You Are Mine, Viona : The Revenge

Doa seorang ibu



Doa seorang ibu

0Viona menikmati hari-harinya bersama kedua putranya sebelum akhirnya ia harus merelakan keduanya hidup mandiri, para anak buah Fernando yang menjaga Aaric di Paris pun sudah diminta untuk kembali ke Kanada termasuk Bruce yang ikut serta bersama Loren dan yang lain. Fernando juga sudah mengurus keluarnya Aaric dari kampus.      
0

Sementara itu Abby yang harus pergi ke Italia lebih banyak menghabiskan waktunya bersama Kyle kekasihnya yang baru.      

"Aku harus bagaimana kalau kau pindah Xander?"rengek Kyle sedih di dada Aaric yang telanjang, setelah bercinta biasanya mereka akan berbincang-bincang terlebih dahulu sebelum melanjutkan permainannya lagi seperti saat ini.      

"Aku harus bekerja keras Kyle, aku hanya pegawai biasa Kyle. Jadi kalau bosku memindahkan aku kemanapun aku tak bisa menolak,"jawab Aaric pelan sambil memainkan payudara indah Kyle.     

"Lalu hubungan kita?"     

Aaric yang masih bertenaga langsung menindih tubuh Kyle lagi. "Aku mau kita masih berhubungan, bagaimana denganmu?"     

"Tentu saja aku ahh...Xanderrr.."     

Kyle tak menyelesaikan perkataannya karena Abby sudah melahap salah satu payudaranya dengan rakus, ia kembali menggelinjang keenakan saat lidah Abby menari-nari di putingnya. Belum lagi dengan tangan Abby yang kembali bergerilya di area kewanitaannya, memainkan rambut-rambut halus di area itu.      

"Kau mau apa Kyle?"tanya Abby pelan tanpa melepaskan puting payudara Kyle dari mulutnya.      

Kyle yang sudah tak bisa menguasai diri itu hanya bisa menceracau, ia bicara tak jelas karena kembali merasakan kenikmatan yang Abby berikan.      

"Xander awww.."     

Jeritan Kyle begitu menggairahkan saat ia mencapai klimaks pertamanya karena permainan jari Abby yang sudah menari-nari di surga dunia Kyle, seketika tubuh Kyle pun lemas karena orgasme pertamanya itu. Padahal Abby belum masuk pada permainan inti, wajah Kyle yang sudah basah keringat terlihat semakin menggairahkan saat ini sehingga membuat Abby bernafsu. Tanpa menunggu lama lagi Abby pun membimbing Kyle untuk naik ke atas tubuhnya, Abby memaksa Kyle yang lemas untuk memimpin jalannya permainan panas mereka. Kyle pun akhirnya kembali memimpin pergumulan mereka seperti hari-hari sebelumnya, setiap kali bercinta Abby tak mau memimpin permainan. Ia selalu meminta sang kekasih yang memuaskan dirinya.      

"Xander...aku mencintaimu!!!"jerit Kyle keras saat kembali mencapai puncak kenikmatannya kembali.      

"I love you Kyle,"sahut Abby dengan cepat sambil memeluk tubuh sintal Kyle.      

Kyle yang sudah lemas pun akhirnya jatuh ke samping tubuh Abby, ia kehabisan tenaga dan langsung terlelap. Sementara Abby terlihat menikmati minuman favoritnya sambil duduk di sofa yang berada tak jauh dari ranjang, tempatnya dan Kyle bercinta.      

"Kau terlalu naif Kyle, jangan kira aku tak tahu perselingkuhanmu dengan seniormu dikampus. Tapi tak masalah, aku juga sudah puas menikmati tubuhmu. Setelah ini kita tak akan bertemu lagi,"ucap Abby pelan sambil menulis pesan untuk Kyle di sebuah kertas, ia juga menyelipkan foto Kyle yang sedang bercumbu dengan selingkuhannya itu di dalam mobil yang terparkir di sebuah taman yang sepi.     

Karena merasa urusannya sudah selesai dengan Abby pun bergegas pergi dari apartemen Kyle, ia berjalan dengan tenang menuju lift. Beberapa penghuni apartemen lainnya terhipnotis melihat Abby, dengan memakai kaca mata hitam ketampanan Abby bertambah berkali-kali lipat. Karena itulah saat ini ia menjadi pusat perhatian beberapa wanita yang berada satu lift dengannya.      

