You Are Mine, Viona : The Revenge

Topeng para orang kaya



Topeng para orang kaya

Sesampainya di apartemennya Abby langsung menyiapkan semua perlengkapan yang akan dibawa saat beraksi kediaman Richard Gyle yang diberikan Sergio Mendes, ketimbang mengerjakan tugas yang diberikan oleh beberapa profesornya di kampus. Abby memilih untuk tetap profesional mengerjakan pekerjaan yang sudah dipercayakan kepada dirinya, apalagi ia sudah menerima bayaran dari pekerjaan yang belum ia lakukan itu. Karena itulah ia mengabaikan tugas kuliahnya.      

Marco dan Jordan pun hanya bisa diam menatap sang bos menyiapkan semua peralatannya, berbagai macam pisau lipat yang sangat tajam dan pistol sudah Abby tata dengan baik diatas meja. Belum lagi dengan kacamata canggihnya yang mampu membaca sinar inframerah, Abby selalu menggunakan kacamata itu jika sedang bekerja karena menurutnya kacamata itu sangat dibutuhkan.      

"Anda serius bos akan terjun sendiri?"tanya Marco kembali.     

"Kalau kau bertanya satu kali lagi maka itu akan menjadi pertanyaan ke sembilan Marco,"jawab Abby sambil tersenyum.     

"Aku serius bos, semua perlengkapan anda sebanyak ini. Kalau ini bukan misi yang membahayakan maka seharusnya anda tak membawa senjata sebanyak ini bos,"ucap Marco kembali, ia merasa sangat khawatir membiarkan bosnya beraksi seorang diri.     

Abby meletakkan satu pisau terakhirnya diatas meja, ia lalu menatap Marco dan Jordan sambil tersenyum.     

"Kalian tenang saja, ini misi kecil. Semua barang-barang ini aku bawa karena aku tak mau mengalami hal-hal yang tak diinginkan, bukankah lebih baik kita punya persiapan yang matang bukan. Percayalah ini semua akan baik-baik saja, aku pasti bisa menyelesaikan tugas ini dengan baik dan kembali dalam keadaan hidup…"     

"Bos!!!"     

"Haha ya sudah lah lebih baik kalian kembali ke kamar kalian, aku mau mandi menyegarkan diri,"usir Abby pada kedua asistennya itu.     

Meskipun berat hati Marco dan Jordan pun akhirnya pergi meninggalkan kamar Abby, mereka tak berani membantah lagi. Karena tak diberitahu tuannya akan melakukan tugas apa alhasil kedua orang itu menjadi sangat khawatir, apalagi tugas ini adalah tugas yang diberikan Sergio Mendes yang notabene bukan orang biasa.      

Setelah kedua anak buahnya pergi Abby lalu bergegas masuk ke dalam kamar mandi, akan tetapi langkahnya terhenti saat ponsel pintarnya yang berada di atas meja bergetar. Karena penasaran Abby pun memutuskan untuk memeriksa ponselnya terlebih dahulu, Abby pun terkejut saat melihat pesan yang dikirimkan Sergio Mendes. Pesan Sergio Mendes berisi sebuah foto dari putri tunggalnya Angelic Mendes yang masih berusia 17 tahun, seorang gadis cantik berambut brunette sepundak dengan mata biru.      

"Cantik sekali, pantas saja predator seks itu bernafsu padanya,"ucap Abby lirih.      

Karena tubuhnya sudah sangat lengket dengan keringat Abby pun bergegas masuk ke dalam kamar mandi, ia ingin berendam sejenak di bathtub sebelum beraksi nanti malam. Meskipun memimpin sekitar 100 orang mafia terlatih namun Abby tak memiliki tato di tubuhnya, ia mengingat pesan yang dulu dikatakan ibunya yang akan sangat sedih jika ia memiliki tato. Karena itulah tubuh Abby bersih dari tato ataupun body piercing.      

"Tunggu Abby punya kerajaan bisnis sendiri Mom, setelah itu Abby akan pulang dan membuatmu bangga,"ucap Abby dalam hati, setelah melihat foto anak Sergio Mendes ia langsung teringat akan sang ibu yang memiliki nama yang hampir mirip dengan nama gadis yang akan ia lindungi itu.      

Abby pun langsung memejamkan kedua matanya, ia ingin bersantai sejenak sebelum beraksi. Sebuah rutinitas yang selalu ia lakukan selama ini.      

Kediaman Richard Gyle     

Richard Gyle yang baru saja tiba di rumah besarnya langsung pergi menuju kamar, ia ingin menikmati pijatan-pijatan di tubuhnya dari para gadis cantik peliharaannya. Para gadis cantik yang masih muda itu Richard culik dari rumah mereka masing-masing dengan diiming-imingi sebuah pekerjaan yang memberikan gaji besar, karena pada gadis itu tak banyak bertanya akhirnya mereka mau menerima tawaran pekerjaan yang diberikan oleh Richard.      

