You Are Mine, Viona : The Revenge

Hadiah perpisahan



Hadiah perpisahan

0Saat matahari mulai terbit Aaric masih tertidur nyenyak dalam mimpinya, ia belum terbangun meskipun Elsa sudah beranjak dari sisinya. Dengan menahan rasa sakit yang menggigit Elsa memutuskan untuk membersihkan dirinya di kamar mandi dan saat ini ia sedang menuliskan sebuah catatan di kertas, meskipun tadi malam Aaric ingin menyudahi permainan saat Elsa menjerit kesakitan namun Elsa meminta Aaric untuk meneruskan pergumulan panas mereka. Sampai akhirnya keduanya kelelahan saat mencapai puncak kenikmatan bersama, Aaric sempat meminta maaf pada Elsa atas apa yang baru saja ia lakukan. Namun Elsa tak menerima permintaan maaf Aaric, ia mengatakan kalau tak menyesal sudah memberikan sesuatu yang paling berharga dari dirinya untuk Aaric.     
0

Setelah menulis surat Elsa kemudian meraih dompet Aaric yang berada di lantai.      

"Maafkan aku Aaric, suatu saat aku akan mengganti semua hutang budi ini padamu,"ucap Elsa lirih ketika berhasil mengeluarkan salah satu kartu kredit Aaric dari dalam dompet, ketika Elsa akan meletakkan dompet itu kembali di lantai Elsa menatap sebuah foto yang berada di salah satu sisi bagian dalam dompet.      

"Aku tak menyesal memberikan keperawananku padamu Aaric, kau tampan. Sekali lagi maafkan aku Aaric, see you again." Elsa mengeluarkan foto Aaric dari tempatnya kemudian memasukkannya ke dalam saku bajunya bersama salah satu kartu kredit milik Aaric.      

Ketika sudah siap Elsa pun keluar dari kamar paling mewah di hotel itu, ia berjalan dengan tenang seolah tak terjadi apa-apa dengan menahan rasa sakit di area kewanitaannya. Elsa langsung masuk ke dalam lift yang kebetulan naik ke lantai paling atas itu.     

"Pagi nona,"sapa seorang cleaning service dengan sopan pada Elsa.     

"Pagi, oh iya apakah lift ini bisa sampai ke basement? Aku ingin mengambil barangku yang tertinggal di mobil,"tanya Elsa pelan.     

"Bisa nona, saya bantu ya nona,"jawab seorang cleaning service ramah sambil men swipe kartu identitasnya ke sebuah sensor setelah ia menekan tombol B pada deretan tombol yang berada di samping pintu lift itu.     

"Terima kasih, saya kemarin lewat lobby jadi tak tahu ada lift di basement,"ucap Elsa pelan sambil pura-pura memasukkan kembali key card kedalam saku bajunya, pasalnya baik pengunjung ataupun staf yang berada di hotel itu hanya bisa menggunakan lift dengan men swipe key card atau id card mereka.      

Dan karena Elsa tak mungkin mengambil key card milik Aaric yang terpasang di pintu, akhirnya Elsa berpura-pura membawa key card yang sebenarnya adalah sebuah kartu nama dari hotel tempatnya berada saat ini. Karena itulah ia sebelumnya pura-pura bertanya kepada sang servis mengenai keberadaan lift yang berada di basement, begitu lift berhenti di basement dengan cepat Elsa keluar dari lift sementara sang cleaning servis kembali melanjutkan pekerjaannya membersihkan lift.      

Begitu berhasil keluar dari lift Elsa lalu mencari jalan keluar, beruntung ia melihat sebuah taksi yang melintas di basement. Tanpa pikir panjang Elsa kemudian memanggil taksi itu dan langsung menaikinya untuk kembali ke apartemen.     

"See you again Aaric,"ucap Elsa lirih saat taksi yang ia naiki mulai melaju di jalan raya menjauh dari hotel tempatnya menyerahkan mahkotanya pada Aaric.      

Bunyi dering ponsel yang berada di atas nakas akhirnya membuat Aaric terbangun dari tidur lelapnya, setelah bercinta dua kali dengan Elsa seluruh tubuhnya terasa lemas.      

