You Are Mine, Viona : The Revenge

Orang pilihan



Orang pilihan

0Aaric tersenyum, ia senang sekali dalam sekali tepuk ikan besar yang ia buru langsung menyerahkan diri tanpa perlawanan. Sementara itu Loren yang masih bingung karena membawa pulang Diego Perry yang masih menggunakan perban di hampir sekujur tubuhnya, hanya bisa diam dan mengemudi mobil dengan baik menuju apartemen. Setelah Diego Perry menyetujui tawaran yang diberikan, Aaric pun langsung meminta para bodyguard untuk mengurus kepulangan sang ahli zoologi yang sangat berbahaya itu.      
0

Meskipun pada awalnya para dokter di rumah sakit melarang tindakan Loren untuk memulangkan sang pasien namun mereka tak memiliki kuasa setelah Aaric menunjukkan wajahnya di depan para dokter itu, meski saat ini Fernando ada di Kanada namun nama besarnya cukup membuat para dokter itu takut. Apalagi nama Viona sudah cukup terkenal di berbagai rumah sakit di Eropa, sebagai salah satu dokter bedah terbaik di dunia ia benar-benar memberikan kesan tersendiri bagi para dokter diberbagai rumah sakit. Sehingga mau tak mau sebagai anak dari dua orang yang sangat berpengaruh, Aaric cukup ditakuti dan disegani. Maka dari itu para dokter dirumah sakit itu tak bisa berbuat apa-apa selain menyetujui permintaan untuk mengizinkan Diego Perry pulang.      

"Sementara waktu kau tinggal satu apartemen denganku, aku akan mengurus perubahan identitasmu,"ucap Aaric pelan saat Loren dan beberapa bodyguard lainnya membantu Diego berbaring diranjang yang ada di salah satu kamar apartemen Aaric.     

"Perubahan identitas siapa Tuan?"tanya Loren penasaran.     

Aaric menggelengkan kepalanya perlahan. "Ada beberapa hal yang tak harusnya kau tahu Loren."     

Deg     

Wajah Loren langsung berubah pucat mendengar perkataan Aaric, ia merasa sangat bersalah sekali saat ini karena sudah lancang. Aaric terkekeh melihat sikap Loren, tak lama kemudian tawanya pun pecah. Ia benar-benar tak bisa menahan diri untuk tak tertawa.     

"Istirahat Diego, aku perlu bicara dengan anak Loren dan yang lain. Aku harap kau tak mencoba kabur karena percayalah apartemen ini sudah aku kuasai, begitu kau bisa keluar dari apartemen ini maka jangan harap kau bisa berjalan lagi. Karena anak buahku yang berjaga di bawah sudah siap mematahkan kakimu,"ucap Aaric pelan penuh ancaman.      

Diego yang tubuhnya sangat lemah dan tak punya tenaga hanya bisa diam mendengar perkataan Aaric, majikan barunya. Karena efek obatnya mulai bekerja perlahan kedua mata Diego tertutup, tetesan cairan infus yang tergantung membuat rasa kantuknya tak bisa ditahan lebih lama lagi. Tak lama kemudian Diego pun benar-benar tertidur tepat disaat Aaric sedang berbicara beberapa patah kata pada seorang pelayan yang ia rekrut untuk melayani Diego selama ia masih sakit.      

"Tuan lihatlah, dia sudah tertidur,"ucap Loren pelan pada Aaric.      

"Baguslah, sudah seharusnya ia tidur. Seluruh tubuhnya pasti sakit semua saat ini, di pukul dan ditendang dengan membabi buta seperti tadi pasti akan membuatnya tak bisa berbuat apa-apa. Beruntung semua organ vitalnya tak mengalami cidera serius,"jawab Aaric lirih sambil tersenyum saat melihat Diego benar-benar tidur, pria yang usianya lima tahun lebih tua dariny itu kini nampak seperti seorang bayi yang lemah dan tak bisa berbuat apa-apa.       

Setelah berkata seperti itu Aaric lalu meninggalkan kamar Diego dan berjalan menuju ke ruang belajar yang kini sudah penuh dengan berbagai komputer canggih, dimana semuanya sudah siap digunakan untuk mengubah identitas Diego Perry. Aaric meletakkan kartu identitas Diego dibawah sebuah alat scan yang langsung terbaca ke komputernya, tak lama kemudian muncul di layar monitor data diri Diego Perry mulai dari ia kecil sampai riwayat pendidikan terakhirnya di sebuah universitas ternama di Amerika. Dalam layar monitor yang sedang ditatap Aaric juga muncul nama samaran Diego di dunia mata-mata, D12P. Nama yang sudah melekat pada diri Diego, nama yang langsung terhubung secara sistem komputer di kartu identitas milik Diego. Maka dari itu saat tadi Aaric melihat kartu identitas Diego yang diberikan Loren ia langsung bisa membacanya, mewarisi kecerdasan Fernando sang ayah hal-hal seperti itu terlihat mudah saja untuk seorang Aaric.      

"Bagaimana cara kita mengubah identitas Diego kalau misalkan nama samarannya saja sudah langsung terbaca seperti ini di sistem Tuan?"tanya Loren bingung.      

Aaric diam, ia tak merespon pertanyaan Loren. Ia masih berpikir keras bagaimana cara menghapus identitas Diego di dunia mata-mata.     

"Tak ada cara lain yang bisa ia lakukan selain membuat sang pemilik code name ini mati Loren,"jawab Aaric pelan.     

