You Are Mine, Viona : The Revenge

Mengalah



Mengalah

0Sejak kedatangan Jenny dan Amina hari-hari Viona terasa lebih ceria dan berwarna  , ia yang beberapa hari lalu hanya duduk di balkon melihat pemandangan kini punya kegiatan lain . Ia dan kedua adiknya asik membuat muffin di dapur sehingga membuat beberapa orang juru masak menjadi bingung , karena tak diizinkan untuk membantu apa yang dilakukan oleh sang nyonya .     
0

"Wajah cantik sekali warnanya ." Ucap Viona dengan bersemangat ketika melihat muffin choco chips miliknya mengembang dengan sempurna setelah dikeluarkan dari dalam oven .     

"Punyaku juga kak .!!" Pekik Jenny tak mau kalah sambil menunjukkan muffin dark choco miliknya pada Viona .     

"Kalian berdua jangan sombong anak muda , lihat punyaku ." Sahut Amina dengan keras , di tangannya sudah membawa Blueberry muffin dan Nutella muffin yang meleleh .     

Viona dan Jenny langsung terdiam melihat muffin yang dibuat oleh Amina , selama di Inggris Amina lah orang di balik kesuksesan toko mereka selama beberapa tahun yang lalu . Jadi wajar muffin buatan Amina terlihat sangat menggoda ketimbang buatan Viona dan Jenny .     

"Menyebalkan huh …" Ucap Jenny dengan ketus sambil meletakkan muffin buatannya diatas meja .     

"Aku mau coba yang blueberry boleh Amina .?" Tanya Viona gagal fokus .     

"Awwww .!!" Jerit Viona kesakitan sambil memegang tangannya yang dicubit oleh Jenny .     

Alih-alih minta maaf Jenny justru menarik Viona menjauh dari Amina dan membisikkan beberapa kaya pada Viona , tak lama kemudian raut wajah Viona yang tadinya sangat tergoda dengan muffin buatan Amina langsung berubah menjadi tatapan tajam penuh persaingan . Disebelah Viona sang adik bungsu Jenny nampak melipat kedua tangannya di dada sambil tersenyum penuh kemenangan .     

"Kenapa kak .?" Tanya Amina sambil tersenyum , ia tahu kalau Jenny sudah mempengaruhi Viona .     

"Aku tak mau mencoba muffin mu lagi ." Jawab Viona sambil membuang muka ke arah lain mencoba mengacuhkan Amina .     

"Ohh jadi kakak tidak mau ? ya sudah aku habiskan sendiri ." Ucap Amina sambil membelah blueberry muffin miliknya menggunakan tangan sehingga terlihat dengan jelas bagian dalam muffin yang menggoda .     

Aroma muffin milik Amina terasa sangat menggoda , bahkan blueberry yang lumer pun terlihat cantik bersatu dengan muffin . Viona langsung berteriak ketika Amina memasukkan setengah dari muffin yang baru saja ia belah itu ke dalam mulutnya .     

"Aku minta Amina ." Ucap Viona memelas , dia memang selalu tak dapat menahan diri ketika melihat muffin buatan Amina .      

"Tadi bukannya kakak bilang tak mau ya ." Ejek Amina sambil mengunyah muffin blueberry nya dengan nikmat .     

"Aku disuruh Jenny , aku mau Amina please ." Pinta Viona dengan mata yang membulat seperti mata anak anjing .     

"Ha ha ha … tak usah memandangku dengan tatapan seperti itu kak , punyaku masih banyak kak sebentar aku keluarkan dari oven ." Sahut Amina sambil tersenyum penuh kemenangan ke arah Jenny yang tak percaya kalau Viona sudah kembali tergoda dengan muffin buatan Amina .     

