You Are Mine, Viona : The Revenge

Tindakan tegas



Tindakan tegas

0Dokter William langsung menyambar tas perlengkapannya untuk membuat Fernando puas , ia meraih tasnya itu . Walaupun ia tak melakukan perintah Fernando untuk mengambil obat yang bisa untuk menyuntik mati pasien , karena tidak semudah itu bagi seorang dokter membawa obat terlarang seperti itu . Dengan langkah tertatih-tatih dokter William menyusul Fernando yang sudah berjalan dengan cepat menuju ke arah parkiran mobil yang ada di depan rumah sakit ,  walau tak mengetahui secara pasti apa yang Fernando bicarakan dengan pelayan nya di rumah tapi dokter William sudah bisa menebak kalau sudah terjadi sesuatu dengan Viona di rumah melihat dari ekspresi yang di dikeluarkan oleh Fernando .     
0

"William ...apakah kau sudah berubah menjadi kura-kura sekarang ?!  kenapa jalanmu semakin lambat seperti kakek-kakek yang sudah tidak bisa bereproduksi lagi " Teriak Fernando dari arah pintu depan memanggil dokter William yang masih berjalan jauh di belakangnya.      

"Tunggu sebentar apa kau tidak lihat aku membawa tas berat ini." Jawab dokter William dengan kesal , karena di sebut sebagai kakek-kakek yang sudah tidak bisa bereproduksi lagi .     

"Ayolah Will... Aku tak mau membuat istri ku menunggu terlalu lama di rumah." Pekik Fernando dari dalam mobilnya memanggil dokter William untuk cepat masuk ke dalam mobilnya .     

Dokter William yang sudah menggerutu nampak tak mau menjawab perkataan Fernando lagi , ia lalu berlari menuju ke mobil Fernando yang sudah terbuka pintunya untuk menunggunya masuk . Setelah dokter William masuk ke dalam mobil , Lukas sang sopir pribadi Fernando langsung menginjak gasnya dengan cepat menuju ke istana Fernando sesuai dengan perintah yang Fernando berikan sebelumnya . Di belakang mobil mereka nampak dua mobil berwarna hitam mengawal dengan jarak dekat .     

Sepanjang perjalanan Fernando terlihat sangat tidak sabar dan gelisah , ia berulang kali melihat jam di tangan kirinya karena khawatir jika terjadi sesuatu pada Viona dan anak yang sedang dikandungnya . Membayangkan hal yang buruk menimpa Viona saja sudah membuat Fernando hampir gila , oleh karena itu ia terus-menerus mengatakan pada Lukas untuk mempercepat laju mobilnya padahal kecepatan mobil mereka sudah melebihi ambang batas kecepatan wajar di jalanan .     

Tiga puluh menit kemudian mobil yang membawa Fernando dan dokter William akhirnya sampai istana Fernando , begitu mobil berhenti Fernando langsung keluar dari mobil dengan cepat . Ia bahkan melompati beberapa anak tangga untuk masuk ke dalam rumah , saat sudah sampai di ruang tamu matanya langsung mencari sosok Viona yang sudah ia khawatirkan selama dalam perjalanan tadi . Fernando menghela nafas lega ketika melihat sang istri tengah duduk di sebuah sofa yang dilindungi oleh beberapa orang bodyguard yang membentuk lingkaran , dengan cepat Ia berlari menuju ke tempat sang istri duduk.      

"Babe …." Panggil Fernando pelan saat sudah hampir sampai ke tempat Viona duduk .      

Viona langsung mengangkat wajahnya ketika mendengar suara sang suami , kedua matanya langsung berkaca-kaca ketika melihat Fernando sudah berdiri di hadapannya .     

"Honey aku ...hiks hiks      

Viona tak dapat menyelesaikan ucapannya karena sudah menangis , melihat sang istri menangis membuat Fernando langsung berlutut dan memeluk Viona . Fernando mencoba menenangkan sang istri , ia berulang kali mencium kening Viona karena lega melihat Viona tidak terluka sedikitpun . Saat sedang memeluk Viona ia merasakan detak jantung istrinya itu terasa berdetak lebih kencang ,yang menandakan kalau Viona sedang dalam kondisi ketakutan .     

Fernando mengangkat wajahnya dan melirik tajam ke arah salah sudut rumahnya yang lain , dimana beberapa orang bodyguard sedang menahan kelima adik angkat Viona sewaktu di panti asuhan dulu . Fernando menatap mereka secara bergantian sampai akhirnya ia melihat sosok Amber yang sedang memegangi pipinya karena baru saja ditampar oleh Teddy , yang kesal mendengar Amber terus berteriak mengeluarkan cacian dan ancaman untuk membunuh bayi yang sedang dikandung Viona.     

