You Are Mine, Viona : The Revenge

Menyerahkan diri



Menyerahkan diri

0Mendengar perkataan Elsa membuat Aaric tersenyum, tanpa bicara lagi ia kemudian menarik tangan Elsa menaiki lift yang akan membawa mereka ke lantai paling atas dimana kamar president suite berada. Meskipun Elsa sadar akan tempat dimana ia berada saat ini, namun Elsa sama sekali tidak terlihat gugup. Ia justru terlihat sangat tenang berdiri di sebelah Aaric yang masih menatapnya tanpa berkedip.      
0

Tring     

Pintu lift terbuka dengan sangat halus ketika mereka berada di lantai paling atas hotel bintang 5 itu, Aaric yang tak mau memaksa Elsa awalnya ingin bertanya lagi kepada Elsa kembali apakah keputusannya saat ini benar-benar serius atau tidak. Karena jika mereka sudah keluar dari lift maka Aaric tak akan mungkin melepaskan Elsa lagi, namun baru akan membuka mulutnya tiba-tiba Aaric dikagetkan dengan Elsa yang langsung mencengkram tangannya dan mengajaknya keluar dari lift.     

"Els…"     

"Come on Aaric,"sahut Elsa dengan cepat memotong perkataan Aaric.      

Aaric tertegun beberapa saat mendengar perkataan Elsa, kesadarannya akhirnya sadar saat Elsa menambah tekanan pada cengkraman tangannya. Dengan senyum mengembang Aaric pun memimpin jalan menuju ruangan super besar yang paling mewah di hotel itu, ruangan yang hanya mampu disewa oleh para pemegang black card seperti Aaric. Orang-orang yang tak mungkin pusing memikirkan akan makan apa untuk hari esok, begitu key card kamar itu menyentuh area kunci pintu pun terbuka secara otomatis. Seketika aroma wangi dari kamar itu menyeruak keluar menembus indra penciuman Aaric dan Elsa yang masih berdiri didepan pintu, Aaric pun meraih pinggang Elsa secara tiba-tiba dan membimbingnya masuk ke dalam kamar. Begitu Aaric membawa Elsa masuk pintu kamar itu terkunci rapat setelah Aaric meletakkan key card yang ia bawa di tempat khusus yang berada di dekat pintu.      

"Aku mau mandi." Elsa tiba-tiba mengucapkan tiga kata yang membuat Aaric hampir gila.     

"Ok, aku akan membuat minuman kalau begitu,"jawab Aaric dengan cepat mencoba untuk menenangkan hatinya yang bergemuruh.      

"Baiklah, kalau begitu aku masuk kekamar mandi sekarang dan...pintunya tak akan aku kunci,"imbuh Elsa kembali tanpa rasa sungkan, setelah berkata seperti itu Elsa lalu melangkah pergi menuju kamar mandi meninggalkan Aaric seorang diri.      

Aaric tak menyangka Elsa akan berbuat sejauh itu, padahal selama beberapa minggu ini ia mengenal Elsa gadis itu selalu memberikan aura permusuhan yang kental kepada dirinya. Namun kini tiba-tiba gadis itu mengajaknya ke hotel, tanpa pikir panjang Aaric lalu menyambar sebotol wine yang ada diatas meja. Ia langsung menenggak dari botol tanpa menggunakan gelas.     

"Relax Aaric, ini bukan yang pertama untukmu. Ok tenang, kau bukan anak kecil lagi...dan Elsa aku yakin dia juga pasti sudah terbiasa melakukan free sex seperti ini, jadi kau tenang dan jangan grogi,"ucap Aaric dalam hati mencoba menenangkan diri.     

Sepuluh menit pun berlalu, Aaric yang sudah menghabiskan hampir setengah botol wine masih sadar. Namun seluruh darahnya sudah terasa panas, saat akan berjalan menuju kulkas untuk mengambil air putih Aaric dikejutkan dengan Elsa yang keluar dari kamar mandi dengan hanya memakai selembar handuk yang ia gunakan untuk menutupi tubuhnya. Dengan hanya memakai handuk otomatis kaki jenjang dan paha mulus Elsa pun dapat dilihat Aaric dengan jelas, sebagai laki-laki normal Aaric pun tergoda. Kejantanannya pun mengeras seketika dan membuatnya kesakitan.     

Perlahan Elsa berjalan mendekati Aaric yang masih mematung, saat berada didepan Aaric tiba-tiba Elsa menarik ujung handuknya yang membuat handuknya langsung terjatuh tanpa perlawanan ke lantai. Tubuh Elsa yang tak tertutup selembar benang pun kini terlihat jelas.     

"Elsa kau…"     

Aaric tak dapat menyelesaikan perkataannya saat Elsa tiba-tiba meletakkan satu jarinya di depan mulut Aaric. "Bantu aku Aaric, hilangkan semua rasa ini dari dalam diriku."      

"Menghilangkan rasa? Rasa apa?"tanya Aaric bodoh, ia benar-benar kehilangan fokus ketika melihat payudara sintal Elsa yang menantang.      

Alih-alih menjawab pertanyaan Aaric, Elsa justru meraih tangan Aaric dan ia arahkan ke salah satu payudaranya. "Help me Aaric, please."      