Jenny hanya melipat tangannya di dada sambil melihat Viona dan Amina menikmati maafin blueberry yang baru keluar dari oven di meja makan ,  ia merasa jengkel karena selalu kalah jika membuat muffin dari Amina . Viona menyikut lengan Amina untuk melihat ke arah Jenny yang masih merajuk , Amina terlihat menahan tawa ketika melihat Jenny masih marah ia pun bangun dari kursinya dan mendekati sang adik bungsu di dapur untuk diajak makan bersama di meja makan . Pada awalnya Jenny menolak karena gengsi akan tetapi ia akhirnya luluh ketika melihat Viona memancingnya dengan memakan muffin nutella yang meleleh coklatnya , mereka bertiga akhirnya menikmati muffin buatan Amina bersama-sama dengan penuh tawa .      

Fernando yang berdiri di tangga tersenyum tipis ketika melihat istrinya kembali ceria , ini adalah hari keempat mereka tak bertegur sapa . Ia sangat rindu pada Viona akan tetapi masih ada rasa ragu di dalam dadanya untuk mendekati Viona kembali , karena Viona terlihat sedang menghindar darinya dan itu membuat Fernando semakin merasa bersalah .      

"Tuan ayo kita harus segera datang ke tempat pendaftaran , ini adalah hari terakhir ." Ucap Justin membuyarkan lamunan Fernando .     

"Iya Justin aku mengerti ." Sahut Fernando dengan cepat sambil tersenyum .     

Fernando kemudian mempercepat langkah kakinya untuk menuruni tangga , ia lalu langsung menuju ke pintu keluar dimana semua orang sudah menunggunya . Fernando pergi ke kantor pemilihan umum untuk melakukan registrasi di hari terakhir pemilihan calon anggota parlemen , sebenarnya beberapa orang sudah ada yang menawarkan diri untuk mengirimkan berkas miliknya ke kantor pemerintahan itu akan tetapi Fernando menolak karena ingin melakukannya sendiri .      

Viona yang sedang menikmati muffin nutella dengan lahap tiba-tiba terdiam ketika melihat Fernando berjalan dengan cepat ke arah pintu tanpa berpamitan dengannya , Jenny dan Amina pun langsung berusaha menenangkan Viona dengan mengajaknya bercanda kembali . Mereka tahu sang kakak dan kakak iparnya masih terlibat perang dingin . Setelah selesai menikmati muffin bersama Viona membagikan muffin buatannya dan kedua adiknya kepada semua pelayan yang ada di rumah , termasuk para bodyguard yang berjaga di luar istana . Setiap orang mendapatkan tiga buah muffin yang terdiri dari muffin choco chips buatan Viona , muffin dark choco buatan Jenny dan muffin blueberry yang dibuat oleh Amina yang di mix dengan muffin nutella .      

Semua pelayan nampak sangat senang ketika menerima muffin itu , mereka terlihat lahap sekali memakan muffin-muffin yang dibuat oleh Viona dan kedua adiknya .      

"Sepertinya mereka sangat menyukainya kak ." Bisik Amina pelan pada Viona .     

"Iya ." Sahut Viona dengan cepat dengan senyum mengembang ketika melihat semua orang sedang menikmati muffin .      

"Apa muffin untuk kakak ipar sudah kakak pisahkan ? " Tanya Jenny tanpa rasa bersalah .     

Viona langsung terdiam mendengar perkataan Jenny , senyum bahagiannya pun langsung menghilang ketika mendengar perkataan Jenny . Amina langsung menginjak kaki Jenny untuk memberinya pelajaran karena sudah bicara sembarangan , pada awalnya Jenny terlihat marah karena kakinya terasa sakit akibat injakan Amina namun tiba-tiba ia menyadari kesalahannya dan langsung menutup mulutnya dengan cepat ketika melihat perubahan ekspresi Viona .     

"Aduhhh bagaimana ini .?" Tanya Jenny tanpa suara pada Amina .     

"Salahmu ini , makanya kalau mau bicara dipikir dulu .!!" Sahut Amina dengan gemas dengan suara lirih .     