Sampai akhirnya ketika mereka tiba di kediaman Richard mereka tak bisa berbuat apa-apa karena dipaksa melayani nafsu bejat pria itu, meskipun mereka berasal dari keluarga tidak mampu akan tetapi semua gadis yang ia ambil itu tak ada yang masih perawan. Karena itulah Richard tak menghentikan perbuatannya, ia terus berburu dan mencari gadis cantik yang bisa memuaskan hasratnya. Keinginannya untuk merasakan sempitnya vagina seorang gadis perawan membuatnya tak mau berhenti, meskipun saat ini koleksi gadisnya sudah lebih dari 20 orang.      

Sebenarnya keinginan Richard Gyle hampir tak bisa tercapai, pasalnya ia tak bisa bergerak bebas. Banyak media yang mengincar dirinya, setelah banyaknya kegiatan amal yang ia lakukan maka makin banyak juga wartawan yang memburu dirinya. Karena itulah Richard tak bisa berburu gadis-gadis muda yang cantik lagi seperti dulu, akan tetapi harapannya yang hampir paham itu kembali membara saat melihat putri Sergio Mendes yang sangat cantik jelita Angelic Mendes yang pernah ia lihat sekali muncul di televisi pada saat menemani Sergio Mendes hadir dalam sebuah pertemuan bisnis para pengusaha. Karena itulah saat ini ia menargetkan gadis cantik itu untuk menjadi mangsanya, ia yakin sekali gadis bernama Angelic itu masih perawan. Mengingat betapa berkuasanya Sergio Mendes ia yakin sekali tak akan mungkin ada pemuda yang berani merusak mahkota gadis itu.      

"Selamat datang master,"sapa sekitar 20 gadis cantik pada Richard Gyle yang baru saja masuk ke kamar tidurnya.     

"Layani aku dan buka pakaian kalian, aku tak suka melihat kalian memakai baju dihadapanku,"ucap Richard Gyle tanpa rasa sungkan.     

Ke dua puluh gadis itu pun langsung melakukan perintah yang diberikan sang master pada mereka, satu demi satu gadis-gadis itu membuka pakaiannya. Sehingga tubuh indah mereka terlihat jelas, setelah melihat gadis peliharaannya membuka pakaian Richard Gyle pun melakukan hal yang sama. Tanpa rasa malu pria itu membuka pakaiannya di hadapan semua gadis itu, ia lalu berjalan menuju kamar mandi sembari meraih obat kuatnya yang selalu ia minum hampir tiap malam ketika akan bercinta dengan para gadisnya. Setelah menelan satu butir obat kuat Richard Gyle lalu masuk ke dalam kamar mandi, begitu ia masuk sekitar lima gadis mengikutinya dari belakang.      

Richard Gyle pun langsung masuk ke dalam bathtub dan langsung menerima pijatan-pijatan lembut dari para gadis itu di dalam bathtub yang cukup besar itu, mendapat sentuhan dari para gadis yang tak memakai pakaian apapun birahi Richard pun datang. Tanpa permisi ia langsung meraih seorang gadis yang berada disampingnya kemudian dengan cepat ia menyetubuhinya dari belakang, dalam posisi doggy style gadis itu mengerang keenakan. Suaranya bahkan terdengar sampai di luar, sehingga para gadis lainnya yang masih berdiri di dalam kamar menunduk. Mereka tahu malam ini salah satu diantara mereka pasti juga akan melayani birahi sang master, karena itulah mereka hanya bisa pasrah.      

"Angelic Mendes argghhh i'm coming…"      

Sebuah teriakan panjang dari Richard Gyle pun terdengar saat ia berhasil mencapai puncak pertamanya, dengan menyebut nama Angelic Mendes pria itu kembali memiliki semangat untuk kembali bercinta. Richard Gyle selalu membayangkan tengah menyetubuhi Angelic, karena itu ia selalu menyebut namanya ketika mencapai puncak.      

"Siapa Angelic itu?"tanya seorang gadis berambut panjang berwarna merah lirih pada temannya saat mendengar sang master berkali-kali menyebutkan nama itu.      

"Jangan banyak bicara, mungkin saja gadis itu akan segera bernasib sama seperti kita,"jawab seorang gadis lainnya.     

Sang gadis berambut panjang berwarna merah itu pun kembali menutup mulutnya, ia kembali meratapi nasibnya dalam diam dan mengutuk Richard Gyle yang berkali-kali memperkosa dirinya sejak ia datang ke rumah Richard Gyle dua bulan yang lalu.      

Bersambung     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.