari sang ahli zoologi terdengar jelas saat ia mendapatkan tendangan di area perutnya yang sejak tadi ia lindungi.      

"Dasar keras kepala, lihat saja kau pasti akan mati saat ini juga di tempat ini. Tubuhmu nanti akan kami buang ke kolam penangkaran buaya dan…."     

Prok     

Prok     

Prok     

Aaric bertepuk tangan dengan sangat keras saat mendengar perkataan terakhir salah satu polisi bayaran itu, para polisi yang terlihat sangat marah itu pun langsung menoleh ke arah sumber suara dan terlihat kaget ketika melihat ada lima orang pria berdiri tak jauh dari tempat mereka berada.     

"Si-siapa kalian!!"hardik salah seorang polisi kaget saat melihat ada lima orang asing bisa masuk ke dalam ruangannya, padahal diluar ada beberapa orang polisi lainnya yang berjaga.     

"Kalian tahu kan ini kantor polisi!!!imbuh polisi yang lain dengan keras.     

Aaric tersenyum, ia lalu menyerahkan ponselnya pada Loren dan melipat kedua tangannya di dada. "Aku tahu ini kantor polisi, yang aku tak tahu bagaimana bisa kalian memaksa orang yang tak bersalah untuk mengakui kesalahan yang tak pernah ia lakukan seperti ini. Kalian bahkan sampai memukulinya sampai babak belur seperti ini."     

Glek, ketiga polisi itu menelan ludah dengan susah payah saat menyadari tamu yang tak diundang ini bukan orang sembarangan.      

"Bi-bicara apa kau ini hah? Kami polisi, kami sedang memeriksa penjahat. Kami sedang melakukan tugas kami sebagai penegak hukum, jangan asal bicara seperti itu!"jawab sang polisi pertama dengan suara meninggi sambil menyeka tangannya yang berlumuran darah di sebuah tisu yang ia ambil dari meja.     

"Iya, kami sedang melakukan tugas kami. Kau siapa berani ikut campur, cepat pergi dari tempat ini sebelum kalian menyesal,"ancam polisi lainnya dengan suara meninggi, menunjukkan kekuasaannya.      

Loren yang sudah tak sabar berniat ingin memberikan pelajaran pada ketiga polisi itu, namun Aaric menahan langkahnya. Aaric lalu melangkahkan kakinya ke depan, mendekati para polisi yang masih berdiri di samping sang ahli zoologi yang sudah tak berdaya dengan tubuh penuh darah yang berasal dari mulut dan hidungnya.     

"CK ck cek...luar biasa sekali anda bertiga, memukuli orang sampai seperti ini,"ucap Aaric pelan, menyindir ketiga polisi yang berada tepat di hadapannya.     

"Kami hanya menjalankan tugas kami, orang ini adalah penjahat dan dia tidak mau bekerja sama dengan kami. Jadi kami terpaksa untuk melakukan ini supaya ia mau mengakui kejahatannya,"jawab polisi paling kurus dengan lantang.      

"Benarkah? Jadi orang ini bersalah?"tanya Aaric tanpa rasa takut.      

"Iya dia bersalah, dia adalah…"     

"Meskipun orang ini adalah penjahat dan dia bersalah namun selama pengadilan belum memberikan keputusan untuk menghukumnya, maka kalian sebagai penegak hukum tak memiliki hak untuk main hakim seperti ini. Apalagi kalau orang yang sudah kalian pukuli ini tidak bersalah,"ucap Aaric lantang memotong perkataan sang polisi pertama yang sudah menyeka tangannya menggunakan tisu sebelumnya.      

"Apa maksudmu…"     

Polisi yang ingin bicara itu langsung menghentikan ucapannya saat tiba-tiba terdengar umpatan-umpatan yang mereka ucapkan sebelumnya saat menghakimi sang asli zoologi.     

"Cepat akui kesalahanmu brengsek!!"     

"Bodoh kau, cepat mengaku."     

"Jangan sampai kau mati sia-sia disini bodoh, cepat akui saja kalau kau adalah orang yang menyebabkan pelacur itu mati."     

"Kau benar-benar ingin mati konyol rupanya, baiklah jangan salahkan kami kalau kau akan mati sia-sia ditempat ini."      

Ceklek     

Loren langsung mematikan rekaman yang sebelumnya diambil oleh Aaric, seketika wajah ketiga polisi itu pucat seperti kertas.      

"Itu hanya sedikit bukti, yang pasti aku akan membuat kalian membayar mahal atas tindakan kalian ini,"ucap Aaric pelan saat berjalan melewati para polisi itu bayaran itu dan berlutut di samping tubuh sang ahli zoologi terbaring tak berdaya di lantai.      

Bersambung     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.