Seperti pesan sang ayah sebelumnya, Abby tak mengatakan nama aslinya ketika diajak berkenalan seorang wanita. Ia selalu memakai nama Xander sebagai nama samaran, walau sebenarnya nama itu memang nama aslinya yang ia ambil dari nama tengahnya. Dengan hanya menyebut nama Xander para orang-orang yang ada dalam lift akhirnya Abby bisa keluar dengan aman, tak ada lagi yang memaksa ingin meminta nomor ponselnya juga.      

"Sepertinya menyenangkan juga kalau tak ada yang tahu aku seorang Willan, hmm aku rasa Daddy benar. Sudah saatnya aku mencari tahu siapa orang yang benar-benar setia padaku,"ucap Abby dalam hati saat berada dalam mobilnya.      

Senyum Abby pun mengembang secara perlahan, ia merasa punya kesenangan baru nantinya. Karena tak mau telat sampai rumah, Abby lalu menambah kecepatan mobilnya. Hari ini ia berpamitan pada ayah dan ibunya untuk pergi ke kampus, mengucapkan selamat tinggal pada beberapa temannya walaupun kenyataannya ia justru bercinta dengan Kyle di apartemennya. Pasalnya hari ini adalah hari terakhirnya berada di Ottawa, besok ia dan sang adik akan pergi ke negara tujuan masing-masing. Tempat dimana ia tak boleh membuka identitasnya yang sebenarnya dan berjuang dari nol untuk membuktikan bahwa mereka adalah Willan sejati.      

Setelah mengendarai mobil selama 45 menit mobil Ferrari merah milik Abby kini pun terparkir di halaman rumah, bersebelahan dengan mobil Range Rover milk Aaric. Sejak masih sekolah keduanya sudah diberikan kebebasan untuk menggunakan mobil oleh sang ayah, karena itu tak heran jika saat ini sudah ada beberapa mobil mewah yang terparkir di halaman istana Fernando.      

"Momm…"     

"Nyonya, tuan besar dan tuan muda ada di halaman belakang tuan. Mereka menunggu anda sejak tadi." Teddy yang berjaga di pintu langsung memotong perkataan Abby.      

"Menungguku? Ok kalau begitu, terima kasih Teddy."      

Abby pun segera bergegas menuju halaman belakang, tempat dimana ia dan seluruh keluarganya sering menghabiskan waktu sejak ia masih kecil. Tanpa merasa bersalah Abby pun ikut bergabung bersama ayah dan ibu serta adik kembarnya yang kompak memakai pakaian formal yang rapi, bahkan ibunya yang tak pernah menggunakan make up di rumah kali ini terlihat sangat cantik dengan make up di wajahnya.     

"Ada apa ini?"tanya Abby bingung ketika ia sudah bergabung dengan keluarganya.     

Viona yang memang sedang menunggu putra pertamanya itu langsung menoleh dan tersenyum ketika melihat putra pertamanya sudah berdiri di belakangnya. "Ganti bajumu sayang."     

"Memangnya ada apa ini Mom?"tanya Abby kembali.     

Dengan lembut Viona membelai wajah Abby. "Foto keluarga, Mommy ingin kita berfoto sebelum kalian berangkat ke luar negeri."     

"Foto keluarga? Bukankah kita punya banyak sekali foto keluarga,"ucap Abby bingung.     

"Iya memang, tapi ini lebih spesial. Karena foto ini akan Mommy simpan di dalam dompet Mommy, Mommy ingin mempunyai kenangan spesial dengan kalian berdua sebelum kalian berangkat besok,"jawab Viona dengan suara serak menahan tangis.      

Deg      

Abby langsung tersadar, tanpa bicara lagi ia pun bergegas masuk kedalam rumah untuk berganti pakaian yang rapi seperti saudara kembarnya yang saat ini sedang berbincang dengan sang ayah. Tak lama kemudian Abby sudah muncul kembali dan bergabung bersama ayah, ibu serta adik kembarnya. Ia terlihat sangat tampan dengan jas tiga lapis yang dibuat khusus untuknya itu, begitu juga dengan Aaric yang benar-benar luar biasa. Sang fotografer akhirnya mengarahkan keluarga kecil itu untuk mengambil pose terbaik, Viona menjadi yang paling cantik diantara ketiga jagoannya.      

"Jaga dan lindungi kedua putraku dimanapun mereka berada Tuhan,"ucap Viona dalam hati saat sedang melihat kedua putranya foto bersama, dengan pakaian dan gaya rambut yang sama Abby dan Aaric benar-benar sulit dibedakan saat ini. Hanya orang-orang tertentu saja yang bisa mengenali mereka.      

Bersambung     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.