You Are Mine, Viona : The Revenge

The First fight



The First fight

0Karena terlalu asyik dengan ponselnya masing-masing Bruce dan juga Loren tak menyadari sama sekali kalau ada beberapa mobil mengikuti mereka dari belakang, bahkan keduanya tak menyadari kalau rute yang diambil sang supir taksi justru semakin jauh dari tujuan. Dan Aaric sangat tenang, ia sama sekali tak takut.     
0

"Lho, kenapa kita berhenti ditempat ini? Apa kita sudah sampai?"ucap Loren bingung saat menyadari taksi yang membawa mereka pergi sudah berhenti di daerah pergudangan.      

"Tunggu, aku cek sebentar di…"     

Dok     

Dok     

Dok     

"Keluar!!! Cepat keluar atau kalian akan mati!!" Tiba-tiba dari semua jendela diketuk dengan kuat oleh beberapa orang pria yang membawa pisau lipat.      

"Apa-apaan ini!!"pekik Loren dengan suara meninggi.      

Sang supir taksi yang sejak tadi diam perlahan tersenyum ke arah Loren, dengan bahasa Inggris yang tak lancar ia berkata, "Lebih baik kalian menurut kalau tak mau mati."     

"Kau!!"     

Dok     

Dok     

"Cepat keluar!!"pekik seorang pria yang berada disamping Aaric dengan suara keras.     

Secara refleks Loren dan Bruce menoleh ke arah sang tuan, mereka meminta saran dari tuannya harus melakukan apa.     

Alih-alih memberikan jawaban pada Loren dan Bruce, Aaric justru membuka pintu yang ada di sebelah kirinya dan langsung turun dengan tenang. Melihat sang tuan turun begitu saja, Bruce dan Loren akhirnya mengikuti tanpa banyak bicara. Mereka bertiga pun akhirnya dibawa ke sebuah lorong yang berada di pergudangan yang terbuat dari peti-peti kemas yang sudah tak terpakai itu, langkah mereka pun terhenti tepat di hadapan seorang pria yang duduk di kursi yang dikawal empat orang pria berbadan besar yang cukup menakutkan.      

"Bagaimana hari ini bos? Hasil tangkapanku bagus bukan?"tanya sang supir taksi pada pria yang sedang duduk itu dengan mata berbinar-binar.      

Sang pria yang dipanggil bos itu lalu menggerakkan tangannya memanggil si supir taksi agar mendekat ke arahnya, saat sang supir taksi itu hampir sampai tiba-tiba pria yang dipanggil bos itu mencengkram leher si supir taksi dengan kuat.      

"Kalau mereka hanya sampah maka kau akan mati!!"     

"Eekkk ekkk tidak bos, se-sepertinya mereka orang kaya. Pakaian mereka dari merk-merk mahal." Dengan susah payah sang supir taksi pun menjawab perkataan sang bos yang sedang mencekik lehernya itu.     

Tanpa ragu sang bos itu pun langsung melepaskan tangannya dari leher anak buahnya yang bertugas mencari mangsa itu, ia kemudian menatap ketiga calon korbannya dengan tajam dari atas kepala sampai ujung kaki.      

"Hmm sepertinya sampah itu berguna juga kali ini, mangsa kita sepertinya orang kaya kali ini,"ucap pria yang dipanggil bos itu dengan lantang dalam bahasa Korea yang otomatis tak dimengerti oleh Loren dsn Bruce.      

Pria itu pun kemudian memberikan kode pada anak buahnya untuk langsung bertindak, setelah mendapatkan perintah dari sang bos keenam pria yang sebelumnya menggiring Aaric dan kedua anak buahnya pun mulai mendekati mereka bertiga. Mereka lalu meminta Aaric, Loren dan Bruce untuk menanggalkan barang-barang yang melekat di tubuh termasuk mengeluarkan dompet dan ponsel. Dengan mengacungkan pisau dan bahasa Inggris yang berbatasan keenam pria itu mencoba mengintimidasi para korbannya.     

"Cepat!!! Keluarkan barang-barang berharga kalian."     

"Kalau kalian tak mau mati disini lebih baik patuh."     

"Cepat!!"     

"Kalian akan menyesal kalau tidak menuruti perintah kami."     

"Jangan diam saja, cepat tanggalkan barang-barang berharga kalian di tanah."      

"Apa kalian tak mengerti ucapan kami? Cepat keluarkan barang-barang kalian."      