"Aarrgghh mengganggu saja,"ucap Aaric pelan sambil meraba ponselnya yang berada di atas nakas.      

Kedua matanya yang belum terbuka sempurna bisa melihat jelas ada nama Loren muncul di layar.     

"Ya Loren,"     

"Tuan, anda masih tidur?"tanya Loren sopan.     

"Iya, aku masih mengantuk ada apa?"tanya balik Aaric dengan serak.     

"Tidak ada apa-apa tuan, saya dan Bruce sejak tadi memanggil nama anda di depan pintu namun anda tak kunjung keluar. Kalau memang anda masih tidur saya tak akan mengganggu Tuan, hanya saja hari sudah siang Tuan,"jawab Loren pelan mengutarakan alasannya menghubungi Aaric.     

Deg     

Aaric langsung tersentak, kesadarannya pun langsung kembali 100% saat menyadari dimana dirinya saat ini berada.     

"Ok Loren, aku harus ke kamar mandi. Nanti aku hubungi lagi,"ucap Aaric panik sambil mematikan ponselnya dan melemparnya begitu saja di atas ranjang.     

Kedua mata Aaric pun langsung menyusuri kamar, ia mencari sosok Elsa yang semalam membuatnya menjadi laki-laki paling sempurna itu. Karena tak menemukan sosok yang dicari, Aaric kemudian bangun dari ranjang dan langsung berjalan menuju kamar mandi dengan berharap Elsa berada didalamnya. Namun harapan Aaric sirna karena saat ini kamar mandi kosong, tak ada siapapun disana. Hanya seonggok handuk bekas pakai saja yang terlihat di laundry bag, yang menandakan ada orang yang baru memakainya.      

"Dia sudah mandi,"gumam Aaric lirih.      

Aaric pun memutuskan untuk keluar dari kamar mandi untuk mencari Elsa di sofa, Aaric yakin sekali Elsa tak mungkin pergi jauh dalam kondisinya yang tak seperti kemarin. Meskipun tak terikat hubungan apapun dengan Elsa namun Aaric merasa bertanggung jawab atas apa yang terjadi pada Elsa, walau bagaimanapun ia sudah mendapatkan kesucian gadis itu. Oleh karenanya Aaric memutuskan untuk memperhatikan Elsa dan berniat untuk mengajak Elsa membuat komitmen, baru saja keluar dari kamar mandi ekor mata Aaric menangkap sebuah kertas yang keberadaannya mencurigakan di atas meja. Tanpa pikir panjang Aaric pun mendekati meja dan langsung meraih kertas itu, seketika tubuh Aaric mematung saat membaca tulisan tangan Elsa.      

"Elsa!!!"jerit Aaric panik begitu membaca surat perpisahan yang Elsa tulis.      

Dengan cepat Aaric memakai pakaiannya tanpa mandi, ia langsung meraih dompetnya dan bergegas keluar dari kamar yang menjadi saksi bisu permintaan maaf Elsa padanya. Tangan kiri Aaric menggenggam sebuah kertas yang terdapat lima baris tulisan tangan Elsa yang berbunyi,      

"Maafkan aku Alarick Alexander Willan, maafkan aku karena sudah menjadikanmu target balas dendamku atas perintah seorang pria yang pernah menjadi pengacara pribadi ayahmu Fernando Grey Willan. Maafkan aku yang buta akan kebenaran, setelah ini kita tak akan bertemu lagi. Satu yang pasti aku tak menyesal memberikan semuanya padamu, setidaknya dengan itu kau akan tahu betapa tulusnya aku meminta maaf padamu. Sekali lagi maafkan aku Tuan Willan dan terima kasih atas malam indah yang kau berikan untukku tadi malam, aku akan mengingatnya seumur hidup.     

Bye... Elsa."      

Setelah sampai di mobil Aaric langsung menghubungi Bruce dan memintanya meretas data diri teman-teman sekelasnya.      

"Waktumu lima menit Bruce, temukan alamat tempat tinggal gadis yang bernama Elsa Wesley untukku,"ucap Aaric dengan keras saat tersambung dengan Bruce ditelepon sambil terus mengendarai mobil Range Rover kesayangannya.      

Bersambung     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.