Wajah Elsa yang bersemu merah membuatnya terlihat semakin cantik dan menggairahkan, tangan Aaric yang sudah berada disalah satu payudara indah Elsa pun mulai terstimulasi. Dengan perlahan namun pasti jemari Aaric mulai bekerja, meremas payudara indah itu secara perlahan dengan gerakan lembut.     

"Aakhhh Aaric…"     

Deg     

Kesadaran Aaric pun kembali, ia yang sebelumnya terhipnotis akan kenakalan Elsa kini tersadar. Aaric pun sontak menarik tangannya dari payudara Elsa yang masih sangat keras dan kenyal itu, yang mana menandakan kalau saat ini Elsa sudah sangat terangsang. Setidaknya itu yang terpikir dalam kepala Aaric saat ini.      

"Kenapa berhenti?"tanya Elsa pelan.     

"Apa yang kau inginkan Elsa? Aku yakin kau pasti menginginkan sesuatu dariku,"jawab Aaric mulai waspada, meskipun tubuhnya sudah bereaksi karena menginginkan Elsa namun Aaric mencoba untuk tetap tenang.     

"Aku hanya ingin kau menghilangkan rasa sesak didalam dadaku saja Aaric, aku tak menginginkan apapun darimu,"jawab Elsa lirih, saat berbicara ia menggigit bibir bawahnya sehingga membuat dirinya semakin menggairahkan.     

"Akh persetan dengan tujuanmu...yang pasti malam ini kau akan menjadi milikku Elsa,"ucap Aaric dengan nafas memburu sambil mendorong Elsa ke ranjang, ia benar-benar sudah tak bisa menahan diri lebih lama lagi.      

"Aarggghh.."     

Elsa memekik keras saat Aaric mulai menyesap puting payudaranya, seluruh bulu di tubuh Elsa meremang seketika. Ia mencoba untuk menahan diri untuk tak mengeluarkan suara lagi saat Aaric mulai memainkan lidahnya dengan lihai di puting berwarna pink itu, Elsa mencoba tenang dengan menutup mulutnya dengan tangan namun tetap saja erangannya terdengar oleh Aaric yang sudah menggila.      

Plakk     

"Akhh Aaric.."     

"Diam dan nikmati Elsa,"sahut Aaric dengan cepat saat Aaric secara tiba-tiba melepaskan lumatannya dari puting payudara Elsa dan menampar bokong sintal Elsa yang terangkat karena sejak tadi tangan kiri Aaric bermain-main di area kewanitaan Elsa yang hanya ditumbuhi bulu-bulu halus yang tercukur rapi. Dengan satu gerakan cepat Aaric langsung membuat Elsa tertelungkup dan pada saat Elsa akan bangun, Aaric langsung menindih tubuh Elsa dari belakang.      

"Jangan bergerak,"bisik Aaric lirih tepat ditelinga Elsa.     

"No Aaric, please...do not anal,"ucap Elsa terbata.     

Aaric tersenyum tipis mendengar perkataan Elsa, ia kini tahu kenapa Elsa ingin bangun dari posisinya saat ini."I'm a vagina lover, don't worry."     

Deg, jantung Elsa berdegup kencang. Kedua matanya pun terasa panas, namun ia berusaha untuk tak meneteskan air matanya saat ini. Elsa tak mau menodai malam ini dengan air mata.     

Saat Elsa sudah tenang, Aaric pun menggerakkan wajahnya ke punggung belakang Elsa. Ia mendaratkan bibirnya di tengkuk Elsa yang rambutnya sudah ia sibakkan, seketika tubuh Elsa bergetar hebat saat Aaric menjulurkan lidahnya menyentuh kulit tubuh belakangnya yang sensitif.      

"Aaric akhh…"     

"Ssttt...nikmati…"     

Elsa menyembunyikan wajahnya di bantal, ia juga terlihat mencengkram seprai dengan kuat. Menahan sensasi luar biasa yang Aaric berikan.      

Plakk     

"Akhhh..Aaric.."jerit Elsa keras saat Aaric lagi-lagi menampar bokongnya.      

Aaric tersenyum melihat bokong Elsa yang putih berubah merah saat terkena telapak tangannya dua kali, karena sudah tak sabar Aaric pun langsung melepaskan pakaian yang masih melekat di tubuhnya dengan cepat tanpa berpindah dari atas tubuh Elsa. Aaric melemparkan bajunya begitu saja dilantai, namun pada saat akan melepaskan celana panjangnya Aaric pun akhirnya bangun dari atas tubuh Elsa yang ia buat tengkurap. Dengan cepat Aaric melepaskan celana jeans mahal yang melekat di kakinya dan pada saat itu juga Elsa yang takut di anal oleh Aaric berbalik badan, ia meraih selimut yang berada disampingnya dan menutupi sedikit tubuhnya dari pandangan nanar penuh nafsu Aaric.     

Kedua mata Elsa membulat saat melihat Aaric sudah melepaskan celana panjang dan menyisakan celana dalamnya saja, gundukan besar dibalik celana dalam itu membuat Elsa sedikit takut saat ini.      

Bersambung     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.