Keenam pria itu bicara saling bersahutan meminta Aaric, Loren dan Bruce melepaskan barang-barang mereka dengan menodongkan pisau yang digerak-gerakkan.     

"Bos, sepertinya kita di rampok,"bisik Loren lirih pada Aaric.      

"Apa kita harus melawan mereka bos?"tanya Bruce ikut bicara menimpali perkataan Loren.     

Aaric hanya tersenyum mendengar perkataan kedua anak buahnya, ia tak marah pada dua pengikutnya itu karena memang keduanya tak bisa bahasa Korea. Maka dari itu Aaric memilih maju mendekati para penodongnya.      

"Bos!!"pekik Loren dan Bruce kompak saat melihat Aaric mendekati para pria yang mendorong mereka.     

Aaric menggerakkan tangannya memberikan kode pada Loren dan Bruce untuk tenang.     

"Hei, jangan mendekat. Cepat lakukan apa yang kami perintahkan sebelumnya,"hardik sang supir taksi yang sudah menculik mereka dengan bahasa Inggris yang cukup lancar.      

Aaric menghentikan langkahnya, ia lalu menatap sang pimpinan yang masih duduk. Perlahan Aaric memasukkan kedua tangannya ke saku. "Jadi kalian para penjahat yang merusak kota indah seperti ini? Benar-benar memalukan, merusak nama baik warga Korea."     

Deg      

Para penjahat itu langsung terkejut saat mendengar Aaric bicara menggunakan bahasa Korea yang sangat baik, Loren dan Bruce juga tak kalah terkejutnya. Mereka tak percaya sang tuan bisa bicara bahasa Korea dengan sebaik itu.      

"Apa kalian tahu sebuah negara akan maju ketika banyak turis asing yang berkunjung untuk melihat keindahan negara itu termasuk Korea, kalau negara itu maju maka kesejahteraan warganya pun akan terjamin. Akan tetapi kalau ada orang-orang yang merampok para turis asing seperti kalian ini, maka nama Korea akan buruk di mata para turis internasional dan hal itu akan membuat negara mengalami kerugian karena sektor pariwisatanya hancur yang disebabkan oleh segelintir orang-orang tidak bermoral seperti kalian ini,"imbuh Aaric kembali dengan lantang.      

Para perampok itu semakin terkejut saat Aaric bicara dengan lancar sekali, bahkan aksennya mirip sekali dengan orang Korea kebanyakan dan kalau tak ada orang yang melihatnya secara langsung berbicara maka orang itu akan mengira orang Korea lah yang berbicara.      

Brakk     

Sang pemimpin komplotan perampok itupun membanting kursi yang baru ia duduki dengan keras.     

"Jangan banyak omong, cepat lakukan apa yang kami perintahkan. Lepaskan semua barang-barang kalian dan…"     

"Kalau kami tidak mau kau mau apa?"Aaric langsung memotong perkataan si pemimpin perampok itu tanpa ada rasa takut.      

Si pemimpin perampok itu merasa tertantang karena perkataan Aaric, dengan penuh emosi ia pun berteriak memerintahkan anak buahnya untuk menyerbu Aaric, Loren dan Bruce secara bersamaan.     

"Bos…"     

"Lawan!!"ucap Aaric dengan cepat.      

Begitu mendapat perintah Bruce dan Loren pun langsung memasang kuda-kuda, begitu pula dengan Aaric sendiri. Aaric langsung melawan sang pimpinan perampok itu bersama tiga anak buah lainnya, sudah masuk ke berbagai jenis martial art tak sulit bagi Aaric untuk menaklukkan orang-orang yang mencoba merampoknya itu. Pasalnya orang-orang yang sedang melawannya itu tak memiliki skill apapun, mereka bertarung ala petarung jalanan yang tanpa aturan. Sehingga mudah sekali bagi Aaric menaklukkan mereka dan dalam waktu sekejap Aaric pun berhasil membuat si pemimpin gerombolan perampok itu terkapar di tanah dengan mulut yang mengeluarkan darah segar, Loren dan Bruce pun juga berhasil menaklukkan lawan-lawannya tanpa kesulitan.      

"Sepertinya polisi Korea harus tahu tentang kalian sehingga para turis lainnya tidak akan…"     

"Bos awasss!!!!"jerit Loren dengan keras memberi peringatan kepada Aaric karena si pengemudi taksi berlari ke arahnya sambil mengarahkan pisau.      

Bersambung     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.