You Are Mine, Viona : The Revenge

Mr X sang kunci



Mr X sang kunci

0Akhirnya setelah mengucapkan janji suci Nessi dan Shane Williams dinyatakan resmi menjadi suami-istri yang sah dimata negara dan agama, mereka berdua bahkan juga mendapatkan penghargaan dari pihak gereja setempat karena sudah menyumbangkan sejumlah uang untuk anak-anak yang membutuhkan yang berada di bawah naungan gereja. Nessi mengatakan kalau uang itu adalah uangnya dan cita-citanya saat masih single dulu adalah ingin menyumbangkan sejumlah uang untuk anak-anak yang kurang mampu ketika menikah dan memilih untuk tidak melakukan pesta pernikahan yang mewah, karena menurutnya hal itu tidaklah penting. Baginya pesta mewah hanyalah sebuah pengakuan untuk orang lain saja kepada dirinya, oleh karena itu ia meminta izin pada Shane untuk menyumbangkan uang yang akan digunakan sebagai biaya pesta untuk orang-orang yang membutuhkan.      
0

Mengetahui keinginan Nessi yang sangat mulia itu Shane awalnya sangat terkejut, ia tak menyangka kalau Nessi memiliki rencana sebesar itu karenanya ia pun mendukung keinginan Nessi untuk melakukan hal tersebut dan justru menambahkan jumlah uang yang dimiliki Nessi untuk disumbangkan ke gereja.      

"Sekali lagi saya ucapkan selamat untuk anda berdua tuan dan nyonya Williams semoga setelah ini anda berdua mendapatkan berkat yang melimpah, kehidupan rumah tangga anda juga jauh dari masalah dan segera mendapatkan keturunan. Orang-orang baik seperti Anda berdua pasti akan dijaga oleh Tuhan dan akan mendapatkan apa yang kalian berdua inginkan,"ucap seorang pendeta yang sebelumnya menikahkan Nessi dan Shane dengan tulus.      

"Amin, terima kasih doanya bapa." Nessi dan Shane menjawab dengan kompak perkataan pendeta yang sudah cukup tua itu.      

Setelah melakukan foto sederhana dan makan-makan akhirnya para pendeta dan pengikutnya pun pergi meninggalkan kediaman Shane untuk kembali ke gereja, mereka sangat senang karena bisa menghadiri sebuah pernikahan yang menurut mereka penuh berkat karena benar-benar sangat hikmat dan hanya mengundang orang-orang terdekat saja serta tidak melakukan sebuah pesta yang berlebihan. Mereka justru memilih untuk menyumbangkan uangnya kepada orang yang kurang mampu dan hal ini benar-benar mendapatkan sebuah perhatian yang sangat besar oleh pihak gereja yang yang berada tak jauh dari kediaman Shane.     

"Kau sangat cantik Nyonya Williams,"bisik Shane pelan pada Nessi sesaat setelah para pendeta itu pergi meninggalkan kediamannya.     

"Jangan nakal, masih banyak kah pelayanmu disini. Aku tak mau mereka melihat kemesraan kita, bukankah seharusnya kemesraan menjadi rahasia kita di kamar ya?"tanya Nessi pelan sambil tersenyum centil menggoda Shane, Nessi sengaja menyinggung soal kamar kepada Shane untuk memancing pria yang sudah menjadi suaminya itu.     

Dan rencananya Nessi berhasil dengan baik karena wajah Shane langsung berubah dari tatapannya yang lembut dan penuh cinta berbuah penuh nafsu, menduda lebih dari 3 tahun membuatnya tak bisa menahan diri lebih lama. Apalagi saat ini ada wanita cantik yang ia cintai tengah berada di hadapannya, wanita yang sudah resmi menjadi istrinya.      

Shane yang sudah menyiapkan sebuah hotel bintang lima untuk malam pengantin mereka langsung menggendong Nessi secara tiba-tiba ala bridal style dan kemudian berjalan menuju mobil yang sudah bersiap tak jauh dari tempat pernikahan mereka saat ini. Nessi yang sangat terkejut menjerit dengan keras, ia tak mengira Shane akan memperlakukannya seperti itu. Dan pada saat ia akan meminta Shane untuk diturunkan tiba-tiba Nessi melihat Olivia, ia pun membatalkan niatnya dan semakin menunjukkan kemesraannya dengan Shane yang otomatis membuat Olivia makin meradang. Hal pertama yang ingin Nessi lakukan sebagai nyonya Williams adalah menyingkirkan Olivia dan membuat para pelayan lainnya tunduk padanya, akan tetapi kalau semua pelayan itu membangkang ia sudah punya rencana lain untuk para pelayannya itu. Untuk saat ini ia hanya perlu melanjutkan aktingnya, menjadi wanita baik bagi seorang Shane Williams.      