Jenny menggaruk rambutnya yang tak gatal dan mengutuk dirinya sendiri atas kebodohannya bicara sembarangan pada Viona , tak lama kemudian tangan Amina terlihat menarik tangan Jenny dengan kasar karena Viona terlihat berjalan pergi meninggalkan ruang tamu menuju ke taman . Mereka berdua lalu terdiam mengikuti di belakang     

Viona yang sedang memeriksa tanaman bunga miliknya tanpa bersuara .     

Dalam perjalanan menuju ke kantor pemilihan umum Fernando terlibat pembicaraan serius dengan Justin dan Harry ,mereka berdua nampak sangat terkejut mendengar perkataan Fernando .     

"Anda serius dengan ucapan anda itu tuan .?" Tanya Justin dan Harry bersamaan dengan kaget .     

"Yup , aku sudah memikirkan ini selama beberapa hari terakhir ." Jawab Fernando sambil tersenyum .     

"Tapi kan anda sudah ….     

"Sudahlah Justin , aku akan mencari jalan lain untuk menemukan apa yang aku mau tanpa melakukan ini . Kebahagiaan Viona menjadi prioritas utama bagiku saat ini ." Ucap Fernando dengan cepat memotong perkataan Justin .     

"Baiklah tuan kalau itu keinginan anda , saya tak bisa berkata apa-apa selain hanya bisa mendukung apapun keputusan anda ." Sahut Justin sambil menundukkan kepalanya di hadapan Fernando      

"Terima kasih , kalian berdua sudah berusaha sampai sejauh ini . Aku sangat menghargai usaha kalian berdua ." Puji Fernando pada Justin dan Harry yang duduk di hadapannya .     

"Ini bukan apa-apa tuan , saya melakukannya dengan tulus sebagai bentuk pengabdian saya kepada anda tuan ." Pekik Justin dengan cepat menolak ucapan terima kasih dari Fernando .     

"Saya juga tuan , anda tak perlu berkata seperti itu !!!semua yang kami lakukan adalah bentuk penghormatan dan kesetiaan kami kepada anda , jadi anda tak perlu berkata seperti itu ." Imbuh Harry dengan cepat menimpali perkataan Justin .     

Fernando tersenyum mendengar perkataan kedua asisten pribadinya itu , ia kemudian memejamkan kedua matanya dengan bersandar di kursi mobil menikmati perjalanan menuju ke gedung pemerintahan .      

Sesampainya di kantor pemilihan umum semua wartawan terlihat mengerubungi mobil Fernando dan bersiap melakukan sesi tanya jawab , akan tetapi karena pengamanan yang diberikan oleh para bodyguardnya Fernando terlihat bisa berjalan dengan santai menuju ke dalam gedung . Alih-alih langsung pergi ke ruang registrasi Fernando justru berdiri ke lapangan besar yang ada diluar , melihat Fernando berdiri di tempat yang lebih luas para pewarta berita langsung menyusulnya kesana .     

"Terima kasih atas semua kepercayaan dan dukungan kalian tapi ini adalah keputusan terakhir yang sudah saya pikirkan selama beberapa hari terakhir , saya harap kalian semua bisa mengerti dan tetap mengikuti pemilu ini dengan bersemangat ." Ucap Fernando menutup pengumumannya dengan suara lantang .     

Jenny yang sedang menikmati teh hijau hangat buatannya di ruang tamu nampak terkejut ketika melihat siaran berita yang ada di televisi , ia langsung berteriak memanggil Viona dan Amina yang duduk disebelahnya .     

"Kakkkk lihat itu .!!!" Pekik Jenny sambil memukul-mukul sofa tempatnya duduk berusaha memanggil Viona yang sedang duduk membelakanginya .     

"Ada apa….." Viona tak dapat menyelesaikan perkataannya ketika melihat Fernando di televisi , air matanya langsung mengalir mendengar perkataan sang suami .     

Bersambung     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.