Fernando melirik ke arah dokter William dan memberikan kode pada sahabatnya itu untuk membawa Viona naik ke kamar , dokter William yang bisa membaca kode Fernando pun langsung bergegas melakukan apa yang sudah diperintahkan Fernando . Pada awalnya Viona menolak untuk pergi , akan tetapi karena Fernando terus meyakinkannya dengan penuh cinta Viona akhirnya mau pergi ke lantai dua bersama dokter William . Dengan dipapah beberapa orang pelayan wanita yang membantunya berjalan Viona akhirnya pergi ke lantai dua menuju kamar mereka meninggalkan Fernando bersama kelima adik angkatnya di panti asuhan dulu .      

Setelah Viona naik ke lantai dua Teddy terlihat berjalan mendekati sang tuan , ia kemudian menceritakan secara detail kejadiannya dari awal sejak kelima adik angkat Viona datang . Para bodyguard yang berjaga di gerbang depan memberi izin Amber dan ketiga adik angkatnya itu masuk setelah mereka menunjukkan foto masa kecil mereka bersama Viona remaja ,  karena percaya dengan foto yang mereka bawa para bodyguard yang tak mengenal Amber dan keempat adiknya itu pun langsung memberikan mereka izin untuk masuk ke dalam rumah .      

Sikap ramah Amber dan keempat adik angkatnya itu langsung berubah ketika melihat Viona turun dari tangga menuju ke lantai satu , Amber dan Bella langsung memaki-maki Viona dengan umpatan dan kata kasar . Mereka berdua bahkan menyumpahi bayi yang ada di dalam kandungan Viona untuk terlahir dalam kondisi mati , mendengar cacian dari Amber langsung membuat Viona shock sampai tak bisa berkata-kata sehingga membuat para pelayan wanita terlihat menenangkan sang nyonya .      

Mendengar penjelasan dari Teddy langsung membuat amarah Fernando naik , kedua matanya pun langsung memerah karena menahan emosi yang sudah sampai di ambang batasnya . Dengan cepat Fernando berdiri dan berjalan mendekati Amber dan Bella yang sedang dipegang oleh empat orang bodyguard berkulit hitam , saat sudah berada di depan kedua adik angkat sang istri Fernando langsung mengulurkan tangannya dan menampar pipi Bella dan Amber secara bergantian berkali-kali . Jerit dan tangis Amber dan Bella sama sekali tak dihiraukan oleh Fernando , yang Fernando tahu saat ini ia harus memberikan pelajaran kepada dua orang wanita yang sudah bersuami mendoakan anaknya lahir tidak selamat.      

Bruk      

Amber dan Bella langsung terjatuh ke lantai begitu Fernando memberikan tamparan yang ke sepuluh kali untuk kedua wanita itu , dengan pipi memerah dan bibir sobek Bella dan Amber menangis meminta pengampunan dari Fernando yang masih berdiri di hadapan mereka .     

"Siapa lagi yang tadi mendoakan anakku terlahir tidak selamat ." Tanya Fernando kepada ketiga gadis yang sedang berdiri ketakutan di samping Amber dan Bella .     

"Tidak tuan , saya tidak berkata apapun."      

"Saya bahkan tidak membuka mulut saya tadi tuan ."      

"Saya tidak berani tuan saya kesini hanya diajak oleh kak Amber dan kak Bella saja .     

Jawab ketiga adik Viona dengan bergantian secara tergagap karena ketakutan mendengar pertanyaan Fernando . Fernando yang tidak yakin dengan jawaban ketiga gadis itu langsung melirik ke arah Teddy untuk memastikan kebenaran atas ucapan ketiga gadis tersebut , Teddy pun hanya mengangguk pelan ketika melihat Fernando menatap ke arahnya .     

"Bukankah kalian adalah wanita , lalu kenapa kalian dengan tega mengucapkan kata seperti itu kepada istriku ."  Tanya Fernando dingin sambil berlutut di hadapan Amber dan Bella yang masih menangis sambil memegangi kedua pipi mereka yang sudah memerah .     

"Kenapa diam saja ? apakah mulut kalian sudah tak bisa berbicara.?"  Tanya Fernando kembali dengan gemas karena tak sabar menerima jawaban dari Amber dan Bella yang sejak tadi hanya diam .      

Karena tak kunjung mendengar jawaban dari Amber dan Bella kesabaran Fernando pun habis ,ia lalu bangun dan berkacak pinggang di depan kedua adik angkat sang istri tersebut .     

