You Are Mine, Viona : The Revenge

Topeng yang terbuka



Topeng yang terbuka

Elsa yang baru saja tiba di apartemen langsung memasukkan semua barang-barang pentingnya ke dalam tas dan hanya tertinggal satu buah laptop yang sering ia gunakan untuk berkomunikasi dengan sang paman yang ternyata bukan orang baik seperti yang selama ini ia pikirkan, seorang pria yang ia anggap sebagai malaikat penolong itu justru adalah dalang dibalik penyebab kematian kedua orang tuanya. Sesaat setelah Elsa dimaki-maki oleh Adam Collins, Elsa lalu menghubungi sang nenek yang berada di kampung halaman. Belum juga Elsa berbagi keluh kesahnya sang nenek sudah mengatakan semua kebenaran soal Adam Collins.     

"Dia adalah pembunuh anakku Elsa, dia pembunuh ayahmu. Dia yang menabrak ayahmu sampai mati sehingga ibumu shock dan melahirkanmu lebih cepat dari jadwal, beruntung saat kau lahir usiamu sudah memasuki 9 bulan sehingga semua organmu sempurna. Kalau tidak entah apa yang akan terjadi, nenek tak bisa membayangkannya,"ucap nenek Carol penuh emosi saat berbicara di telepon dengan Elsa.     

"Nenek, nenek tahu dari mana? Nenek tahu kan siapa paman Collins, dia yang menghidupi kita nek. Dia yang membantu Elsa seperti ini, kalau tak ada paman mungkin saat ini Elsa..."     

"Aku mendengarnya Elsa, kemarin nenek masuk rumah sakit karena kesulitan bernafas dan anak buah penjahat itu kebetulan datang untuk mengirimkan makanan dan uang ke panti. Saat itu dada nenek sangat sesak sampai akhirnya pria itu membawa nenek ke rumah sakit dan pada malam hari ketika nenek setengah sadar nenek mendengar semua percakapan si Collins itu dengan anak buahnya, dia mengatakan kalau nenek harus tetap hidup untuk membuatmu tunduk padanya Elsa. Pria jahat itu juga menceritakan semuanya pada pria yang ada di ruangan itu apa alasan sebenarnya ia menghabiskan banyak uang untuk membesarkanmu, membiayai sekolahmu bahkan sampai mengirimmu ke luar negeri seperti ini, alasanya adalah ingin menjadikanmu killer mesinnya yang ia bisa gunakan untuk menghasilkan uang dan..."     

"Dan apa nek?" Elsa yang tak sabar langsung memotong perkataan sang nenek.     

"Dan dijadikan alat untuk balas dendam pada keluarga Fernando Grey Willan mantan bosnya bertahun-tahun lalu, pria jahat itu ternyata adalah bekas pengacara pria bernama Fernando itu Elsa. Dia dipecat karena sudah melakukan perbuatan jahat, karena itulah ia mengirimmu ke Perancis. Dia ingin kau membunuh anak dari pria yang bernama Fernando itu Elsa..hikss...nenek mohon jangan lakukan itu sayang, kita memang miskin tapi ingat kita tak boleh menghilangkan nyawa seseorang. Ada harga mahal yang harus kita bayar jika melakukan perbuatan yang Tuhan benci itu sayang, karena itu sekarang lebih baik kau pergi dari apartemen. Pergilah Elsa jangan kembali lagi pada pria yang bernama Adam Collins itu, dia manusia jahat nak huhuhu...dia yang sudah membunuh ayah dan ibumu sayang...dia yang sudah membuat nenek kehilangan anak nenek satu-satunya." Tangis wanita tua yang saat ini sedang berada di kamarnya yang ada di panti jompo itu terdengar menyayat hati setelah mengatakan semua yang ia ketahui tentang Adam Collins, pria asing yang tiba-tiba datang bak malaikat baginya dan Elsa sang cucu.     

Elsa tertegun, ia tak bisa berkata apa-apa mendengar perkataan sang nenek. Karena elsa menggunakan earphone wireless ia bisa mendengar jelas setiap isak tangis sang nenek yang masih tersambung dengannya itu, Elsa tahu neneknya sangat menyukai Adam Collins karena itu Elsa yakin neneknya tak sedang berbohong. Apalagi ini menyangkut kedua orang tuanya yang tak pernah ia lihat sejak lahir itu, air mata Elsa pun mengalir bak air hujan. Begitu lama dan tak habis-habis, seolah Elsa memiliki cadangan air mata yang sangat banyak, ia terlalu sakit saat mengetahui kenyataan paling mengerikan itu. Pria yang ia puja ternyata adalah monster tanpa hati, saat Elsa akan menyeka air matanya tiba-tiba ia mendapatkan pesan dari sang nenek yang berisi sebuah permohonan untuk segera pergi dari sisi Adam Collins. Sang nenek juga meminta Elsa untuk jangan kembali ke Kanada meskipun ia mati, wanita tua itu meminta Elsa menganggapnya sudah mati.     