****     

Di Kediaman Fernando saat ini berlangsung acara yang sangat khidmat, saat ini sedang berlangsung acara pembaptisan Abby dan Aaric. Semua orang yang ditunjuk Fernando untuk menjadi orang tua angkat sudah hadir sejak pagi, bahkan Adam kakak angkat Viona di panti beserta istrinya Steffi juga hadir. Mereka dijemput secara langsung oleh Justin menggunakan helikopter ke desa Elora setelah sebelumnya saling berkomunikasi untuk menentukan waktu penjemputan, melihat kakak dan kakak iparnya datang Viona histeris. Ia langsung memeluk dokter Adam dengan penuh haru karena melihat kakaknya berada di hadapannya saat ini dan statusnya pun sudah menikah, Viona senang karena kakaknya akhirnya berhasil mendapatkan kebahagiaan yang sendiri dengan seorang wanita yang mencintainya. Dan pada saat memeluk Steffi sang kakak ipar Viona sangat senang sekali, ia bahkan tak melepaskan pelukannya untuk waktu yang lama. Kerinduannya pada kedua orang yang ikut menjaganya selama sepuluh bulan tinggal di desa Elora membuat Viona sangat bahagia, melihat istrinya seperti itu Fernando ikut senang. Meskipun ia tak bisa menghadirkan adik-adik panti Viona yang membangkang dan jahat itu namun Fernando bahagia, ia senang karena bisa membuat salah satu anak yang dibesarkan bersama Viona di panti bisa ikut hadir dalam momen bersejarah dalam keluarganya ini. Fernando ingin membuat ikatan keluarga yang lebih besar lagi, karena itu ia menghubungi Adam untuk acara pembaptisan ini.      

Tobias Dante yang tak pernah berpakaian rapi hari ini rela memakai jas supaya tato yang berada di kedua lengannya tertutup, ia ingin membuat kesan yang mendalam untuk acara sakral ini. Demi anak-anak baptisnya, meskipun ia belum tahu akan menjadi ayah baptis bagi Abby atau bagi Aaric. Yang pasti ia sangat senang karena bisa merasakan kehormatan ini yang tak pernah ia bayangkan sebelumnya, karena itu ia rela datang sejak pagi dan terlihat sangat gelisah dan membuat anak buahnya ikut gelisah. Begitu pula dengan para profesor dan para istrinya, mereka yang akhirnya berkesempatan menjadi orang tua baptis bagi anak-anak Fernando dan Viona sudah tak sabar sekali. Bahkan malam sebelumnya mereka sampai tak tidur karena sudah tak sabar menunggu hari ini, akan tetapi pada saat acara akan dimulai Andrew dan dokter Cecilia belum juga kunjung terlihat. Kedua orang itu bahkan tak bisa dihubungi juga dan membuat Fernando gelisah, ia tak mau acara pembaptisan anaknya kacau hanya karena menunggu Andrew dan Cecilia.      

"Tunggu sebentar lagi, mereka pasti datang,"ucap Viona pelan pada Fernando yang sedang berdiri didepan dekorasi cantik yang dibuat untuk menyambut para tamu spesialnya hari ini.      

"Lima belas menit lagi dimulai, aku tak mau kalau acara ini rusak karena ulah…"     

Fernando tak menyelesaikan perkataannya saat melihat Andrew dan dokter Cecilia berlari-lari dari area parkir menuju ke halaman belakang tempat dimana acara pembaptisan akan dilangsungkan, Andrew masih memakai seragam polisinya sementara dokter Cecilia juga terlihat menggunakan pakaian dinasnya. Rupanya mereka berdua tak sempat berganti pakaian karena Andrew yang masih bertugas langsung menjemput istrinya di rumah sakit Global Bros yang mendapatkan shift malam dan langsung pergi ke tempat Fernando untuk acara pembaptisan.      

Andrew dan dokter Cecilia langsung menghampiri Fernando dan Viona, Teddy yang berada tak jauh dari tempat sang tuan langsung memberikan dua gelas air putih pada kedua tamu yang baru datang itu.     

"Terima kasih Teddy,"ucap Andrew dengan cepat saat sudah meminum air yang baru saja diberikan Teddy.      

"Sama-sama Tuan, ini sudah tugas saya,"jawab Teddy sopan sambil menganggukkan kepalanya.      

Para profesor dan istrinya yang sedang duduk langsung menghampiri Fernando, mereka yang sudah tak sabar menanyakan satu orang lagi yang belum muncul. Pasalnya di daftar orang tua baptis Abby dan Aaric sudah lengkap dan kurang satu orang lagi yang belum terlihat.      

"Ayo duduk, acara akan dimulai,"ucap Fernando pelan mengajak semua tamunya untuk duduk, ia mengabaikan pertanyaan profesor Frank yang menanyakan satu orang lagi yang belum datang.     

"Bagaimana kita akan memulai acaranya kalau masih ada satu orang lagi yang belum datang, bukankah tadi kau bilang tak mau membuat acara ini kacau. Tapi ini masih ada satu orang lagi yang belum datang, bagaimana kalau misalkan pada saat acara dimulai orang ini tiba-tiba datang Fernando? Bukankah itu akan merusak jalannya acara?"tanya profesor William mengulangi pertanyaan Profesor Frank yang belum dijawab oleh Fernando.     

"Siapa bilang belum datang?" tanya balik Fernando sambil tersenyum.     

"Ini semua data di kertas yang kau berikan ini semuanya sudah datang semua, tinggal satu orang lagi yang kau tulis dengan nama mr X yang belum terlihat. Aku sebenarnya penasaran siapa mr X yang kau maksud itu Fernando,"sahut profesor Dekster ikut bicara.     

Fernando tersenyum dan menoleh ke arah Teddy yang baru saja meletakkan gelas di atas meja, Teddy yang paham dengan kode dari Fernando langsung berjalan mendekati tuannya itu sembari merapikan dasi kupu-kupu yang terpasang di lehernya.      

"Sayalah mr X yang tuan Fernando maksud,"ucap Teddy sopan.      

Bersambung     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.