"Membuat sang pemilik mati? Ja-jadi maksud anda adalah kita membunuhnya begitu? Lalu untuk apa kita bawa pulang kalau misalkan anda ingin membunuhnya Tuan? Apakah itu tak masalah jika kita membunuhnya di apartemen ini?"tanya Loren bertubi-tubi tanpa jeda penuh khawatir, ia terlihat sangat cemas dengan rencana sang tuan muda.      

Plak     

Aaric memukul lengan Loren dengan kuat sehingga membuat Loren meringis kesakitan.      

"Tuan.."     

"Jangan asal bicara Loren, dengarkan aku. Maksud dari perkataanku inggin membuat mati pemilik code name ini adalah bukan ingin membunuh Diego, tapi membunuh code name ini. Yang harus kita lakukan saat ini adalah mencari mayat lelaki yang memiliki ciri-ciri fisik seperti Diego, aku akan meletakkan kartu identitas ini serapi mungkin dengan terpenuhi semua sidik jari Diego. Jadi disaat nanti jenazah pria yang akan kita gunakan sebagai pengganti Diego itu ditemukan, orang-orang yang akan menemukannya langsung mengira itu Diego dengan mengingat semua identitas ini berada di tempat kejadian dengan semua sidik jari yang tertinggal di sana. Dengan begitu orang-orang akan mengira Diego mati, karena nanti kalau misalkan nomor kependudukan Diego dicek oleh orang yang memburunya maka data kematian dari Diego palsu itulah yang akan muncul. Jadi Diego akan aman dan tak akan ada lagi yang memburunya, aku yakin sekali saat ini dia pasti menjadi buruan organisasi-organisasi gelap dengan kemampuannya yang luar biasa itu Loren. Mengingat betapa repatnya ia menjaga mulutnya saat tadi dihajar para polisi, aku yakin sekali ia pasti sudah sering sekali mengalami kekerasan seperti itu Loren,"ucap Aaric panjang lebar memotong perkataan Loren.      

Loren membelalakkan kedua matanya mendengar penjelasan sang tuan muda, Iya tak percaya kalau Tuan mudanya itu memiliki ide yang sangat brilian. Ide yang tak pernah terpikirkan sedikitpun olehnya.      

"Lalu dimana kita mencari mayat lelaki yang mirip seperti Diego tuan?"tanya Loren bodoh.     

Plak     

Aaric memukul keningnya dengan cukup keras mendengar perkataan Loren, ia gemas sekali anak buahny itu tiba-tiba menjadi bodoh.     

"Sekarang jaman sudah canggih Loren, cari ke rumah sakit. Yang kita perlukan hanya mayat laki-laki yang ciri-ciri fisiknya mirip Diego, itu saja. Aku tak membutuhkan secara detail karena nanti kita akan menghancurkan mayat itu sehingga tak bisa dikenali,"jawab Aaric kembali mencoba sabar.     

Loren menautkan kedua alisnya mendengar perkataan Aaric, ia semakin bingung dan tak mengerti dengan perkataan majikannya itu. Aaric menarik nafas panjang dan menghembuskannya secara perlahan mendengar perkataan Loren, ia benar-benar harus sabar menghadapi anak buahnya yang tiba-tiba kehilangan kecerdasannya itu. Aaric pun menjelaskan kembali secara detail rencana yang akan ia lakukan dengan mayat lelaki yang ciri-ciri fisiknya mirip dengan Diego, Loren dan beberapa bodyguard yang lain terlihat menganggukkan kepalanya berkali-kali mendengar perkataan sang majikan. Dari pancaran mata kesepuluh lelaki itu terlihat sangat jelas kekaguman yang sangat tinggi kepada Aaric karena bisa membuat rencana detail itu dalam waktu yang sangat singkat.      

"Kalian mengerti?"tanya Aaric pelan saat mengakhiri penjelasannya.     

"Siap mengerti." Loren dan kesembilan pria lainnya menjawab dengan kompak pertanyaan Aaric.      

"Baguslah kalau begitu cepat cari, ingat aku mau mayat bukan orang yang kalian paksa jadi mayat. Karena jika hal itu terjadi maka besok pagi mayat Diego palsu itu akan ditemukan bersama mayat kalian,"ucap Aaric dengan suara meninggi memberikan penekanan bahwa yang mereka cari harus benar-benar orang yang sudah tak bernyawa.     

"Kami tak berani tuan, kalau begitu kami permisi untuk menjalankan perintah anda."      

"Pergilah, waktu kalian tak banyak,"jawab Aaric pelan sambil mengepalkan kedua tangannya di atas meja.      

Setelah mendapatkan izin dari sang tuan kesepuluh pria itu pun akhirnya pergi meninggalkan ruangan itu, sehingga Aaric saat ini sendirian menatap layar komputernya yang menampilkan identitas Diego Perry. Ia kini berpikir keras untuk mencarikan identitas baru bagi Diego, yang tentunya itu bukan pekerjaan mudah. Tanpa Fernando dan Viona tahu sejak Aaric masuk sekolah menengah pertama sudah menggeluti dunia cyber seperti ini, sehingga saat ia lulus sekolah dunia seperti bukan hal baru lagi untuknya.      

"Tenang Diego, kau akan tetap menjadi orangku. Orang-orang Aaric adalah orang terbaik diantara yang terbaik,"ucap Aaric lirih sambil tersenyum.      

Bersambung     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.