"Pergi Elsa, jangan tambah dosamu karena pengaruh pria jahat itu. Tak lama lagi nenek akan menyusul ayah dan ibumu ke surga, nenek tak memintamu datang untuk menghadiri pemakaman nenek. Jangan pulang ke Kanada Elsa, jangan kembali. Selama pria jahat itu masih hidup tolong jangan injakkan kakimu di tanah kelahiranmu lagi, nenek tak mau cucu cantik dan baik hatiku menjadi seorang pembunuh. Nenek mencintaimu Elsa, sangat mencintaimu...nenek akan sampaikan salam rindumu pada ayah dan ibumu saat nenek bertemu dengan mereka nanti di surga. Jaga dirimu baik-baik little pumpkin, nenek mencintaimu Elsa."     

"Akh...hhhh...hhh."     

Elsa yang tersadar dari lamunannya pasca mengingat kejadian kemarin sore terlihat menyentuh dadanya yang terasa sesak, keringat dinginnya pun nampak sudah membasahi keningnya. Elsa masih tak percaya dengan semua fakta yang dikatakan sang nenek, ia tak menyangka sama sekali kalau seorang Adam Collins yang sudah ia anggap sebagai sosok pengganti ayah itu adalah orang paling jahat.     

Brakk     

Elsa membanting laptop yang sudah membuatnya mengingat kembali soal Adam Collins, begitu pula ponselnya yang sebelumnya diberikan oleh penjahat itu. Elsa menghancurkan barang-barang yang ia beli dari uang Adam Collins, termasuk pakaian-pakaian mahalnya. Elsa hanya membawa pakaian yang ia beli dari uang tabungan yang ia miliki dari uang asuransi milik mendiang ayahnya yang baru ia cairkan beberapa hari yang lalu itu. Karena uang asuransinya peninggalan sang ayah tak terlalu banyak, akhirnya Elsa mengambil salah satu credit card milik Aaric yang ia anggap sebagai hutang itu.     

Setelah memasukkan berkas-berkas pentingnya ke dalam tas Elsa pun meninggalkan apartemen yang sudah disewa Adam Collins selama empat tahun untuk Elsa itu, ia memutuskan untuk pergi jauh dari jangkauan Adam Collins seperti perintah sang nenek.     

"Hiduplah dengan tenang Adam dan tunggu aku, suatu saat aku akan datang dan menuntut atas semua hutang yang kau miliki atas perbuatanmu pada kedua orang tuaku,"ucap Elsa dalam hati sembari menatap langit begitu keluar dari apartemen.     

Dengan membawa paspornya Elsa dan beberapa berkas pentingnya Elsa pergi dengan menaiki sebuah bus yang baru saja berhenti di depan halte, tepat setelah bus yang dinaiki Elsa pergi mobil Range Rover milik Aaric tiba di depan apartemen sederhana itu. Aaric menghentikan mobilnya di depan sebuah laundry koin, dengan berbekal ponsel yang berisi semua informasi tentang Elsa gadis yang baru saja menyerahkan kesuciannya kepada dirinya Aaric langsung masuk ke dalam gedung dan bergegas menuju lift.      

Setelah tiba di lantai tujuan Aaric kembali berlari mencari unit kamar Elsa, jantungnya berdebar semakin kencang saat melihat kamar yang ia cari sudah berada tepat di hadapannya. Tanpa menunggu lama Aaric pun langsung mendekati kamar itu dan bersiap untuk mengetuk pintu, namun baru saja menyentuh handle pintu tiba-tiba pintu yang tak terkunci itu terbuka dengan perlahan dan cukup membuat Aaric kaget.     

"Elsa...kau didalam? Jawab aku Elsa,"ucap Aaric pelan sambil memegang handle pintu yang sudah terbuka sedikit itu.     

Karena tak kunjung mendapat jawaban Aaric kemudian memberanikan diri untuk masuk dan sangat terkejut saat melihat pemandangan yang ada di depan matanya.     

Bersambung     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.