"Baiklah kalau kalian masih belum mau membuka mulut , mungkin dengan cara halus kalian tak mengerti . Kalau begitu biarkan aku tunjukkan kepada kalian sekejam apa Fernando Grey Willan itu ." Ucap Fernando pelan mengancam Amber dan Bella .     

Fernando kemudian berjalan menuju ke sebuah ruangan yang ada di bawah tangga , ia lalu masuk ke dalam ruangan itu . Tak lama kemudian Fernando tampak membawa sebuah kotak yang cukup besar di pelukannya , dengan perlahan Fernando menurunkan kotak itu di hadapan kelima adik angkat sang istri .     

"Kalau kalian berdua tak mau bicara juga mungkin dengan ini kalian akan bicara nanti ."Ucap Fernando pelan sambil membuka kotak yang baru saja ia keluarkan itu .     

Kedua mata Amber dan Bella langsung membelalak ketika melihat kotak yang baru saja dikeluarkan oleh Fernando dari ruang penyimpanan di bawah tangga , mereka melihat dengan jelas isi kotak itu yang terdiri dari beberapa alat sex toys yang cukup mengerikan . Sebenarnya alat yang baru saja Fernando bawa itu bukanlah miliknya melainkan milik sang adik Franklin , ia menemukan sex toys BDSM itu secara tak sengaja di kamar adiknya sewaktu Franklin masih tinggal bersamanya beberapa tahun yang lalu . Karena merasa jijik dengan alat-alat itu Fernando kemudian menyimpannya di ruang penyimpanan yang ada di bawah tangga dan baru kali ini ia membukanya kembali setelah empat tahun ia simpan rapat di bawah tangga tanpa sepengetahuan sang adik.      

"Kalian tentu tahu bukan alat sex listrik ini , aku akan memasangkan nya di alat kelamin kalian selama dua belas jam untuk membuat kalian bicara . Akan tetapi kalau kalian tak mau bicara juga maka aku akan memasangkan alat ini selama dua hari penuh pada kalian berdua sampai kalian membuka mulut untuk menjawab pertanyaanku tadi ." Ucap Fernando pelan mengancam Amber dan Bella .     

Ember dan Bella yang yang sebenarnya sudah familiar dengan sex toys yang ada di dalam kotak yang dibawa Fernando nampak biasa saja pada awalnya , namun ketika mereka melihat sebuah alat untuk memuaskan diri yang menggunakan tenaga listrik . Mereka berdua langsung bergidik ngeri karena melihat betapa besarnya penis palsu yang terpasang di alat bantu sex itu , mereka yakin jika alat itu masuk ke dalam vaginanya maka mereka bisa memastikan vagina mereka akan langsung robek  . Memikirkan hal itu langsung membuat keringat dingin keluar dari kening Amber dan Bella.     

Melihat kedua gadis di hadapannya ketakutan membuat Fernando tersenyum , ternyata rencananya untuk menakuti mereka berhasil . Padahal sebenarnya Fernando tidak akan mungkin melakukan hal sekejam itu pada seorang wanita apalagi mereka adalah adik angkat sang istri , ia hanya menakuti mereka saja untuk membuat mereka menjawab pertanyaannya tadi .     

"Sekarang katakan padaku , apa alasan kalian mengatakan hal sekejam itu kepada istriku ." Tanya Fernando kembali sambil duduk di hadapan Amber dan Bella yang sudah berlutut .     

"Kak Vio tak pantas mendapatkan kebahagiaan seperti ini disaat kami semua hancur seperti ini , dia tak bisa menjadi orang yang selalu beruntung karena itu tidak adil ." Jawab Bela dengan terbata-bata.      

"Iya benar... kak Vio tidak bisa hidup bahagia sendirian di saat kami semua menjalani hidup sebagai pelacur , dia tidak berhak bahagia diatas penderitaan kami ." Imbuh Amber sambil mengangkat wajahnya menatap kearah Fernando dengan mata yang memancarkan kebencian .     

Fernando hanya terdiam mendengar perkataan Amber dan Bella yang sama sekali tak ia duga itu , karena kehabisan kata-kata Fernando lalu melambaikan tangannya ke arah Teddy . Fernando memanggil Teddy untuk mendekatinya ,tak lama kemudian Teddy terlihat sudah berada di samping Fernando.      

"Bahwa kedua gadis ini ke rumah sakit jiwa dan pastikan mereka berdua ada di sana untuk selama-lamanya."  Ucap Fernando dingin sambil menatap ke arah Amber dan Bella yang sedang berlutut di hadapannya .     

Bersambung     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.